Kepala mereka berdua langsung menoleh kea rah asal suara secara bersamaan. Di kejauhan, tampak seorang gadis belia berwajah menarik sedang melambai-lambaikan tangannya dengan semangat ke arah Cristan dan berjalan cepat mendekati mereka berdua.
Sesampainya di depan Cristan, gadis muda tersebut langsung memeluk Cristan tanpa malu-malu.
"Kak Cristannnnn, aku kangen sekali pada kakak…" kata gadis itu dengan manja sambil menggelayut di lengan kekar Cristan.
"Sandra?? " tanya Cristan tak yakin pada gadis itu.
Mendengar namanya disebut dengan benar, mata gadis muda tersebut langsung berbinar-binar dengan bahagia.
"Kak Cristan, ingat namaku??? Aku senang sekaliiii…" balas gadis itu sambil tersenyum manis sekali.
Genggaman tangannya pada lengan Cristan semakin lama semakin erat.
"Eh, iya. Tapi hari ini aku ada perlu." Balas Cristan risih saat menghadapi gadis bernama Sandra tersebut.
"Oh, sibuk sekali. Kenapa kakak jarang sekali meneleponku sekarang sih?" tanya Sandra dengan nada menuntut manja.
"Aku cukup sibuk akhir-akhir ini…" jawab Cristan santai. Ia malas menerangkan lebih jauh pada salah satu mantan partner "one night stand"nya tersebut.
"Lagipula, aku sedang ada tamu hari ini. Ini Arissa, salah satu sahabat dekatku. Ia ingin berkeliling di Universitas Rotteo hari ini…" kata Cristan sambil memperkenalkan Arissa pada Sandra.
"Hai, Kak Arissa…" Sandra menyambut uluran tangan Arissa sambil tapi senyum tersebut sama sekali tidak sampai ke matanya.
Arissa malah merinding karena tatapan Sandra padanya terasa sangat menusuk. Seperti ada ribuan pisau yang tengah diarahkan kepadanya. Hiyy…
Tapi begitu Sandra kembali menatap Cristan, sinar mata itu kembali normal. Tak ada bahaya apapun darinya.
Benar-benar gadis yang mengerikan!!
Tapi, sebentar, wajah gadis ini terasa sangat familiar baginya. Di mana ia kira-kira pernah bertemu dengannya ya?
Sementara Arissa tengah berpikir keras, Cristan sudah kembali menarik tangannya untuk bergegas sambil sebelah tangannya lagi melambaikan ucapan selamat tinggal pada Sandra.
Tetap saja, bagi Arissa, entah kenapa, ia merasa seperti suhu udara langsung turun beberapa belas derajat di punggungnya!
.......................................…
Ada total kurang lebih 20 fakultas di Universitas Rotteo. Tapi yang paling terkenal hanyalah 3 fakultas saja. Pertama adalah Fakultas Biologi dimana didalamnya terdapat jurusan Bioteknologi yang Cristan sedang ambil sekarang. Kedua adalah Fakultas Teknologi Informasi yang sedang Jacob incar sekarang. Putra tunggalnya itu sangat tertarik pada pengembangan teknologi software untuk jaringan security online dan jurusan Engineering Software adalah satu-satunya jurusan yang ia minati sejauh ini. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan sebuah security program yang sempurna sehingga sama sekali tidak bisa diretas oleh para hacker. Lagipula, Cristan sangat berbakat dalam coding. Ia bahkan pernah meretas akun keamanan sebuah bank internasional sebagai salah satu ajang unjuk gigi kemampuannya di bidang software programming. Hasilnya, ia berhak mendapat beasiswa penuh selama 2 tahun di program akselerasi kelas senior.
Ketiga adalah Fakultas Ekonomi dengan jurusan Manajemen Bisnis yang dulu pernah diambil oleh Arina Levy dan sangat terbukti dengan hasil akhirnya dimana ia sanggup untuk mengelola ratusan unit bisnis dari Levy Corp yang tersebar di seluruh negara pelosok dunia.
Arissa berdecak kagum atas semua desain eksterior gedung-gedung kuliah yang ada di Universitas Rotteo. Semua desain bangunannya sangatlah unik dan mencerminkan bidang ilmu apa yang akan mereka pelajari nantinya. Belum lagi lulusan almamaternya yang rata-rata sangat sukses di dunia kerja dan terkenal sangat "open minded" akan semua peluang dan kemungkinan perubahan yang terjadi sesuai dengan arus jaman.
Sebagai seorang ibu, Arissa sangat-sangat berharap kalau putranya bisa mewujudkan mimpinya untuk bisa berkuliah di universitas ternama ini.
Tanpa terasa, hari mulai menjelang sore dan senja pun mulai terlihat di ufuk barat. Arissa lalu mengajak Cristan untuk pergi ke alun-alun Kota Sierra. Ada Festival Cahaya tahunan yang diselenggarakan di sana. Biasanya, setiap tahun pemerintah kota selalu menyelenggarakan pameran dari para seniman dan mahasiswa seni dengan tema yang berbeda. Untuk tahun ini, tema festival adalah Happiness dan setiap peserta pameran diwajibkan untuk membawa sebuah instalasi atau karya seni yang menampilkan permainan warna cahaya semenarik mungkin asalkan berhubungan dengan tema utama. Terakhir, ada pertunjukan kembang api dari walikota sebagai acara penutup.
Ketika mereka sampai di alun-alun kota, beberapa peserta pameran sudah bersiap siaga dengan instalasi mereka dan panitia mulai membagikan kartu penilaian kepada setiap pengunjung yang mulai berkerumun di luar alun-alun. Waktu mulai menunjukkan pukul 06.30 malam dan tepat pada pukul 7 malam, pameran pun dibuka untuk umum.
