Seminggu itu Arissa dan Cristan sibuk sekali. Arissa bahkan sampai sengaja memadatkan jadwalnya di hari Jumat supaya ia bisa memenuhi janjinya untuk mengajak Cristan keluar rumah seharian di hari Sabtu.
Bagi Cristan sendiri, semingguan tersebut terasa sangat menyenangkan baginya. Ia bisa lebih dekat dengan Arissa sambil mengamati gadis itu lebih dekat karena posisinya sebagai seorang manajer. Pada jam makan siang, biasanya mereka juga bisa mengobrol bersama dengan Jojo dan Vika. Cristan tidak ingat sudah berapa lama ia tidak tersenyum seperti ini sebelumnya. Arissa juga. Ia terlihat jauh lebih menarik sekarang karena sering tersenyum.
Tak lama, hari Sabtu yang mereka berdua nantikan pun tiba.
...................
Arissa sedang menyajikan sarapan ketika Cristan tiba di meja makan dengan mata masih setengah mengantuk. Tapi bau omelet dan roti bakar yang disajikan di atas meja langsung membuat perutnya "protes" untuk minta diisi makanan.
"Eitsss… mandi, sikat gigi dan ganti baju dulu sana…"larang Arissa tegas. Ia sendiri sudah berpakaian rapi dan siap berangkat kapan pun juga.
"Siap, Nona …" goda Cristan sambil buru-buru mengambil handuk dan meluncur ke kamar mandi.
Dalam waktu setengah jam kemudian, mereka berdua sedang sibuk menghabiskan sarapan di atas meja makan. Setelahnya, Cristan lalu menaruh piring-piring kotor ke bak cuci piring dan bergegas untuk mengambil kunci mobilnya.
"Oh, kau simpan saja kunci mobilmu hari ini." Kata Arissa sambil menuju pintu keluar.
"Eh??"
Gantian Cristan yang bingung sekarang.
"Kita pakai bus dan kereta api komuter saja hari ini…" balas Arissa lagi.
"Ok, tuan putri. Your wish is my command…" balas Cristan lagi sambil meletakkan kunci mobil dan mengangkat bahunya sambil menyusul ke arah Arissa.
Arissa sudah membuat bucket list-nya sendiri untuk hari special tersebut. Pertama, mereka akan naik bus ke Kota Sierra dan mengunjungi taman bermain yang ada di sana. Kedua, Arissa akan mengajak Cristan untuk makan mie ramen local di kedai ramen favoritnya di dekat sana. Lalu, mengajaknya ke Universitas Rotteo yang terkenal dengan keasrian taman-tamannya dan terakhir mengajak Cristan untuk menonton Festival Cahaya yang diselenggarakan setahun sekali. Kebetulan sekali, festival itu sedang berlangsung hari ini.
Arissa juga sebenarnya ingin menguji ketahanan mental Cristan sebagai "anak orang kaya" yang terbiasa dimanjakan dengan semua kemewahan dan kenyamanan yang ia miliki sebelumnya. Yah, hitung-hitung belajar menjadi rakyat jelata. Hehe…
...............….
Cristan dan Arissa lalu menunggu dengan sabar di halte bus ketika akhirnya bus yang akan membawa mereka ke kota Sierra akhirnya tiba. Perjalanan ini membutuhkan waktu kurang lebih 40 menit dan di sepanjang perjalanan, Cristan sibuk melihat-lihat ke sekeliling bus. Seakan-akan sedang mencari sesuatu.
"Kau sedang apa?" tanya Arissa bingung.
"Aku sedang mencari logo perusahaan bus ini. Kalau tidak salah, perusahaan bus ini termasuk dalam bisnis keluargaku juga di Levy Corp.."
Mata Cristan akhirnya tertumbuk pada sebuah logo mungil dengan huruf LV dengan aksen bunga mawar yang ada di pegangan kursi mereka.
"Ah..ini dia.."
Lalu ia mengeluarkan telepon genggamnya dan membuat beberapa catatan khusus seputar bis yang mereka sedang tumpangi sekarang.
"Untuk apa itu?" tanya Arissa lagi.
"Oh, ini catatan quality control untuk Levy Corp. Dulu sewaktu ibuku masih hidup, beliau sering membawaku jalan-jalan ala rakyat biasa seperti ini. Alasannya adalah untuk bisa menjadi seorang pengusaha yang baik, kita harus benar-benar mengerti segmen dan target pasar kita itu seperti apa serta merasakan langsung apa yang mereka rasakan. Lalu, ia juga mengajarkan aku untuk selalu membuat catatan-catatan kecil seperti ini untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan dari setiap unit bisnis yang kami miliki. Misalnya, apakah cara supir mengemudikan bus sudah benar atau terlalu cepat? Apakah bus selalu datang on time? Bagaimana dengan prosedur keamanannya? Dannnn… banyak lagi. " terang Cristan sambil mengobservasi dan menganalisa standar dan kualitas bus yang sedang ia naiki sekarang.
Arissa manggut-manggut saat mendengarkan penjelasan Cristan.
"Yah, ibumu benar sekali. Dulu, aku masih ingat kalau naik bus seperti ini sama sekali tidak menyenangkan karena bus selalu datang terlambat dan juga pengap. Benar-benar sebuah perjuangan, tapi aku kan harus sering menengok Jacob di sekolah dulu. Syukurlah setelah beberapa tahun ini, perusahaan bus ini kini sudah mengalami pergantian manajemen dan pelayanan serta fasilitasnya juga jauh lebih baik." puji Arissa jujur.
