Mayra membuka matanya setelah lelah dengan perbuatan Zofran sampai pukul 4 tadi pagi, namun ketika dirinya bangun di pagi yang bisa di katakan bukan pagi lagi namun menjelang siang.
"ah... sudah sesiang ini ternyata, suami ku pasti sudah pergi, memiliki suami workaholic memang menyebalkan..." namun Mayra tersenyum dengan rona merah di pipinya.
"ternyata manis juga ICE MAN ku ini." Mayra menatap troli makanan yang ada di samping tempat tidurnya.
Mayra mengenakan baju tidurnya kembali, baju satin dengan tali spaghetti bersama jubahnya.
Mayra mengambil kertas yang merupakan note yang di tinggalkan Zofran pagi tadi sebelum dirinya bekerja di lantai 24, hotel ini.
" My wife.
Silahkan di makan istri ku, hari ini aku tidak bisa menemani mu makan pagi, pekerjaan ku tidak untuk menunggu dirimu bangun, jika kau ingin pergi ke Cafe, maka pergilah supir akan mengantar dirimu, jaga diri baik².
Your Husband...❤️
Mayra hanya tersenyum dan meminum air putih yang berada di sana.
Mayra memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, setelah bersih dan berpakaian, barulah ia menyantap makan pagi sekaligus makan siangnya.
Mayra menelpon sang supir untuk memastikan bahwa dirinya akan pergi sekarang, Mayra bergegas menuju cafenya.
Sesampainya di cafe Rida, Xafie dan Regina sudah berada disana.
Xafie yang sedang menikmati cheesecake dan Rida yang menikmati strawberry short cake, mengalihkan pandangan menuju Mayra yang baru saja datang.
"Hallo mami..." Elmayra tersenyum dan mencium pipi kanan sang mertua.
"hallo sayang, kemana suami mu? tumben datang siang?" ucap Rida yang tau jam kerja Mayra tidak pernah telat.
"Dia sedang bekerja mami, seperti biasa." tukas Mayra, lalu Rida menatap wajah Mayra, menatap leher Mayra yang ada bekas Zofran semalam.
Rida hanya bisa tertawa, dia sedikit malu membayangkan, namun juga bahagia, bahwa Zofran dan Elmayra baik baik saja.
Regina menyesap capuccino miliknya dengan tatapan kesalnya, namun Xafie tidak pernah mengerti apa yang membuat maminya itu begitu kesal dengan Mayra, padahal selama ini Xafie sangat nyaman bersama Elmayra.
"Tante, nanti Xafie sama Oma mau ke kantor om mau ajak om makan di restoran, sekalian beli mainan seperti yang om janjikan." ucap Xafie dengan nada anak kecilnya.
"Ya... tapi sepertinya Tante tidak bisa ikut, Tante masih ada banyak pekerjaan di atas." ucap Mayra lembut, namun Xafie segera memasang wajah kesalnya.
"ah... Tante gak seru, Xafie kan juga mau nantangin Tante Mayra main basket." Xafie sangat suka main basket di Timezone, dan Mayra pernah berjanji untuk tanding dengannya waktu di villa.
"Xafie, tantenya kan bilang gak bisa kamu ngerti dong, biar nanti sama mami atau om saja mainnya." ucap Regina.
Namun Mayra hanya bisa tersenyum sekarang.
"Xafie, mami, Regina, aku harus ke atas mengontrol beberapa dokumen, silahkan diteruskan aktivitasnya, bay mam..." lalu Elmayra pergi ke ruangannya untuk menyelesaikan beberapa dokumennya, namun selang 30 menit mami masuk kedalam ruangan 4x3 meter yang berisi meja, kursi, sofa dan sebuah rak buku.
"eh... mam? ada apa?" ucap Mayra yang kaget.
Rida tersenyum, "jadi semalam kalian ada kerjaan dimana? lembur sampai ga pulang?" ucap Rida menyindir.
"Di Hotel mam." dan Mayra menghela nafas.
"Kerja rodi, abis itu di tinggalin kerja sama anak mami." ucap Elmayra sambil tertawa.
"mami senang kamu dan Zofran baik baik saja dengan kehadiran Regina, tapi mami fikir lebih baik nanti kamu ikut, supaya Regina menjaga jarak."
"mami, percaya sama hubungan El sama Zofran kan?"
"mami percaya El, tapi mami takut ada kejadian yang membuat kalian salah faham nanti."
"mami, Mayra akan baik baik saja, dan Mayra percaya sepenuhnya dengan Zofran, apapun yang terjadi."ucap Mayra memenangkan.
Lalu Mayra dan Rida turun kebawah menyambut Zofran yang baru datang dan menggendong Xafie.
Mayra yang baru saja menyapa Zofran, langsung direngkuh dan diciumi oleh Zofran.
"El, kau tidak menggunakan syal?" Zofran bingung karena bekas mereka semalam masih ada disana dan itu terlihat jelas. Mayra bingung dan menatap Zofran, Rida tertawa.
Zofran mendekat dan berbisik.
"kau pagi ini tidak bercermin? tanda cinta ku masih ada disana, dan kau memamerkan itu? oh... sayang itu sungguh membuat ku bahagia."
Mayra kaget membulatkan matanya dan mencubit lengan atas Zofran.
Mayra gelagapan, sementara Zofran tersenyum dengan sangat bahagia, wajah yang sangat di tunjukan Zofran di muka umum.
"Zofran, Tante, harusnya kita pergi sekarang, agar tak terlalu lama membuang waktu." ucap Regina, sementara itu Xafie terus merengek ketika di ingatkan.
"baiklah, ayo sayang kita pergi." ucap Zofran pada Mayra.
"Maaf, suami ku, tapi hari ini banyak barang yang harus ku pesan, pembukuan bulanan pun belum sempat ku koreksi, jadi... aku tidak bisa ikut."
"Hei... siapa yang menerima pembukuan mu nantinya? aku bukan? aku bisa menundanya Beberapa hari, dan sekarang tanpa penolakan ayo..." ucap Zofran dengan seringai kejamnya.
"tidak bisa, kami belum memesan barang, dan belum mengeceknya, jika aku pergi bagaimana?"
Kali ini final, Zofran tidak bisa bernegosiasi dengan Mayra.
"baiklah, tapi nanti aku akan menjemputmu, ada yang mau kau titip?" tawar Zofran.
Mayra hanya tersenyum dan menggeleng.
"Tidak ada, hanya satu hal, Jaga mami dan pangeran kecil ini." sambil mencubit hidung Xafie.
"El, kau menyebalkan, kau hanya menghawatirkan mereka berdua, sementara kau tidak menghawatirkan aku?" Zofran membuat mukanya kesal.
"iya, jaga dirimu, aku menunggu mu, jangan lupa jemput aku..." Mayra mengecup pipi kiri Zofran.
"ILOVE YOU..." ucap Mayra.
"Too, my wife." ucap Zofran.
lalu mereka semua keluar dari cafe, Mayra hanya tersenyum melihat Xafie yang lebih dulu duduk di kursi depan bersama Zofran, sementara Regina juga ingin duduk di kursi yang sama dengan Xafie.
Mobil Regina masih terparkir rapih di depan cafe, mereka memilih naik mobil Zofran dan pergi bersama.