Chereads / Sajadah Merah / Chapter 4 - episode 4: Pernikahan tersembunyi

Chapter 4 - episode 4: Pernikahan tersembunyi

Sajadah merah episode 4: Pernikahan tersembunyi

10 tahu berlalu, Fira tumbuh menjadi gadis remaja cantik dan ceria dengan uang bulanan yang diberikan Maulana gadis itu bisa menyelesaikan pendidikan SMAnya, tetapi hatinya gelisah dan merana mendengar majikan ibunya ingin menikahkan dirinya dengan putranya, dia tidak menginginkan permikahan dengan siapapun selain dengan seorang pria yang dianggap sebagai suami 10 tahun yang lalu.

"Fira, ibu yakin, tuan muda Mizuruky adalah orang yang baik. Dia akan menjadi suami dan imam untukmu, lagi pula kita sudah berhutang banyak pada keluarga Mizuruky, jadi tidak ada salahnya kau menerima lamarannya." Kirana ibu gadis itu mencoba untuk membujuk putrinya.

"Bu, aku sudah punya suami. Aku sudah berjanji padanya akan menikah dengannya ketika dewasa nanti, aku yakin kak Maulana pasti akan datang dan melamarku. Aku tidak mau menikah dengan seorang pria berumur 30 tahun, ibu. Dia pasti berbadang besar dan pendek, bulat. Pokoknya aku tidak mau." Fira menolak keinginan ibunya, hatinya masih ingin menunggu pria pujaan hatinya.

"Nak, kamu harus bersiap. Sebentar lagi kau mereka akan datang." Setelah mengatakan kalimat itu, Kirana langsung pergi meninggalkan putrinya di dalam kamar sendirian, ia berharap putrinya tersebut mau mengerti.

**

Pernikahan pun terjadi, meski hanya ijab qobul tanpa resepesi karena gadis itu tidak berkenan siapapun tahu tentang pernikahannya, jadi Maulana hanya menuruti keinginan gadis kecilnya dan hanya mengundang orang-orang terdekatnya.

"Fira."

Semenjak ijab qobul selesai gadis itu seperti memasang permusuhan dengannya, bicara tidak, senyum apa lagi. Wajahnya jutek seakan dirinya adalah manusia jahat yang telah merampas kehidupan indahnya.

Mualana melangkahkan kaki mendekati sang istri yang masih berdiri di depan cermin sambil melepasi riasannya,"Sayang, apakah kau perlu ku bawa ke THT?"

Fira mengerutkan kening mendengar pertanyaan tidak masuk akal dari suaminya, kenapa juga dirinya harus dibawa ke THT? Memangnya ia punya masalah dengan telinga, hidung, tenggorokan?

"Aku ini masih sehat, jadi ngapain kamu tanya begitu segala?! nggak penting banget si!" balasnya jutek.

Maulana duduk bersender di meja rias, ia memandangi istrinya dari samping, sepertinya gadis itu sangat membencinya,"Kalau telingamu tidak bermsalah, kenapa ketika dipanggil tidak menjawab? Kau membuat suamimu salah paham dengan mengira telingamu bermasalah."

Perempatan kesal terlihat di pelipis gadis itu, kenapa pria itu sangat menjengkelkan? Masak iya dirinya dikira budek. Fira menaruh jepitan rambut terakhir lalu menatap suaminya galak,"Kau pikir aku budek?! untuk apa aku harus menjawab panggilan orang yang telah menghancurkan hidupku?! kalau kau pikir aku tidak tahu alasan orang tuamu menginginkan aku menjadi istrimu itu salah…" gadis itu menatap suaminya nyalang.

Maulana tersenyum mendengar omelan istrinya, ia pikir gadis itu hanya masih kesal karena menikah diusia muda,"Memangnya apa yang kau tahu?" tanyanya lembut.

"Orang tuamu ingin aku memberikan hatiku padamu! Aku tidak akan pernah memberikan hatiku pada manusia licik sepertimu! Lebih baik aku melihatmu mati dari pada aku harus memberikan organ hatiku padamu." Fira berteriak di depan suaminya meluapkan segala emosi dan kemarahan yang ada padanya.

Maulana terkejut mendengar ucapan istrinya, ia sama sekali tidak pernah memiliki niat menikah hanya untuk mengambil organ penting seseorang, tanpa terasa setetes air mata jatuh dari iris birunya tapi segera dihapusnya sebelum gadis itu dapat melihat sakit dalam hati mendengar ucapan sang istri.

