Chereads / The Roommate 1 / Chapter 54 - 54 AUDISI PERTAMA SNOW

Chapter 54 - 54 AUDISI PERTAMA SNOW

Arissa dan Cristan pulang larut malam hari itu. Badan mereka terasa letih sekali tapi puas dengan semua kegiatan yang mereka lakukan selama seharian ini. Arissa langsung masuk kamar mandi untuk membersihkan diri dan berganti baju tidur sementara Cristan merebahkan dirinya di atas sofa ketika telepon genggamnya tiba-tiba berbunyi singkat. Tanda ada sebuah pesan yang masuk ke dalam telepon genggamnya.

"Besok jam 10.00, datang langsung ke kantorku. Ada tawaran pekerjaan baru untuk Snow. Robert"

Ok, baiklah!

Semenit berikutnya, Cristan sudah jatuh tertidur di atas sofa dengan suara mendengkur.

...............

Kantor utama Fashion Blast.

Robert mengetuk-ngetuk meja dengan buku jarinya sementara di atas meja, ada beberapa surat penawaran kerjasama brand ambassador dari beberapa vendor. Akan tetapi, yang saat ini Robert sedang pegang adalah Vivaldi Co. Salah satu brand perhiasan yang sangat terkenal dari negara Micronesia dan saat ini, mereka sedang mencari seorang muse untuk mewakili wajah perusahaan mereka untuk periode setahun ke depan.

Profil muse yang mereka cari haruslah memiliki tubuh yang proposional, berkarakter unik dan mampu menyatu dengan image produk perhiasan mereka sehingga dalam sekali pandang, konsumen akan akan langsung teringat pada brand tersebut. Mengingat sejarah perusahaan yang sangat panjang, wajar jika Vivalvi Co. sangat selektif dalam memilih muse brand perusahaan mereka. Nilai kontrak yang ditawarkan juga sangat fantastis yaitu mencapai angka milyaran. Jauh berbeda dengan vendor lain yang biasanya menawarkan nilai kontrak di angka ratusan juta.

Biasanya, Robert akan langsung merekomendasikan Linfey jika ada tawaran menggiurkan seperti ini. Tapi dengan kehadiran Snow yang seringkali muncul dalam berbagai fashion show maupun cover model majalah di edisi Fashion Blast terbaru, secara perlahan, oplah penjualan majalah pun mulai meningkat. Bulan kemarin, Fashion Blast malah terjual sampai 10 juta eksemplar!! Benar-benar sebuah prestasi langka bagi industri fashion!!

Belum lagi, ada beberapa vendor langganan mereka yang mulai menanyakan tentang "keberadaan" Snow yang dirasa sangat jauh berbeda dengan model lainnya dengan ciri khas warna matanya yang berwarna biru cerah serta ekspresi datarnya. Benar-benar unik dan langka!

Karena itulah, khusus untuk pemilihan brand ambassador Vivaldi Co., Robert berniat untuk membuat sebuah audisi tertutup antara Linfey dan Snow saja. Mereka masing-masing akan berfoto dengan beberapa produk perhiasan dari Vivaldi Co. dengan tema Winter dan hasil porto folio tersebut akan diberikan langsung oleh Robert kepada perwakilan Vivaldi Co. yang ada di kota Sierra. Biarlah mereka yang memutuskan hasil akhirnya.

...............…..

Pukul 10.00, kantor CEO Fashion Blast, Robert Ferra

Snow dan Cristan sudah duduk manis di dalam kantor bernuansa minimalis berwarna hitam dan putih tersebut. Sementara di sebelahnya, ada Linfey dan Della, manajer Linfey yang juga sudah menunggu duluan di dalam ruangan tersebut.

Setelah melihat kalau semua pihak sudah hadir, Robert langsung masuk ke dalam topic bahasan seputar Vivaldi Co.

"Kalian tahu Vivaldi Co.?" tanya Robert dengan penuh selidik pada kedua pasangan yang ada di hadapannya.

Keempat orang yang ada di depannya mengangguk tegas. Vivaldi Co. adalah salah satu brand perhiasan legendaris selama puluhan tahun dan mereka sangat terkenal dengan desain – desain perhiasannya yang minimalis tapi terlihat sangat elegan.

"Vivaldi Co. sedang mencari seorang muse untuk menjadi brand ambassador mereka selama setahun ke depan. Berhubung kalian berdua adalah top model terbaik yang dimiliki oleh Fashion Blast, maka aku berniat untuk membuat sebuah porto folio khusus untuk masing-masing kalian dengan tema Winter dan dengan mengenakan beberapa produk perhiasan dari Vivaldi Co. Porto folio kalian akan diserahkan langsung ke kantor utama Vivaldi Co. yang ada di kota Sierra besok lusa."

Robert juga menyerahkan sebuah amplop besar berwarna coklat kepada masing-masing pasangan tersebut di atas meja.

"Ini sejarah perusahaan Vivaldi Co. dan beberapa foto produk serta muse dari periode-periode sebelumnya. Silakan dipelajari dulu. Pemotretan untuk porto folio akan dimulai besok pagi pada pukul 10.00 seperti hari ini dan akan ada perwakilan dari Vivaldi Co. yang akan membawakan produk-produk terbaru mereka untuk kepentingan pemotretan besok."

