Sajadah merah episode 7 : Salah alamat
Berbagai macam tanaman bunga menghiasi taman samping kediaman Mizuruky, seseorang dengan senyum manisnya memperhatikan tanaman tersebut, matanya tertuju pada seorang pria tinggi rupawan, pria itu memegang pipa air untuk menyiram tanaman tersebut,"Kalau dipikir-pikir, dia memang sangat tampan. Bahkan mungkin, di zaman sekarang ini sulit menemukan seorang pria serupawan dirinya, sudah baik sholih lagi." Tanpa sadar senyum mengembang di bibirnya, sedetik kemudian pria itu telah hilang dari pandangan matanya, iris kecolkatannya mencari-cari keberadaan si pria tersebut.
Greb…
Gadis itu terkejut ketika merasakan sebuah lengan kokoh melingkar di pinggang rampingnya,"Mencariku?"
Suara berat nan merdu menyapa telinga membuat bulu kuduk merinding, jantung berdegup tidak karuan, bibir terdiam tanpa berniat bicara,"Aku punya sesuatu yang ingin ku tunjukkan padamu."
Dahi Fira berkerut mendengar ucapan suaminya, mau tidak mau ia mendongak menatap wajah sang suami,"Apa?" tanyanya penasaran.
"Bukankah kau kemarin mengatakan tentang pak tani bertopi dipenuhi rumput?" balas Maulana. Gadis itu mengedipkan matanya berkali-kali, otaknya terasa kosong ketika mulut manis pria itu mengatakan sesuatu tentang pak tani bertopi dipenuhi rumput, apa yang kira-kira akan pria itu lakukan?.
"Aku akan menunjukkannya padamu, tapi kau harus ikut dengaku."
Fira sock mendengarnya, ia bahkan lupa caranya menutup mulut, bagaimana mungkin pria itu bisa menunjukkan benda pusaka milik seorang pria terhadapnya tanpa rasa malu sedikit pun, dia harus mencari cara untuk membuat suaminya membatalkan niatnya tersebut, ia pun membalikkan pandangannya dengan wajah memerah sempurna,"A-apa kau gila?! apakah kau tidak merasa malu menunjukkan barang pusakamu padaku?" balasnya menyembunyikan rasa malunya.
Maulana menaikkan sebelah alisnya, barang pusaka apa? Kenapa istrinya itu selalu mengatakan istilah-istilah yang tidak dimengarti sama sekali,"Barang pusaka apa? Sayangku, suamimu ini tidak punya barang pusaka seperti pikiranmu."
Fira sangat kesal melihat pikiran lemot suaminya itu, mana mungkin seorang pria tidak memiliki barang pusaka, dan suaminya itu jelas punya malam itu tanpa sadar tangan mungilnya telah menyentuh barang tersebut hingga membuat tidak bisa tidur semalaman untuk pemilik barang tidak menyadari karena tertidur. Ia pun membalikkan badan lalu menatap suaminya geram,"Mana mungkin kau tidak memiliki barang pusaka, jelas-jelas malam itu tangan ku tidak sengaja menyentuh barang pusaka milikmu. Sekarang kau ingin menunjukkan barang pusaka mu padaku?! aku sangat percaya kalau barang mu sangat besar ketika berdiri tegak." Wajahnya sudah panas hingga ke ubun-ubun hanya karena mengatakan kalimat itu.
Tapi tetap saja Maulana tidak mengerti, kemarin gadis itu mengatakan tentang pak tani bertopi dipenuhi rumput, sekarang barang pusaka. Yang dia tahu barang pusaka itu ya, seperti keris, batu akik tetapi pusaka umat islam itu adalah Al qur an, dan yang dia miliki artinya hanya al qur an, kalau tangan gadis itu tanpa sengaja menyentuh al qur an besar miliknya memangnya kenapa? Sengaja disentuh juga tidak masalah bukan? Sedang untuk pak tani bertopi, dirinya sendiri telah memintak pelayan untuk membuatkan orang-orangan sawah lalu diberi caping lalu ditaruh dikebun belakang, tapi kenapa reaksinya sangat aneh begitu?.
"Istriku, kenapa wajahmu seperti kepiting rebus begitu? Tidak apa jika kau tidak sengaja menyentuh pusaka milikku, sengaja juga tidak apa-apa. Aku sengaja membuatnya besar, agar lebih mudah untuk dilihat dan dipegang semua orang, setiap malam jum'at barang pusaka itu aku keluarkan untuk dipamerkan di depan jamaah masjid," balas Maulana.
