Kantor utama Fashion Blast
Jika biasanya kantor tampak lengang di pagi hari tapi hari itu ada seuah kesibukan yang cukup terlihat di sana. Arissa dan Cristan sudah sampai di sebuah ruang ganti yang ukurannya cukup luas bersama dengan Vika dan Jojo serta seorang makeup prosthetic artist* yang khusus menangani special effect untuk para actor dan artis nasional, Shiane.
Wanita itu tersenyum lembut saat melihat wajah Arissa sementara Arissa lalu menunjukkan hasil gambar-gambar konsepnya yang ia buat kemarin malam untuk bisa diaplikasikan langsung ke tubuhnya. Setelah mereka berdiskusi selama beberapa saat dan Shianne bisa membayangkan gambaran besar konsep yang diinginkan oleh Arissa, barulah ia mulai bergerak serta mengambil semua perlengkapan yang dibutuhkan.
Sementara Arissa lalu duduk manis di depan cermin dan menunggu dengan sabar ketika Shiane mulai mengoleskan foundation dasar ke bagian-bagian tubuhnya. Selagi Arissa dimakeup, Jojo menyiapkan beberapa kostum serta pakaian yang dirasanya akan cocok dengan tema pemotretan yang akan mereka lakukan hari ini dan Vika membantu mempersiapkan aksesoris. Cristan juga ikut membantu dengan berjaga di depan ruang ganti sebagai "satpam sukarela" dikarenakan identitas Snow yang masih dirahasiakan.
Setelah kurang lebih 5 jam, makeup prosthetic Arissa pun selesai. Shiane yang melihat hasil akhir makeup yang diaplikasikan di sekujur tubuh Arissa, langsung tersenyum puas. Perlahan, Arissa lalu melepas lensa kontaknya untuk menampilkan warna mata aslinya dan seorang peri es pun terlahir kembali!!
Cristan, Jojo dan Vika yang segera masuk ke dalam ruang ganti setelah diinformasikan oleh Shiane, hanya bisa terpana saat melihat salah pemandangan terindah dalam hidup mereka yang ada di hadapannya. Di depan mereka, walaupun Arissa masih memakai kemeja casual dan celana panjang, dengan sentuhan ajaib dari tangan Shiane, ia "disulap" menjadi seorang peri es yang baru saja "terlahir" kembali. Kulit wajahnya bersemu biru pucat dengan beberapa sisik berwarna perak metalik sementara kupingnya berubah lancip seperti telinga elf. Sementara di rambut platinumnya, Shiane menambahkan beberapa aksesoris berwarna perak sebagai hiasan kepala untuk menambah kesan anggun dari peri es tersebut. Pandangan wajah Arissa pun berubah, jika dulu sebagai Snow, pandangannya terkesan datar dan tanpa ekspresi, tapi sekarang sebagai seorang peri es yang baru saja terlahir di alam fantasi. Arissa menampilkan sebuah wajah polos tak berdosa yang sedang tersipu malu saat menatap dunia untuk pertama kalinya.
Sorot mata yang dimilikinya sekarang adalah sebuah sorot wajah seorang peri perempuan dari kerajaan es yang memang baru saja terlahir dan hal tersebut terlihat sangat jelas di sorot mata berwarna biru cerah tersebut. Begitu cantik, murni, lugu, dan tanpa cela.
Jojo dan Vika langsung bergerak sigap untuk memakaikan semua kostum yang sudah disiapkan ke tubuh Arissa sementara Cristan juga sibuk menelepon tim fotografer serta mengecek apakah perwakilan dari Vivaldi Co. sudah datang atau belum karena mereka harus berfoto dengan produk perhiasan yang akan dibawakan oleh mereka.
Pada pukul 7 pagi, tim makeup Linfey pun tiba di Fashion Blast dan mereka segera bergerak menuju ruang ganti private yang biasa digunakan oleh Linfey untuk makeup dan ganti baju. Linfey dan Della pun sudah bersiaga di dalam. Untuk konsep pemotretan yang kali ini, Linfey mengambil tema ratu salju dan Della sudah mempersiapkan beberapa gaun extravagant yang dirasanya bisa ikut menunjang penampilan Linfey dalam audisi foto saat ini. Ada total sekitar 4 gaun yang disiapkan oleh Della dengan kombinasi warna biru pastel dan putih seperti kostum Putri Elsa dalam film Frozen. Kostum-kostum yang disiapkan untuk Linfey sangat.. sangat mewah dengan berbagai taburan Kristal yang berkerlap-kerlip serta memancarkan warna pelangi saat dipakai. Ketika Linfey melihat gaun-gaun mewah hasil pilihan Della, mulutnya menyunggingkan senyum kemenangan dengan raut wajah angkuh.