Ada berbagai bentuk instalasi yang dipamerkan di sana. Ada instalasi seorang wanita yang sedang memeluk anaknya saat anak tersebut sedang tertidur dan wajahnya terlihat damai sekali dalam bentuk rangkaian lampu LED berwarna-warni. Cantik sekali.
Ada juga instalasi berbentuk kado raksasa dari lampu neon dan mampu mengeluarkan bintang-bintang kecil berjuta warna berkali-kali. Sungguh unik!
Total ada sekitar 40 instalasi seni yang dipamerkan di dalam alun-alun kota dan setelah mereka berdua selesai melakukan penilaian dan memberikan kartu mereka kepada tim panitia, Arissa lalu mengajak Cristan untuk menaiki sebuah perahu kayu besar sambil menikmati makan malam di dalamnya.
Kencan mereka hari ini sangat sederhana. Hanya pergi ke taman hiburan, makan mi ramen di kedai lokal, lalu berjalan-jalan santai di universitas dan terakhir, mengunjungi Festival Cahaya. Anehnya, bagi Cristan, acara hari ini justru terkesan sangat intim dan personal. Lalu sebagai acara penutup, makan malam berdua di atas perahu. Romantis bukan?
"Kau menang…" bisik Cristan sambil tersenyum riang pada Arissa setelah mereka memesan menu makan malam mereka di dalam perahu.
Kening Arissa berkerut bingung. Ia sama sekali tidak mengerti maksud pernyataan Cristan tadi.
"Aku suka sekali acara kita hari ini. Kau benar. Makan siang yang waktu itu memang terlalu kaku.."
Cristan berpikir lain kali biar Arissa saja yang menentukan acara dan lokasi dating mereka. Toh ia sangat menyukainya!
"Tapi makanan di sana enak sekali…" kata Arissa lembut. Mata birunya menatap pemuda tersebut lekat-lekat tanpa menyembunyikan maksud apapun di sana.
Ketika akhirnya pesanan mereka datang, Cristan berpikir kalau ini adalah waktu yang tepat untuk menanyakan ribuan pertanyaan yang sudah ia simpan dalam-dalam sebelumnya.
.....................…
"Arissa, boleh aku tanya sesuatu padamu?" tanya Cristan serius.
Arissa mengangguk sambil menyuap makanannya, "Silakan.."
"Apakah kau betul-betul aseksual?"
Arissa langsung tersedak saat mendengar pertanyaan tersebut dan Cristan buru-buru memberikannya air putih untuk diminum.
Setelah beberapa saat, Arissa merasa kalau lehernya sudah kembali normal.
"Maaf aku bohong padamu di awal pertemuan kita. Aku wanita normal koq, tapi sayangnya, aku tidak pernah punya pengalaman yang bagus dengan laki-laki. Itu saja.."
"Bagaimana dengan Jacob?" desak Cristan penasaran.
Ia bertambah bingung sekarang. Kalau Arissa sama sekali tidak pernah punya pengalaman dengan laki-laki, artinya ia sama sekali belum pernah berhubungan intim dengan laki-laki manapun bukan?
Lalu, Jacob siapa? Anak angkatnya kah?
"Aku pernah bilang kan kalau aku ini disekap selama 17 tahun, Cristan? Itu benar. Aku disekap dan dijual oleh ibuku sendiri kepada seorang bandar judi di kota kami. Orang tersebut kembali menyekapku di sebuah ruangan gelap dan aku menjadi budak seksnya di usia 16 tahun. Setahun setelahnya, aku melahirkan Jacob…" kata Arissa lirih. Matanya tampak berkaca-kaca saat menceritakan salah satu peristiwa paling kelam dari masa lalunya kepada pemuda di hadapannya tersebut.
"Lalu, setelah Jacob lahir, aku berusaha kabur dan berhasil. Aku lalu menyelundup ke dalam sebuah kapal barang kurang lebih selama seminggu sampai akhirnya aku bertemu dengan ibu angkatku dan dirawat di panti asuhan…"
Cristan kehabisan kata-kata saat mendengar cerita gadis tersebut.
"Aku tidak pernah menceritakan hal ini kepada siapapun. Hanya ibu angkatku, Kak Jose, dan kau yang tahu masalah ini…" kata Arissa lagi sambil melihat ke luar jendela dan menghela nafas berat. Seakan-akan ia ingin mengeluarkan semua beban yang ditanggungnya dari dulu sampai sekarang.
"Kak Jose?" tanya Cristan lagi dengan nada menyelidik.
"Kami berasal dari panti asuhan yang sama. Ia seniorku dan juga orang yang berhasil membuatku percaya lagi kalau masih ada kebaikan yang pada manusia selain ibu angkatku. Ia juga yang mengajarkanku untuk menjadi seorang wanita yang kuat dan mandiri untuk Jacob. Keberadaannya sangat berarti bagiku. Ia seperti mentor dan cahaya untukku.."
Wajah Arissa sedikit merona saat menceritakan tentang Kak Jose-nya tersebut. Sebersit rasa cemburu muncul di hati Cristan tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa karena memang pria itu muncul terlebih dahulu dalam kehidupan Arissa sebelumnya.
Tapi, kejujuran Arissa malah tambah membuat Cristan ingin melindunginya lebih lagi. Ia akan melakukan apapun. Apapun. Untuk membuat gadis ini bahagia.
"Arissa, aku…."
BLARRRRR!!!
Suara kembang api berdentum di udara. Sebuah bunga berwarna merah menyala muncul di angkasa yang gelap. Disusul oleh warna-warna mencolok lainnya. Pesta kembang api sudah dimulai.
Mata Arissa terpana melihat pertunjukan kembang api tersebut.
"…..menyukaimu."
Sayang, lagi-lagi Arissa tak mendengarnya.