Chereads / Kehidupan Didalam Mimpi / Chapter 9 - Ingatan Pahit Masa Lalu Yang Tak Diketahui(1)

Chapter 9 - Ingatan Pahit Masa Lalu Yang Tak Diketahui(1)

"Kak....Kak...ayo bangun Kak!! jangan diam saja. Bangun Kak....buka matamu,ayo Kak!...aku tidak akan meninggalkan Kakak disini."gadis kecil berumur sekitar 13 tahun dengan suara seraknya sambil mengeluarkan air mata bersama dengan turunnya hujan yang perlahan-lahan semakin deras membasahi pipi tembemnya.

"Dik kau pergilah!!jangan pikirkan Kakak...Kakak bisa menjaga diri dan kamu larilah secepat mungkin dan pergilah ke rumah paman. Hah!...isth ..."

"Tidak!..aku tidak akan meninggalkan Kakak...."suara tangisannya semakin terdengar kuat.

"Kakak bilang..pergi!!...pergi...!!"sembari mendorong adiknya dengan sisa kekuatan yang dimilikinya.

"Kakak.....jangan seperti ini!!"ia terus menggelengkan kepalanya tanpa henti sebagai isyarat untuk tidak mau meninggalkan kakaknya yang sedang terluka saat ini.

"Dik....untuk ini saja dengarkanlah permohonan Kakak!."memegang pipi adiknya dengan penuh kasih sayang dan berusaha untuk tetap terlihat kuat dengan tidak menangis dihadapan adik yang disayanginya itu.

Hujan terus saja membasahi mereka dalam kegelapan malam,seperti sedang melihat mereka berdua untuk tetap bertahan untuk hidup. Yang pada akhirnya juga itu membuat adiknya membenci semua itu...'hujan'

"Pergilah....dan janganlah mengingat ini,atau itu akan membuatmu menderita saja. Dan itu tidak baik untukmu....."luka yang ada di punggungnya seketika terasa sangat sakit. Tapi tetap berusaha untuk tidak membuat adiknya khawatir.

"Kakak....."air mata tanpa henti membanjiri wajahnya ditambah dengan derasnya hujan membuat itu terlihat sangat menyakitkan jika dilihat orang lain.

"Stttttttt....diam!jangan menangis terus... Pergilah ke rumah paman.Jadilah anak baik dan rajin belajar."

"Kakak sangat menyayangimu....ayo cepat pergi!!sebelum mereka menemukan kita ,dan kau akan tidak bisa lari!...nantinya"

Melihat kakaknya yang serius dalam mengatakan itu serta rasa sayang yang tidak bisa diungkapkan membuatnya putus asa,dan akhirnya dengan tidak rela harus meninggalkan kakaknya itu.

Gadis kecil tersebut terdiam sejenak,lalu berdiri dan lari meninggalkan kakaknya.

Tidak ada yang begitu menyakitkan bagi seorang Kakak selain menyuruh adiknya sendiri untuk meninggalkan Kakaknya apalagi dalam keadaan yang seperti ini.

Sebenarnya ia masih bisa untuk berjalan,namun itu pun pasti hanya bisa bertahan selama beberapa menit saja, itu karena ada luka di punggungnya. Dan ia telah kehilangan banyak darah dan pasti itu akan membuatnya tidak sadarkan diri,hal itu pasti akan membuat adiknya sangat khawatir dan juga itu akan kesulitan untuk melarikan diri nantinya serta akan sangat merepotkan adiknya yang kecil itu.

Ia tidak mau hal itu sampai terjadi, akibatnya ia lebih memilih untuk menyelamatkan nyawa adiknya daripada harus mereka berdua yang berusaha untuk menyelamatkan diri.

Dan kalau itupun terjadi pasti tidak ada gunanya.

Ia tahu mereka berdua bukanlah saudara kandung,tapi ia sangat menyayangi adiknya. Begitu juga sebaliknya.

Dan ia tahu juga bahwa pamannya pasti akan sangat menyayangi adiknya. Untuk itu ia berharap bahwa adiknya bisa bertemu dengan paman.

Ia melihat kepergian adiknya itu dengan penuh perasaan bahagia, 'setidaknya aku masih bisa melindunginya sebelum aku meninggalkan dunia ini.'

Dari jauh sana seorang yang belum lama berlari mendengar suara yang dibencinya itu..

"Hahahaha.....disini rupanya"kata salah satu pria diantara ketiga pria yang sedang memegang senjata tajam ditangan mereka.

"Kalian!!"dengan tatapan benci.

"Tidak perlu sungkan...tapi,hei!!!dimana adikmu itu.Haaaa!!"kata pria pertama sambil mengarahkan pisau didepan wajah wanita yang tengah terluka itu.

"Buat apa kalian mencarinya,yang kalian cari itu aku!!bukan dia!"suara napasnya terdengar semakin berat.

"Hahhhhh...hei!.sayang..adikmu itu juga ada harganya untuk kami,tahu!!atau kau masih kurang puas. Atau ingin ku tambah lagi!!"ketua dari ketiga orang itu tertawa dengan kerasnya,namun tawa itu terendam oleh turunnya hujan yang deras.

Mereka bertiga terlihat sangat kejam dan juga menakutkan.

"Dasar b*jingan,laki-laki b*suk!!iblis!!"

memaki mereka sambil meludah.

Mereka telah memperkosanya dan juga berniat untuk melakukannya pada adiknya setelah mereka tahu bahwa adiknya telah mengetahui kejahatan mereka.Pada saat itu adiknya tengah pulang sehabis dari belajar tambahan disekolah pada sore hari. Itu adalah pukulan yang sangat berat bagi adiknya untuk diterima.

Mereka juga berpikir bahwa adiknya sebuah barang yang cukup bagus untuk dipermainkan.

Sungguh sangat keji!! benar-benar perbuatan yang sangat kejam!!.

"Tidak ada gunanya kau memaki kami pada saat yang seperti ini,sebaiknya kau berdoa untukmu dan juga untuk adikmu itu...hahahaha"mendengar perkataan dari ketua mereka membuat 2 orang selaku anak buah itu tertawa terpingkal-pingkal.

Memangnya bisa??

"Hei...kau kira aku tidak tahu apa?kau ingin mengulur waktu agar adikmu itu bisa melarikan diri kan?...jangan harap!"dengan nada mengancam.

"Hei....kau dan aku akan mengejar anak gadis itu."

"Lalu kau....uruslah wanita ini. Terserah kau ingin berbuat apa..."ada maksud tersembunyi dibalik perkataannya itu lalu tersenyum sinis.

"Tapi ingat setelah itu lenyapkanlah dia...tapi aku merasa dia akan cepat mati!!"berkata dengan tidak penuh perasaan diikuti dengan tawa yang sangat menakutkan.

"Terimakasih bos"anak buahnya menjawab dengan mata yang berbinar-binar,juga mengerti dengan maksud bosnya jadi itu membuatnya lebih gembira lagi.