Jika orang bertatap wajah dengannya, orang itu pasti akan terbakar atau jadi beku. Semua orang yang mengetahui sihirnya sama sekali tidak ingin mendekati nya karena ketakutan akan terbakar atau jadi beku.
Namanya Lumina Dawn, seorang Penyihir berbakat yang memiliki dua jenis sihir yaitu Api dan Es namun sayangnya sihirnya sama sekali tidak bisa dikendalikan. Sihirnya ini akan aktif tiba-tiba jika Lumina bertatap mata dengan orang asing saja kalau orang tua beserta adik dan kakaknya tidak akan terkena sihirnya ini.
Karena sihirnya ini Lumina susah untuk pergi keluar rumah dan pergi bersekolah. Jadi selama 8 tahun ini Lumina hanya dirumah saja dan tidak bersekolah namun mendapat pelajaran sekolah dari Ayahnya yang seorang Ahli sihir dan Ibunya yang seorang Guru.
Sebenarnya Lumina menolak ajakan Hanz untuk bersekolah di Akademi Agartha namun setelah mendengar jika ada orang yang sihirnya aneh-aneh seperti dirinya, Lumina pun setuju untuk bersekolah di Akademi Agartha di Jepang. Namun sebelum itu Lumina memberitahukan Hanz kalau dia susah untuk bersosialisasi dengan orang lain karena selama ini dia tidak memiliki satupun teman. Jadi, karena kesusahan Lumina untuk bersosialisasi dengan orang Lumina ingin Hanz membantunya mencarikan apartemen untuk tinggal di Jepang. Hanz pun setuju dan dia langsung menelpon temannya yang memiliki sewaan apartemen.
Lumina selalu berusaha untuk tidak pergi keluar dari rumah kecuali terpaksa, seperti minggu lalu saat ibu Lumina ngidam pengen mencium bunga tulip. Karena terpaksa akhirnya Lumina pergi ke toko bunga dan bodohnya dia lupa memakai kacamata. Dan saat berada di toko bunga dia tidak sengaja bertatap mata dengan pegawainya dan tak lama kemudian pegawai toko bunga itu terbakar. Tidak sampai disitu, bunga-bunga yang ada pun ikut terbakar karena api yang membakar pegawai itu menyebar kemana-mana. Tapi pegawai itu tidak mati namun mendapat luka bakar yang parah hingga harus dirawat di rumah sakit dan menunggu penyihir tetua untuk menyembuhkan luka bakarnya. Awalnya pegawai itu minta ganti rugi namun setelah mendengar sihir anehnya Lumina akhirnya dia memaafkan Lumina dan hanya minta uang perawatan di rumah sakit.
Biasanya sih Lumina pakai kacamata kalau kemana-mana biar aman tapi karena dia pelupa jadinya... Yah bisa kalian bayangkan. Pokonya kalau Lumina tidak pakai kacamata maka kejadian seperti yang diatas pasti akan terjadi, antara orang akan terbakar atau orang akan membeku.
Dan sialnya untuk Lumina hari pertama sekolah dia lupa memakai kacamata karena dia kesiangan bangun nya.
Saat Homeroom dimulai dan anak-anak memperkenalkan dirinya sampai nama Lumina dipanggil untuk memperkenalkan dirinya. Lumina maju ke depan dengan tasnya lalu menghadap ke depan dengan wajahnya yang ia tutupi menggunakan tas.
"N-Namaku Lumina Dawn. umurku 15 tahun dan aku perempuan. S-S-S-S-S-Salam kenal!" Setelah itu Lumina kembali ketempat duduknya dengan sangat cepat karena dia takut kalau dia bertatap mata dengan salah satu teman kelasnya.
Itu pertama kali dalam hidupnya Lumina memperkenalkan dirinya kepada teman kelasnya. Dia sangat gugup hingga tidak tahu harus berkata apa tadi. Sedangkan murid lain yang tadi mendengarkan dan melihat Lumina memperkenalkan diri merasa ada yang aneh dengan Lumina.
Setelah perkenalan dan Homeroom, murid diberi kebebasan untuk ngapain aja di hari pertama sekolah.
Karena ketakutan akan ada orang yang mendekatinya dan mengajaknya ngobrol, Lumina pun kembali menutupi wajahnya dengan tasnya. Namun hal itu malah membuat teman sekelasnya semakin penasaran dengan Lumina.
"Halo namamu Lumina kan?" Kui tiba-tiba datang dan berdiri didepan Lumina.
Lumina hanya diam. Dia tidak membalas perkataan Kui. Lumina tau kalau tidak membalas perkataan seseorang itu tidak sopan tapi bagi orang yang telah berdiam 8 tahun di rumah dan jarang bersosialisasi ditambah dengan sihirnya itu bukanlah perkara yang mudah.
"Iya... Namaku Lumina salam kenal Kukui," Jawab Lumina dengan nada kaku.
Kui penasaran dengan Lumina yang menutupi wajahnya dengan tas.
(Mungkin aku kegantengan makanya dia gak mau liat aku kali ya) Batin Kui walaupun itu sebenarnya gak benar.