Della dan Cristan lalu mengambil amplop besar tersebut lalu memberikannya pada Linfey dan Snow.

"Baiklah, saya mohon kerjasamanya."

Robert bangkit berdiri diikuti dengan keempat orang yang ada di hadapannya. Mereka lalu saling berjabat tangan dengan formal.

"Saya akan berusaha sebaik-baiknya…" kata Snow dengan wajah datar sambil menjabat tangan Robert sebelum ia meninggalkan ruangan tersebut. Tapi, ternyata Robert sama sekali tidak melepas jabatan tangannya.

Arissa terpana ketika ia melihat seringai licik di wajah Robert yang menatapnya dengan aneh.

Dengan setengah memaksa, Arissa menarik lepas tangannya dan segera berjalan cepat meninggalkan ruangan tersebut. Melihat sikap Snow terhadapnya, Robert hanya tersenyum geli.

Sebuah pikiran mesum kembali muncul di dalam otaknya.

"Tak lama lagi, Robert… sabar saja.."

............................

Cristan menatap Arissa yang berjalan dengan langkah terburu-buru dan langsung masuk ke dalam kamar mandi wanita. Begitu sampai di dalam, Arissa langsung menyalakan keran wastafel dan mencuci tangannya keras-keras pakai sabun dengan ekspresi jijik. Seringai di wajah Robert tadi… kembali mengingatkannya pada seringai monster yang menjadikannya sebagai pemuas nafsu 15 tahun yang lalu.

............…..

Linfey dan Della sedang berada di dalam ruang ganti ketika tim makeup artist langsung melaksanakan tugas mereka begitu Linfey sampai di dalam ruangan. Siang itu ada wawancara serta sesi pemotretan untuk mempromosikan line fashion terbaru dengan model baju ready to wear yang akan di-launching minggu depan.

Della yang sedang membaca company profile yang diberikan oleh Robert tadi langsung berseru kaget, "Ya ampunnnnn!!! Nilai kontraknya besar sekali loh, Fey! Hampir 2 milliar!! Kamu bisa langsung kaya mendadak nih!!"

Mendengar suara cempreng Della, Linfey langsung sewot dan menepuk punggung Della dengan kasar.

"Syuh!! Tutup mulutmu!!! Kau pikir kau sedang di mana sekarang!!" bentak Linfey dengan mata melotot marah.

Astaga! Della lupa! Ini tempat umum dan bukan hanya mereka berdua saja yang ada di sana. Hiks!

Della pelan-pelan memasukkan kembali amplop tersebut ke dalam tasnya dan menunggui Linfey dengan sabar sampai sesi pemotretan sore itu selesai. Setelahnya, Linfey langsung menghubungi tim fotografer yang seringkali bekerjasama dengannya.

................

Arissa berbaring dengan lelah di atas sofa sambil sibuk membaca data company profile yang tadi baru saja diberikan kepadanya oleh Robert. Sementara Jojo, Vika dan Cristan sibuk membuat cemilan sore di apartemen mereka hari itu.

Audisi ini merupakan pengalaman yang sama sekali baru untuknya dan setelah mengamati semua data yang diberikan, otak Arissa masih belum bisa menemukan konsep yang tepat untuk dapat digunakan sebagai konsep porto folionya besok.

"Jo, Kak Vika, ke sini deh. Aku bingung nih…" tanya Arissa dengan nada pasrah.

Dengan segera, mereka berempat lalu berkumpul di ruang tengah sambil membicarakan tentang persiapan konsep foto besok. Berdasarkan sejarah panjang perusahaan Vivaldi Co., salah satu ciri khas desain perhiasan mereka adalah "timeless classy and beautifully elegant" sehingga membuat setiap konsumen merasa sangat special setiap kali menggunakan perhiasan dari Vivaldi Co. untuk berbagai acara karena mampu mengangkat status personal imagenya level yang lebih tinggi.

Sementara untuk set desain perhiasan baru yang akan digunakan sendiri terdiri atas sepasang anting, gelang, cincin, dan kalung. Semuanya bernuansa klasik dengan mengambil inspirasi model dari bentuk kristal salju yang sudah dimodifikasi sehingga terlihat elegan, cantik dan juga stylish. Setelah Arissa, Jojo, dan Vika berdiskusi cukup lama, akhirnya mereka bertiga sepakat untuk mengambil sebuah konsep desain yang sangat berbeda untuk tema pemotretan mereka besok.

Dengan segera, Jojo langsung menghubungi seseorang melalui telepon genggamnya.

"Shiane, hai.. sorry ganggu kamu malam-malam. Besok kamu sibuk ga? Aku butuh bantuan nih. Ok, langsung ketemu di kantor aja besok ya?"

Arissa sedang mencorat-coret sesuatu di atas kertas untuk konsep foto besok dan Vika mencatat beberapa perlengkapan yang harus ia siapkan pagi-pagi sekali. Sementara Cristan sibuk membuatkan makan malam untuk mereka semua.

Pukul 9 malam, Jojo dan Vika lalu pamit pulang sementara Cristan dan Arissa langsung beristirahat karena mereka harus sampai di kantor pagi-pagi sekali.

Malam itu terasa begitu menegangkan. Terutama bagi Arissa.