"Sepuluh tahun yang lalu, kau sangat ingin menjadi istriku. 10 tahu yang lalu kau berniat memberikan hatimu untukku, 10 tahun yang lalu kau menjadi gadis kecil manis yang mengharap cinta dariku. Tapi, setelah aku memenuhi keinginan mu menjadi istriku, kau menuduhku sebagai pria licik yang menikahimu hanya untuk mengambil hatimu. Gadis kecilku, mana mungkin aku memiliki keinginan untuk itu, aku sudah menjalani pengobatn selama 10 tahun, hingga sekarang belum ada hasilnya, karena itu aku menikahimu karena ingin memenuhi harapanmu. Kau menungguku, karena itu aku datang. Kalau saja sewaktu-waktu aku tak dapat menahan penyakit ini, setidaknya aku telah memenuhi janjiku padamu," batinnya pilu.

Fira menautkan alisnya memandang suaminya, ia yakin diamnya pria itu karena tidak menyangka kalau dirinya tahu niat buruknya.

"Kenapa diam? Apakah kau tidak menyangka, kalau aku sudah tahu niat busukmu?!"

Maulana tersenyum sedih, ia pun menegakkan tubuhnya lalu melangkahkan kaki membuka almari dan mengambil sebuah sajadah berwarna merah lalu kembali mendekati istrinya.

"Sholatlah, Insya Allah dengan sholat hatimu akan merasa lebih baik." Ia menyodorkan sajadah itu pada istrinya.

Fira memandang sajadah merah di tangan sang suami, perlahan ia mengambilnya lalu memeluknya,"Dulu, aku pernah bertemu dengan seorang pria. Dia memberiku maskawin berupa sajadah merah, aku menyimpannya dalam kotak, tapi kotak itu hilang. Aku sangat mencintainya, aku berjanji akan memberikan hatiku padanya. Tapi, kemarin ketika aku bertemu dengannya, dia malah tidak mengenaliku." Tetesan air mata jatuh dari pelupuk iris kecoklatan gadis itu.

"Tidak, Fira. Aku tidak melupakanmu, kau yang melupakanku. Kau salah mengenali seseorang," batin Maulana. Pria itu menarik gadis itu kedalam pelukannya, ia membelai surai hitam istrinya dan mengusapnya penuh dengan kasih sayang.

"Sayang, kau tidak perlu bersedih. Jika memang dia jodohmu, Insya Allah kau akan dipersatukan Allah dengannya. Sekarang lebih baik kau ambil air wudhu dan kita sholat jamaah," balas Maulana lembut. Setelah merasa cukup, ia melepaskan dekapannya lalu memandang istrinya lembut.

"Surat Ar-Ra'd Ayat 28

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. Salah satu cara mengingat Allah yaitu dengan sholat dan dzikir.

اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ

Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku. Surat at thaha ayat 14. Karena itu, sekarang kau ambillah wudhu lalu kita sholat." Maulana mengusap iar mata yang membasahi pipi gadis itu.

Fira memandang paras rupawan suaminya, ia teringat kalau pria yang dia temui 10 tahun yang lalu itu juga pintar dalam agama, tanpa sadar bibirnya membentuk senyuman,"Aku yakin, paman Maulana di luar sana juga akan menyuruhku sholat kalau aku lagi marah-marah. Baiklah, aku akan sholat, siapa tahu suatu hari nanti aku akan berjodoh dengannya." Setelah itu ia berbalik dan masuk kekamar mandi.

Maulana tersenyum tipis mendengar harapan istrinya, dia sudah bertemu dengan pria itu hanya saja ia tidak mengenalinya.

Pria itu menyerngit ketika bagian hatinya terasa sakit, ia pun membungkuk mencengkram bagian hatinya dengan langkah terseret dia mendudukkan diri di tepi ranjang,"Rasa sakit di tubuh ini mampu ku tahan, tapi sakit karena ucapanmu seakan membuatku tak mampu untuk bernapas. Mana mungkin aku akan mengambil hatimu, suamimu ini rela kehilangan nyawa daripada mengambil hatimu," gumanya.

"Arrg…." Dia mengerang tertahan, meski telah 10 tahun ia mengidap penyakit ini tapi tetap saja rasanya tidak terbiasa, ingatannya berputar pada ucapan dokter yang mengatakan bahwa dirinya harus segera mendapat donor hati dalam waktu 6 bulan, kalau tidak bisa jadi nyawanya akan terancam. Maulana pasrah dengan apapun ketetapan Allah, tapi apapun yang terjadi ia sangat tidak ingin melukai siapapun terutama istrinya.