Cristan lalu menepuk dada dengan tangan kanannya sambil tersenyum bangga.
"Levy Corp at your service, mam"
Arissa hanya tertawa geli saat melihat tingkah ajaib Cristan di sampingnya.
Sesampainya mereka di taman bermain, Cristan masih juga sibuk membuat catatan-catatan kecil karena ternyata taman bermain itu pun merupakan salah satu unit bisnis keluarganya. Mereka berdua sangat menikmati waktu-waktu bersantai di taman hiburan tersebut setelah Arissa bergulat penuh selama 1 minggu untuk menyelesaikan "double job"nya sebagai Snow dan fashion fotographer.
Pada saat jam makan siang, Arissa lalu mengajak Cristan untuk mencoba ramen legendaris di kedai ramen favoritnya yang terletak tidak jauh dari taman hiburan. Pemiliknya adalah seorang warga keturunan Jepang dan ia masih memegang teguh resep mi ramennya sampai sekarang. Pemilik kedai mi ramen tersebut adalah Benny Matsumoto. Pewaris langsung dari generasi kelima pemilik kedai bakmi ramen sebelumnya yaitu Tokio Matsumoto.
Ketika mereka berdua memasuki kedai ramen tersebut, restoran penuh sekali. Ada banyak anak muda dan orangtua yang sedang makan siang bersama di sana. Bau harum kuah miso serta kecap asin Jepang menguar di udara serta sukses menggugah selera makan mereka berdua setelah puas bermain di taman hiburan sebelumnya.
Untungnya, Arissa sudah membuat reservasi sehingga tidak sulit bagi mereka berdua untuk segera menemukan tempat duduk. Arissa langsung memesan 2 mangkok mi ramen special dengan kuah original dan beberapa topping tambahan lainnya seperti karaage ( kulit ayam goreng) dan gyukaku dengan tambahan extra cheese.
Begitu kedua mangkok pesanan mereka disajikan dan Cristan mencoba suapan pertama. Rasa mi itu seperti meledak di dalam mulutnya. Kuah miso yang kental dengan kombinasi bumbu yang sempurna sukses menggelitik lidahnya. Belum lagi ditambah dengan daging gyukaku bertekstur lembut dan rasa keju yang gurih. Cristan hampi-hampir menangis bahagia karena bisa merasakan makanan seenak ini.
"Err.. kau suka?" tanya Arissa kuatir. Ia takut kalau citarasa mi ramen di kedai ini tidak cocok dengan selera Cristan yang "berkelas".
Tapi pertanyaan Arissa dijawab dengan suapan-suapan tanpa henti dari sumpit Cristan ke mulutnya dengan kecepatan kilat lalu akhirnya, sambil memegang mangkuk dengan kedua tangannya, Cristan langsung menghabiskan semua kuah miso tersebut sampai licin tandas! Tidak bersisa sedikit pun…
"Suka!!!" balas Cristan sambil menunjukkan mangkuknya yang sudah kosong melompong.
Sumpit di tangan Arissa langsung terjatuh sementara matanya sama sekali tidak berkedip saat melihat mangkok kosong tersebut.
Berikutnya, Arissa hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum geli dan segera menghabiskan mi ramennya.
Selesai makan siang, Arissa dan Cristan lalu mencari tempat untuk beristirahat di sekitar Universitas Rotteo.
Diantara semua universitas yang ada di Kota Sierra, Universitas Rotteo terkenal sebagai salah satu universitas terbaik di peringkat 1 nasional dan memperoleh peringkat 8 dari seluruh gabungan universitas internasional lainnya. Bisa lulus dari universitas ini, merupakan sebuah kebanggaan yang luar biasa bagi semua orang. Universitas ini juga memiliki area kampus yang cukup luas dengan beberapa taman kampus yang sangat asri sehingga membuat banyak orang termasuk para mahasiswa untuk duduk betah berlama-lama di dalamnya. Universitas ini juga menjadi salah satu incaran Jacob jika nanti ia selesai bersekolah di asramanya sekarang.
"Kau suka universitas ini?" tanya Cristan dengan wajah terkejut. Ini adalah universitasnya dan ia cukup kaget karena setelah makan siang, Arissa langsung mengajaknya ke sini.
Arissa hanya mengangguk saat mendengar pertanyaan Cristan. "Iya, di sini tenang dan udaranya segar. Kadang –kadang dulu kalau aku sedang banyak pikiran, aku suka ke sini sendirian."
"Loh? Tidak bersama Jacob? Jacob ke mana?" tanya Cristan bingung. Sebenarnya ada banyak pertanyaan lagi di dalam benak Cristan tapi urung ditanyakannya kepada Arissa sekarang.
"Mmm.. Jacob sedang bersekolah di asrama sekarang. Ia mendapat program beasiswa.."kata Arissa jujur apa adanya.
Cristan mengangguk-angguk sebelum kemudian ia berdiri dan berkata.
"Kebetulan sekali. Aku berkuliah di sini. Mau kuajak jalan-jalan sebentar?"
Mata Arissa langsung membulat saat mendengar ajakan tersebut.
"Wah…benarkah?"
Cristan mengangguk.
Tapi tepat ketika mereka berdua baru mau berjalan-jalan, sebuah suara wanita yang cukup familiar menyapa Cristan dari arah belakang.
"Kak Cristannnn!!!"