Dibandingkan Jojo dan Vika, tim makeup yang sedang menanganinya sekarang bukanlah tim sembarangan tapi merupakan salah satu tim makeup terbaik yang seringkali merias artis-artis papan atas setiapkali mereka melenggang dengan anggun di atas red carpet penghargaan internasional. Maka sudah bisa dibayangkan berapa besar pengeluaran LInfey demi memenangkan audisi ini untuk dirinya!
Tepat pada pukul 9 pagi, perwakilan dari Vivaldi Co. pun datang ke kantor utama Fashion Blast dan langsung disambut oleh Robert ke dalam ruangan kantornya. Sementara Della dan Cristan yang sudah mendapat konfirmasi tentang kehadiran Pak Lucas dari Vivaldi Co. langsung datang ke dalam kantor Robert untuk mengucapkan salam serta mengecek dan menerima masing-masing satu set perhiasan seperti yang sudah dijanjikan sebelumnya di dalam 2 koper kecil yang kemudian diberikan kepada mereka berdua.
Tanpa banyak bicara, Cristan langsung membawa koper tersebut ke ruang ganti dimana Arissa berada. Sementara Della langsung membawanya ke ruangan Linfey.
Saat melihat desain terbaru perhiasan tersebut, Linfey dan Arissa tidak bisa tidak berhenti mengagumi setiap detil yang ditampilkan secara sempurna pada set anting, gelang dan kalung tersebut. Setiap berlian yang digunakan dipotong dengan sudut sempurna sehingga mereka mampu memantulkan refleksi sinar dengan sangat baik. Belum lagi bentuk perhiasan yang terinspirasi dari bentuk keping Kristal salju, menambah kesan anggun dari semua pemakainya.
Linfey mendapat jadwal pemotretan pertama selama 30 menit dan untuk berikutnya, baru disusul oleh Snow. Untuk tim fotografernya sendiri, langsung dipimpin oleh Ryan sebagai salah satu senior fotografer di Fashion Blast yang sudah memenangkan banyak penghargaan internasional.
Linfey melakukan sesi pemotretan dengan penuh rasa percaya diri seperti yang ia lakukan sebelum-sebelumnya. Tanpa malu-malu, ia juga bahkan terang-terangan meniru mimic wajah dan sorot mata tanpa ekspresi milik Snow dengan koleksi gaun-gaun super mewahnya. Bahkan, di tangan dingin sang fotografer, Linfey terlihat sangat cantik, angkuh, dingin dan glamor. Persis seperti seorang ratu salju.
Setelah Linfey selesai dengan pemotretannya, tim fotografer langsung bersiap untuk mengambil foto Snow.
Jojo, Vika, dan Arissa langsung memasuki ruang studio setelah rombongan Linfey meninggalkan ruangan.
...............
Ryan sedang sibuk mengecek hasil foto-fotonya dengan Linfey tadi dengan wajah kurang puas. Entah mengapa, walaupun Linfey terlihat sangat cantik dalam balutan gaun-gaun spektakuler tersebut, ia merasa kalau "aura" Linfey sama sekali tak keluar. Bahkan set koleksi perhiasan mewah yang seharusnya jadi "pekerjaan rumah"nya untuk bisa tampil all out malah hanya terkesan sebagai set perhiasan imitasi murahan saat digunakan Linfey tadi!
Ryan menghela nafas panjang. Toh ini bukan salahnya.
Linfey sendiri yang memilih untuk berpose seperti itu. Lagipula, Ryan sudah benar-benar hafal bagaimana karakter Linfey. Jika ia protes, ia juga yang nantinya akan dimaki-maki oleh si ratu jalang tersebut. Terlebih lagi, Linfey sudah terkenal memiliki hubungan dengan sang bos besar, Robert. Ryan benar-benar tidak ingin cari mati! Tidak hari ini…
"Ok, next…"
Ryan kembali bersiaga dengan kameranya sebelum matanya melotot saat memandang sebuah sosok di hadapannya. "Sosok" tersebut adalah seorang peri es yang tampaknya baru saja terbangun dari tidur panjang atau baru saja lahir di dalam setting dunia fantasi yang sengaja diciptakan oleh Jojo dan Vika dari hasil ide dan konsep Arissa yang kemarin malam dibuatnya.
Peri itu sedang duduk di atas sebuah kolam buatan mini dengan gundukan bukit salju palsu ditambah dengan pepohonan kering yang dihiasi dengan keping-keping salju buatan sebagai latar belakangnya. Kostum tanpa lengannya sangat sederhana dengan kombinasi warna turquoise, biru pastel, dan putih yang berpadu serasi dengan makeup prosthetic yang digunakannya. Mulutnya menyunggingkan senyum manis dengan sorot mata berwarna biru cerah yang polos dan lugu. Sangat jauh berbeda dengan sorot mata ratu salju Linfey yang angkuh dan dingin.
