Fabio bener2 merasa kehilangan anak dan istrinya pergi entah kemana. kenapa difanya harus menghilang lagi akan kah dia tidak mencintainya akan tetapi buru buru ditepis pemikiran yang hinggap d otaknya.
Fabio mencoba menyibukan dirinya dengan segala kesibukannya sampai dia ga ada waktu untuk memikirkan ataupun merasa kehilangan lagi untuk kedua kalinya.
inter call Fabio pun mengangkatnya
" ada apa bian... " ucap Fabio
" maaf Pak ada yang mau bertemu dangan bapak katanya dokter mila teman bapak" ucap bian
" saya ga mau si ganggu suruh pergi karena saya sibuk sebentar lagi saya mau ada operasi " ucap Fabio4
" tapi pak... "
" ga ada tapi tapi bian..... suruh pergi atau kamu saya PECAT" ucap Fabio
" baik Pak... "
Fabio pun ga habis pikir setelah ketemu sama mila selalu aja dia mengganggu Fabio sama halnya dengan pinkan sunggu menyebalkan bagi Fabio.
Fabio langsung meninggalkan ruangannya menuju kerumah sakit untuk melakukan operasi yang sudah terjadwal untuknya.
kesibukan Fabio tidak hanya mengurus kantor serta rumah sakit bahkan sekarang Fabio berprofesi sebagai dosen untuk mengajar d Universitas yang telah lama memintanya untuk mengajar.
setalah sekian lama akhirnya Fabio menyetujui untuk mengajar d Universitas harapan.
SUDAH LIMA BULAN BERLALU.
Fabio semakin sibuk dengan semua kegiatannya sampai tidak sempat memikirkan cintanya.
banyak mahasiswi yang mengejarnya namun semua itu ga di anggap.
" bio... sampai kapan kamu mau kaya gini nak" ucap mama Fabio
" bukan ini yang mama mau kan.... istri aku meninggalkan aku... " ucap Fabio
" dia memang tak selevel dengan kita Fabio.... masih banyak wanita yang sederajat dan selevel dengaan kita... mama mau kamu ketemua dengan calon istri kamu besok siang kita makan siang bareng sama calon kamu Fabio" ucap mama Fabio
"calon.... oh ayo lah mah jangan membuat bio makin membenci mama... "
" mama ini mama kamu orang yang melahirkan kamu Fabio... " ucap mama Fabio
" iya mama memang yang melahirkan Fabio tapi mama ga bisa memegang kendali atas kehidupan Fabio mah.. " ucap Fabio semakin kesal dengan mamanya
" biarkan Fabio memilih jalan hidup Fabio sendiri tanpa harus mama campur tangan... " ucap Fabio pergi meninggalkan ruanganya
fikiran Fabio dari kesal bercampur aduk dengan rasa rindu untuk istri dan anaknya.
Fabio pun pergi kekampus untuk mengajar di sana..
sementara itu difanya sedang sibuk mengutus semua keperluannya untuk membuka cafe kecil kecilan untuk menghidupi dirinya dengan kedua anaknya yang sekarang genap 6 bulan.
Fabio selalu mengirim uang untuk difanya namun difanya enggang untuk memakainya kalo tidak dalam keadaan mendesak.
difanya memutuskan untuk membuka cafe dekat kampus yang sasarannya adalah anak kampung yang mau nongkrong dan bersantai.
untuk memutuskan kuliah difanya mengurungkan niatnya karena sudah ada sikembar yang harus dia jaga dan biaya.
walau ayah sikembar selalu mengirim uang bulanan untuk mereka difanya merasa kalo ga pantes untuk menerima uang dari Fabio.
" maaf Bu... ini laporan pemasukan dan pengeluaran cafe " ucap Siska pegawai difanya
" taru aja dimeja sis... " ucap difanya
difanya hanya datang ke cafe untuk memeriksa pembukuan aja karena difanya telah membuka tiga cafe di jogja.
namun prioritasnya tetap untuk anak-anak setiap difanya pergi difanya selalu membawa si kembar bersama dengan baby sisternya untuk menolongnya...
wulan juga sering datang menemui difanya untuk bercanda gurau dengan anak difanya juga sering menemani difanya.