Kui tidak menyerah. Dia berusaha keras melakukan hal yang konyol untuk membuat Lumina melihat kearahnya namun usahanya sia-sia. Karena tidak ada pilihan lagi, Kui pun melakukan cara nekat yaitu mengambil tasnya Lumina agar dia bisa melihat wajahnya Lumina.
Karena kaget tasnya diambil, Lumina melihat kearah Kui dan alhasil dia dan Kui bertatap mata. Ya, Usaha Kui berhasil namun setelah itu dia beku. Kui menjadi bahan tertawaan anak-anak dikelas karena wajah bodohnya saat dia beku.
Lumina hanya terdiam kaku. Dia ketakutan karena telah membuat Kui beku lalu menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Sedangkan yang lain penasaran kenapa Kui bisa menjadi beku saat melihat Lumina.
"Lumina sihirmu itu membuat orang beku?" Tanya Einhar.
Lumina menutupi wajahnya kembali dengan tasnya. "Iya... Tapi sebenarnya sihirku ini tidak bisa dikendalikan. Jika aku bertatap mata dengan seseorang maka orang itu akan terbakar atau beku seperti Kukui...," Jelas Lumina.
Semua orang kaget mendengar penjelasan Lumina.
(Ah kalau begini teman sekelas pasti akan ketakutan kepadaku dan tidak ingin berteman denganku) Batin Lumina.
"Gila! Keren banget! Gak hanya bisa bikin orang beku tapi bisa bikin orang kebakar juga!" Ucap Einhar dengan matanya berbinar-binar.
Lumina kaget dia tidak menyangka kalau Einhar akan mengeluarkan ucapan seperti tadi. Sepertinya yang dipikirkan Lumina itu salah, bukannya ketakutan malah teman sekelas dibuat takjub oleh sihirnya Lumina yang bisa membekukan dan membakar seseorang.
"Lumina coba liat aku dong! Aku penasaran nih!" Ucap Kagura.
"J-Jangan nanti kamu terbakar atau beku" Tolak Lumina dengan nada sopan.
"Sayang deh" Ucap Kagura dengan nada kecewa "Gak usah formal gitu juga kali Lumina, santai aja kan kita teman sekelas. Kan teman-teman?" Lanjut Kagura.
"BENAR SEKALI!" Jawab yang lain secara serentak.
"Tapi kasian ya kamu Lumina... Pasti susah menjalani hidup dengan sihirnya yang gak bisa dikendalikan" Ucap Kagura.
"S-Sebenarnya sih ada satu cara agar sihirku bisa non aktif."
"Caranya?" Tanya Kagura.
"Aku harus pakai kacamata... Kalau pakai kacamata sihirku tidak akan aktif seenaknya... Tapi sialnya aku lupa pakai kacamata hari ini karena kesiangan...." Ucap Lumina dengan nada sedih.
"Kacamata?" Einhar langsung mengeluarkan sebuah buku kecil yang dia ambil dari saku bajunya.
"Kak mau bikin kacamata?" Tanya Theresa.
"Iya, lagian harganya gak seberapa."
Setelah itu Einhar berdiri didepan meja Lumina. Dia menggunakan sihirnya dan menciptakan sebuah kacamata bening dengan frame kacamata berwarna Putih.
"Nih Lumina, pakai aja kacamata ini."
Semua orang kaget melihat Einhar yang dapat membuat kacamata menggunakan sihirnya. Wajar saja semua orang kaget karena sihir yang bisa menciptakan sesuatu adalah sihir yang sangat langka dan jarang sekali dimiliki oleh para penyihir.
"Wow! Gila keren banget sihir lu Einhar!" Ucap Riku
"Memang kelas ini penuh dengan murid-murid yang memiliki sihir aneh-aneh" Ucap Kagura.
Lumina pun memakai kacamata buatan Einhar dan dia menaruh tasnya yang dia pakai buat menutupi wajahnya.
Akhirnya semua orang dikelas melihat wajah Lumina yang cantik dan imut. Lumina berdiri dan berterima kasih kepada Einhar.
"Makasih Einhar... Berapa harganya?".
"Gak usah bayar kali, anggap aja ini hadiah pertemanan," Ucap Einhar.
Lumina menjabat tangannya Einhar dan berterima kasih sekali lagi. Lumina membetulkan posisi kacamata nya lalu dia tersenyum didepan Einhar dan teman kelasnya. Semua orang dikelas langsung blushing melihat senyuman manis dan tulus dari Lumina tidak terkecuali para perempuan.
(Kalau kayak gini gue rela dibekuin atau dibakar buat liat wajahnya Lumina) Batin Einhar yang terpaku akan pesona senyuman Lumina.
Setelah itu Lumina sadar kalau diliatin oleh satu kelas dan dia kembali menutup wajahnya dengan tasnya karena malu kalau diliatin oleh banyak orang.
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
ABSEN NO.6 :
NAMA : LUMINA DAWN
GENDER : PEREMPUAN
ASAL : AMERIKA
UMUR : 15 TAHUN
TANGGAL LAHIR : 24, SEPTEMBER 3004
SIHIR : PYRO&FROZMANCER