"Snow?" tanya Ryan ragu-ragu dan takjub sekaligus.
Ia tak yakin apakah model yang ada di hadapannya ini merupakan Snow yang seringkali menjadi objek fotonya sehari-hari karena "sosok" yang tampil didepannya sekarang sangat berbeda tapi juga menggemaskan di saat yang sama.
"Sosok" itu lalu segera mengangguk dengan malu-malu saat namanya disebut. Melihat hal tersebut, Ryan langsung menepuk jidatnya dengan tertawa. Astaga! Astaga! Lucu sekali!
Semenit berikutnya, Ryan sudah kembali ke sikap profesionalnya.
"Ok, Snow. Siap ya…"
"Sosok" itu kembali berpose dalam beberapa gaya.
Jepret!
Jepret!
Jepret!
Jepret!
Total ada sepuluh foto hasil bidikan kamera Ryan. Jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan hasil foto Linfey yang berjumlah 30 – 40 foto tapi kualitas bahkan image perhiasan yang ditampilkannya benar-benar sempurna dan menyatu dengan sang model. Walaupun bertema fantasi, tapi citra dan image perhiasan yang ditampilkan sangat menonjol. Semua pose yang ditampilkan sama sekali tidak berlebihan tapi mengalir secara alami dan natural saja. Model perhiasan terbaru tersebut malah terlihat sangat serasi di tubuh Arissa. Seakan-akan perhiasan tersebut memang dibuat hanya untuknya saja.
Dengan senyum puas dan bangga, Ryan lalu mengamati hasil foto terbarunya bersama dengan Snow. Mereka berdua sangat senang dengan hasilnya. Jojo dan Cristan malah meminta soft copy dari foto-foto tersebut untuk bisa disimpan sebagai koleksi pribadi mereka. Malahan, Jojo terpikir untuk mengedit foto-foto tersebut dengan lebih detail sehingga nuansa fantasi-nya lebih terasa.
"Ok, aku harus cetak foto-foto ini sekarang untuk diserahkan langsung ke Robert. Snow, good job!" kata Ryan sambil membereskan perlengkapan fotografinya dan berjalan ke bagian digital centre.
Sementara Cristan sibuk membereskan dan mengecek semua set perhiasan yang harus langsung dikembalikan siang itu ke Pak Lucas, ketika seseorang menepuk punggungnya dari belakang.
"Kak Cristan, kita makan siang bareng yukkk…."
Entah darimana, suara Sandra tiba-tiba terdengar dari arah samping nya sementara tangannya sudah bergelayut manja di lengan Cristan. Cristan menghela nafas panjang dalam hati tapi ekspresi wajahnya tetap tersenyum datar pada Sandra.
Duh, gadis centil ini lagi..keluhnya bete.
Tepat di saat itu, Arissa yang sudah berganti baju, tiba-tiba lewat dan menepuk pundaknya di sisi sebelahnya.
"Nanti jangan lupa makan siang bareng sama kita ya? Jojo dan Vika udah nungguin di café tuh.."
Cristan hanya tersenyum sambil manggut –manggut dengan patuh sementara ia menangis bahagia di dalam hatinya. Arissaaaa….. thank youuuuu… love youuu…
Wajah Sandra langsung merengut kesal saat Cristan mengiyakan ajakan Arissa tersebut. Tapi, dalam sepersekian detik, Arissa langsung mengenali sosok gadis yang tengah bergelayut manja di lengan Cristan tersebut.
"Eh, Sandra ya? Yang ketemu di Universitas Rotteo waktu itu bukan?"
Mendengar namanya disebut, Sandra langsung tersenyum manis pada Arissa. Senyum palsu.
"Benar, kak. Kak Arissa ya? Apa kabarnya, kak?" tanya Sandra pura-pura ramah.
"Baik. Kamu kerja juga di sini?" tanya Arissa dengan ramah.
(Author: Kalau Arissa, ramah beneran yak…)
"Iya, kak. Kebetulan siang ini saya ada sesi pemotretan juga dengan teman-teman. Kalau kakak?"
"Oh, aku bantu di bagian fotografer koq. Bareng sama Ryan…" terang Arissa lagi sambil menenteng kameranya.
"Sa, sorry.. bisa temenin aku sebentar ke kantornya Robert untuk kembalikan set perhiasan ini ke Pak Lucas ga ya?" tanya Cristan langsung dengan modus supaya bisa kabur secepatnya dari "genggaman" Sandra.
"Oh, boleh. Mau sekarang?"
Cristan mengangguk tegas dan sambil meminta maaf, Cristan dan Arissa langsung meluncur pergi ke kantor Robert.
Melihat punggung mereka berdua yang sedang berjalan menjauhinya, wajah Sandra langsung berubah tanpa ekspresi dengan tatapan sedingin es.