" sayang aku rindu sama kamu... apa kamu rindu padaku... " ucap difanya saat melihat foto Fabio dhpnya...
" kalo lu rindu kenapa ga telp aja sih si jual mahal lu" ucap wulan yang tiba-tiba datang
" kapan lu datang kok w ga tahu sih.. " ucap difanya
" gimana lu tahu kalo lu aja lagi asik memandang foto suami lu... " ucap wulan
" gitu ya... " ucap difanya
" difanya sebaiknya lu bilang sama suami lu kalo ada yang mengancam lu dan membuat lu meninggalkan dia... mungkin dia kan mengurus semuanya untuk menyelamatkan anak kalian" ucap wulan
" w takut lan... " ucap difanya
" buat apa takut.... bila suami lu mencintai kalian makan dia kan menjaga kalian dari apa pun termasuk cewe saklek yang selalu mengancam untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan" ucap wulan
" maaf w belum berani lan... "
"oh ayolah difanya... ini semua untuk kebaikkan bersama dari pada lu terus merindu dan kehilangan yang lu buat sendiri... "
" ga cape apa lu terus aja memojokkan w mulu" ucap difanya
" w enggak akan cape kalo untuk kebaikan kalian.... karena w sayang sama lu difanya... w mo mau yang terbaik buat lu... " ucap wulan
difanya mulai memikir kan semua ucapan wulan
sambil pandangan lurus keluar jendela cafenya..
.
.
.
.
" pak kita harus kejogja untuk menghadiri peresmian rumah sakit disana " ucap bian
" ok... kamu sudah uruskan semuanya saya ga mau sampai urusan saya di ganggu oleh kedua wanita yang ga guna" ucap Fabio
" anda tenang aja pa semua udah saya urus... dan kemungkinan mereka ga akan ganggu bapak lagi karena dino sudah mengurus mereka dengan sangat rapih dan halus" ucap bian
" bagus... saya suka cara kerja kalian ga sia-sia saya menggaji kalian... " ucap Fabio
"oh ya jangan sampai mama saya tahu kalo kita kan kejogja sya juga mau mengurus rumah sakit itu sampai waktu yang tak bisa ditentukan saya harap kamu dan dino bisa mengurus semuanya disini dan selalu memberi laporan untuk saya kirim ke email saya" ucap Fabio
" tapi gimana dengan jadwal mengajar bapak... " ucap Fabio
" kamu tengah aja semua sudah mengundurkan diri dari sana.. " ucap Fabio
" baiklah kalo begitu pak... saya sudah urus semunya bapak bisa berangkat sore ini dan saya juga sudah membeli rumah serta sudah ada pelayan yang akan mengurus semua keperluan bapak disana" ucap bian
" ok makasih... " ucap Fabio
" Sama-sama Pak.... itu sudah menjadi tugas saya.. " ucap bian
Fabio pun menuju Bandara untuk melakukan penerbangan ke Jogja entah perasaan apa yang membuatnya merasa kalo sebentar lagi dia kan bertemu dengan orang-orang yang sangat dia rindukan.
makannya Fabio sudah sampai djogja disana sudah ada supir yang menunggu untuk mengantarnya kerumah baru yang kan ditempati selama dia dijogja.
sampai disana dia disambut oleh 3 pelayan rumah..
" silakan kalian istirahat... saya belum membutuhkan apa-apa...oh ya satu hal lagi setelah jam 8 malam kalian boleh pulang paginya sebelum jam 7 harus ada sarapan untuk saya... apa kalian mengerti" ucap Fabio
" baik kami mengerti... kalo gitu kami permisi tuan" ucap pelayan.
setelah para pelayan tukang kebun serta supir pergi Fabio segera kekamar untuk tidur dan ber istirahat karena merasa lelah sekali..