Rasa takut dan cemas kembali hadir di benak Elmayra, sepagi ini dirinya sudah bangun, padahal Zofran masih nyenyak berselimut dan merengkuh dirinya.
Di dapur Elmayra mengalihkan segala perasaan yang berkecamuk di dalam benaknya.
"Mayra?" Mayra menengok menatap siapa yang memanggilnya, ternyata Regina dengan baju tidurnya yang masih berantakan sedang mengambil air minum.
"Ada apa?" tanya Elmayra sopan dan lembut.
"Maaf atas kejadian semalam, aku dan Zofran..."
"Cukup Regina, aku tidak ingin membahasnya lagi, hubungan mu dengan suami ku hanya masa lalu kalian berdua, kalian sudah memilih jalannya masing masing." ucap Elmayra tegas, dia mematikan kompor dan menghidangkan sup di atas meja makan.
"Mayra, dengarkan penjelasan ku dulu." ucap Regina yang masih saja keras dengan pendiriannya.
"Apa yang harus kau jelaskan? meninggalkan Zofran sampai dia berubah, dingin terhadap semua orang karena dirimu? atau kau bangga sudah membuat suami ku menderita dengan keadaan dirimu yang hamil diluar nikah?" tanya Elmayra dengan sedikit santai namun penuh penekanan.
"Mayra, aku akan bercerai dengan Adi, aku ingin memperbaiki hubungan ku dengan Zofran kembali, dan aku yakin Zofran masih memiliki hatinya untuk ku."
"Kau gila? Regina! Zofran adalah suami ku, SUAMI KU REGINA! Jangan menjadi pengacau, hidup Zofran sudah berbeda sekarang! kau wanita atau apa? meminta izin pada ku untuk merebut suami ku?"
Elmayra pergi meninggalkan Regina dengan seribu diamnya, Elmayra menatap Zofran yang masih terlelap dalam tidurnya padahal waktu sudah pukul 06.30.
Elmayra naik keatas ranjang mencium dan mengelus rambut suaminya itu dia meneteskan air matanya yang luruh bersama kecupan kecupannya.
Zofran terbangun, namun menatap Elmayra yang menangis dia kembali memeluknya dan membalas kecupan Elmayra.
"Ada apa El? kau sakit?"
tanya Zofran lembut sambil mengelus punggung Mayra.
"Kau tidak akan meninggalkan ku kan?" tanya Mayra penuh selidik.
"Masih ingat janji ku? El, kau istri ku, istri ku sekali seumur hidup ku, meski pernikahan ini tanpa cinta dari ku, tapi kenyamanan sudah cukup untuk ku, hanya kamu yang bisa membuat ku senyaman ini." jelas Zofran dengan lirih.
"Berjanjilah tidak akan pernah kembali ke masa lalu mu."
"Aku berjanji, hanya kamu yang terakhir, hanya kamu ibu dari anakĀ² ku, hanya kamu istri ku, hanya kamu wanita dalam hidup ku, Elmayra." ucap Zofran penuh penekanan.
Mayra mengangguk, lantas menyuruh Zofran mandi dan turun untuk sarapan, karena semua menu sarapan sudah tersedia di meja makan.
Xafie dan Gita adalah dua orang anak kecil yang berada diantara keluar besar itu, yang lain remaja dan dewasa.
"Tante Mayra, Xafie mau susunya dong." ucap Xafie yang terlihat manja dengan Mayra sejak kedatangan Mayra dan Zofran dua hari lalu.
"Baiklah, ini untuk jagoan." ucap Mayra sambil menyuguhkan roti dan buah untuk suaminya.
"Ini untuk mu." ucap Mayra pada Zofran, Zofran menarik tangan Mayra dan mengecupnya.
"Terimakasih istri ku tercinta."
"Sama sama Sayang." ucap Mayra tulus.
"Tante Mayra nanti kalo aku sama mami main ke rumah Tante Mayra sama om Zofran, boleh gak aku menginap disana, sekalian minta ajarin main gitar sama om Zofran." ucap Xafie.
"Kenapa harus sama om Zofran? Xafie, Tante Mayra itu juga jago main gitar loh..." sekarang Gita yang berceloteh.
"Xafie maunya sama om, kalo laki-laki itu mainnya harus sama laki-laki." Xafie menimpali kembali ucapan Gita.
"Memang kapan Xafie mau ke rumah om?" tanya Zofran.
"Kalau nanti pulang dari villa boleh gak om? Xafie kan juga lagi liburan."
"Terserah, tapi tanya mami kamu aja, pintu rumah om selalu terbuka buat siapapun, iya kan Sayang." tanya Zofran pada Mayra.
Mayra tersenyum, "iya, kalau nanti Xafie mau main, ke rumah Oma Rida, biar Tante beresin kamar buat Xafie, Tante pasti seneng banget karena ada teman main, Oma juga pasti seneng kalau ada Xafie."
"Yey... Mami boleh ya, Xafie ke rumah Oma Rida." bujuk Xafie pada Regina.
"Boleh, tapi mami gak janji lama ya, soalnya mami kan juga harus ada kerjaan yang masih jadi tanggung jawab." ucap Regina.
Zofran tersenyum, menatap Mayra yang sudah lebih tenang dan dewasa sekarang, ah... bukan Mayra memang selalu begitu.