Jade baru saja akan memanggil tuan mudanya di taman belakang ketika matanya menangkap pasangan itu sedang berpelukan erat di Rose Garden.
Dengan canggung, ia mendekati mereka pelan-pelan tanpa suara sambil berdehem.
"Ehemm.. maaf, tuan muda. Tuan Besar Pertama memanggil Anda untuk bergabung ke ruang aula sekarang.."
"Oh…"
Cristan lalu melepaskan pelukannya dengan sikap tak rela. Sementara Arissa hanya menghembuskan nafas lega. Pelukan Cristan tadi masih terasa asing baginya dan sekaligus membuat jantungnya kembali berdebar-debar kencang tanpa terkendali.
Tapi, semenit berikutnya, Cristan menggandeng tangannya dan menarik Arissa untuk mengikutinya ke dalam aula dengan sikap setengah memaksa. Jade yang melihat kejadian tersebut hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia sudah biasa dengan sikap tuan mudanya yang kadang kekanakan tapi baru kali ini ia bersikap sangat posesif terhadap seorang wanita. Apa tuan mudanya benar-benar menyukai gadis itu?
.........…
Musik masih mengalun pelan di dalam ruangan aula besar tersebut tapi sebagian dari para tamu masih bercengkrama dengan tuan rumah.
Kakek Besar sendiri terlihat sangat menikmati pesta ulang tahun yang diadakan untuknya. Suasana hatinya jelas sangat bahagia malam itu. Ia tak henti-hentinya tertawa dan mengobrol dengan para tamunya, apalagi ketika melihat kedatangan Cristan yang sedang menggandeng Arissa.
Melihat pemandangan tersebut, beberapa pria yang tadinya sudah menyukai gadis tersebut langsung tersenyum kecut, termasuk Jonathan Levy. Mereka tahu kalau posisi dan status mereka tidak mungkin bersaing dengan Cristan Levy yang merupakan keturunan langsung dari Dominiq Levy alias ketua klan sendiri!
Arissa sendiri merasa sangat canggung dan tak nyaman dengan perlakuan Cristan kepadanya. Semakin lama, ia merasa kalau perlakuan Cristan semakin berbeda padanya. Terkadang, Arissa merasa kalau Cristan sangat melindungi dirinya bahkan terkesan agak posesif. Walaupun cuek dan terlihat santai, Cristan terbukti sangat protektif dan selalu muncul di saat yang tepat ketika Arissa membutuhkannya. Arissa menggigit bibir bawahnya dengan gugup saat tangannya digandeng Cristan di hadapan para tamu undangan yang memandang ke arah dirinya dengan tatapan heran dan langsung menuju ke arah Kakek Besar di tengah ruangan.
Jojo pun tak terkecuali. Ia menatap Cristan dan Arissa dengan tatapan bingung sampai kemudian Kakek Besar berkata, " Nona Arissa, terima kasih banyak karena sudah berkenan hadir di pestaku malam ini. Aku minta maaf kalau ternyata cucuku banyak merepotkanmu selama ini. "
Arissa menggelengkan kepalanya dengan cepat sambil membalas, "Tidak sama sekali, Kek. Justru Cristan yang banyak membantuku selama ini. Aku juga merasa sangat terhormat karena bisa hadir di pesta Anda. Selamat ulang tahun…"
Tangan Arissa lalu mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam tas pouchnya dan memberikannya pada Kakek Besar.
"Saya sudah menyiapkan hadiah untukmu, Kek. Mudah-mudahan kau menyukainya. Saya sangat berharap Anda selalu sehat dan diberikan umur yang panjang…"
Dengan wajah sumringah, Kakek Besar lalu menerima hadiah tersebut dari tangan Arissa dan mengecup tangannya yang seputih giok. Entah mengapa, kehadiran gadis ini mampu membuat hari ulang tahunnya terasa lebih istimewa sekarang.
"Terima kasih, Arissa. Kau baik sekali."
Matanya lalu mengerling penuh arti pada Cristan yang sedang berdiri di sebelah Arissa. Cristan tentu saja sangat mengerti arti tatapan Kakek Besar tersebut. Secara tidak langsung, Kakek Besar sudah menyuruhnya untuk cepat-cepat mengambil Arissa sebagai wanitanya!
Semburat merah muncul di pipi Cristan dan entah kenapa, kerah lehernya langsung terasa sedikit sesak. Cristan berdehem sebentar.
"Malam sudah semakin larut. Sebaiknya aku mengantar Arissa pulang sekarang…"
"Ok, hati-hati ya?"
Kakek Besar melepas kepergian mereka berdua dengan senyuman paling lebar yang bisa ditunjukkannya sementara Jojo dan Jade langsung menyusul di belakang mereka.
............
Di sepanjang perjalanan pulang, Jojo tak henti-hentinya bercerita dengan sangat antusias betapa beruntungnya ia bisa datang ke pesta malam ini dan bertemu dengan banyak orang-orang menarik. Terutama desainer idolanya, Denise McKenzie. Lebih hebatnya lagi, sang desainer akan memberikan waktu untuk Jojo bisa mencoba magang sebagai salah satu stylist junior dan berdampingan dengan manager butik Summerville saat berhadapan dengan para klien high class mereka.
Arissa hanya manggut-manggut saja saat mendengarkan cerita-cerita Jojo dengan penuh antusias sementara Cristan dan Jade terdiam di sepanjang perjalanan.
Sampai akhirnya mereka tiba di depan apartemen dan Jojo berpamitan sambil masuk ke dalam mobilnya. Cristan mengantar Arissa sampai ke pintu masuk dan berhenti di sana.
"Kau tidak ikut masuk?" tanya Arissa dengan tatapan heran pada Cristan.
Cristan menggeleng.
"Ada beberapa hal yang harus kulakukan sekarang. Kau masuk saja dan kunci pintunya…" kata Cristan lembut.
Arissa mengangguk pelan dan melakukan apa yang Cristan suruh tanpa banyak bicara.
Cristan sendiri menunggu sampai lampu kamar Arissa menyala di lantai 2 dan melihatnya mengunci jendela sebelum kemudian ia berbalik dan kembali memasuki mobil Maybach.
"Kita kembali ke Rose Mansion, Jade…"
"Siap, tuan muda…"