"KAU GILA! Tidak seharusnya seorang pria yang terlihat alaihim sepertimu melakukan perbuatan tidak bermoral seperti itu, kau seharusnya mengerti kalau barang pusakamu itu hanya boleh ditunjukkan pada istrimu saja, bukan kau pamerkan pada banyak orang. Bagaimana tanggapan orang kalau ada seorang pria telanjang di depan masjid setiap jum at," jawab Fira tidak dapat menahan emosinya.
Kali ini giliran Maulana yang dibuat keheranan, kenapa menunjukkan al qur an untuk dibaca semua orang harus disebut perbuatan tidak bermoral dan kenapa juga dirinya harus telanjang di depan banyak orang,"Sayang, kenapa sangat marah. Bukankah barang pusaka umat muslim itu adalah al qur an? Bukankah kau tadi bilang, kalau kau tidak sengaja menyentuh al qur an yang ukurannya besar? Apa yang salah dengan aku menunjukkannya pada banyak orang untuk dibaca? Lalu kenapa suamimu ini harus telanjang?"
Lagi-lagi Fira hanya melongo karena ternyata dirinya salah alamat, suaminya membicarakan mengenai al qur an sedang dirinya membicarakan masalah yang lain,"Lalu, pak tani bertopi yang kau maksud itu apa?" dari pada salah sasaran lagi lebih baik dirinya bertanya secara langsung. Perbedaan manusia dengan pikiran lurus dengan manusia pikiran mesum.
"Orang-orangan sawah," jawab Maulana menunggu reaksi istrinya.,
"Baiklah, ayo! Aku juga mau lihat," balas Fira dengan senyum manisnya, ia bahkan menggandeng tangan sang suami seperti baru saja mendapat pencerahan. Pria itu menggelengkan kepala melihat sikap sang istri, sebentar marah sebentar baik.
Mendadak hatinya kembali terasa nyeri, ia pun menghentikan langkahnya sebelah tangannya menyentuh bagian hati yang sakit. Pria itu meringis menahan sakit. Fira heran ketika melihat suaminya tiba-tiba menghentikan langkah kakinya, ia pun membalikkan tubuhnya, matanya membulat ketika melihat sang suami membungkukkan tubuhnya menahan sakit, wajah pria itu sangat pucat, keningnya berkeringat,"Kau, kenapa?" tanyanya.
Maulana mendongakkan kenapalanya, ia memaksakan bibirnya untuk tersenyum, dirinya telah berjanji dalam hati tidak akan pernah mengeluh di depan istrinya juga tidak akan meminta gadis itu untuk memberikan separuh hati untuk dirinya,"Tidak apa, aku hanya ingin ke toilet sebentar. Apakah kau mau menungguku?" balasnya lemah.
Gadis itu mengangguk, ia pun melepaskan tangan sang suami dan membiarkan pria itu pergi, entah kenapa hatinya terasa perih melihat pria berstatus sebagai suaminya itu terlihat kesakitan,"Kenapa aku merasa sedih? Bukankah aku tidak perduli dengan apapun yang terjadi padany, bukankah aku berpikir akan lebih baik kalau dia tidak ada, jadi aku bebas untuk mencari pangeran pujaan hatiku?"
**
Bruk…
Maulana tersungkur di lantai kamarnya, hidungnya mengeluarkan darah wajahnya semakin pucat, pandangannya kabur,"Tuhan, apapun yang kau berikan padaku, aku percaya itu terbaik untukku. Engkau tidak akan menguji manusia di luar batas kemampuannya. Tapi aku mohon padamu, lindungi istriku, pertemukan dia dengan seseorang yang telah dicintainya, berikan kebahagiaan untuk mereka, karena sesaungguhnya dari lubuk hati terdalam, aku sangat mencintainya." Pria itu menutup matanya karena tidak mampu menahan sakit yang mendera bagian tubuhnya, meski begitu bibirnya tetap tersenyum meski terlihat sangat pucat.
begitu bibirnya tetap tersenyum meski terlihat sangat pucat.
Apakah yang terjadi pada Maulana sebenarnya?
Apakah akhirnya Fira bisa mengetahui ketulusan cinta pria itu?
Mampukah Maulana bertahan menghadapi penyakitnya?
Akankah Fira bersedia memberikan separuh hatinya demi kelangsungan hidup suaminya tersebut?