Saat pulang dari Bandung, yasmin dan ardina memutuskan untuk mampir makan malam agar saat sampai dirumah mereka tinggal beristirahat saja. Yasmin menceritakan pada ardina sikap ayden yg sedikit terlalu terburu-buru mendekatiya. Dia sedikit curiga dan berjaga-jaga agar tidak harus kecewa lagi. Baru beberapa jam saling berkirim pesan ayden sudah meminta nama akun sosial media yasmin. Beberapa kali ayden mengejek foto yasmin dan bertaruh jika dia bisa mengedit dengan baik yasmin harus menciumnya.
Sungguh mencurigakan bukan ?
Apakah ayden ini semesum itu ?
Atau dia memang mendekatinya untuk tujuan tertentu ?
Yasmin mengira-ngira semua itu mungkin saja terjadi. Pasti banyak cowok-cowok dengan spesies yg seperti ini. Ardina yg memang belum pernah berpacaran tidak bisa membantu memberikan saran dan komentar apapun, selain hanya mengingatkan untuk berhati-hati. Yasmin merasa sangat was-was, dia takut tabita menceritakan yg tidak seharusnya ayden tau. Sehingga sikap ayden bisa seperti ini pada yasmin.
Keesokan harinya, yasmin masih saling mengirimkan pesan dengan ayden. Saat makan siang, yasmin merasa ada yg memperhatikannya.
Drrt... Drrt....
From : Ayden
Makan yg banyak ya....
Nanti selese kuliah jam berapa ?
Setelah membaca pesan itu yasmin mencari-cari si pengirim pesan. Saat menemukannya, ayden memberikan senyuman termanisnya dengan sedikit mesum. Entahlah mesum atau tidak, tapi memang mata ayden sedikit sayu dan memiliki cekungan yg dalam. Orang bisa saja mengartikan pandangannya itu, hanya dia yg tau arti senyumannya.
To : Ayden
Hmm iya, udah makan ?
Nanti sampe sore
Selesai yasmin membalas pesan ayden, dia segera menyelesaikan acara makannya juga. Karena setelah ini dia harus masuk kelas selanjutnya. Saat dijalan kembali ke kelas, paulina memberi kode yasmin.
"Yas, cowok lobby ngliatin lu terus." bisik paulina.
"Iya, gua tau." yasmin tetap berjalan sambil berpura-pura tidak tau. Padahal didalam hatinya komat-kamit,"jangan kepedan yas, jangan kegeeran." dengan detak jantung yg cepat.
Sore hari, setelah selesai kelas yasmin masih berkumpul dan mengobrol dengan teman-temannya. Hingga tiba-tiba ayden menelfonnya.
"Kamu dimana ?" tanya ayden saat panggilannya sudah tersambung.
"Dilobby kak, kenapa ?" jawab yasmin berusaha mengatur jantungnya yg sudah deg-degan tidak karuan, hingga tangannya dingin.
"Aku juga dilobby, sini aku tungguin." ayden mematikan panggilannya.
DEG....
Yasmin reflek menarik baju paulina yg memang duduk disebelahnya.
"Kenapa sih ?" tanya paulina sambil kaget karna bajunya ditarik.
"Ayden dilobby juga." mendengar itu paulina yg reflek celingukan.
"Yas... itu dia duduk disana. Lu nggak liat ?" bisik paulina.
"Nggak berani lah nolehnya gimana ini, aduuuh takut gua." entah kenapa yasmin bersikap seperti ini, sepertinya dulu saat dengan ario dia tidak pernah seperti ini.
"Samperin aja cepetan." paulina membujuk yasmin untuk segera menemui ayden.
Tangan yasmin sudah dingin, lalu dia mengatur nafasnya. "Pau, muka gua nggak merah kan ?" tanya yasmin yg khawatir dengan wajahnya yg memerah.
"Enggak kok, jangan tegang gitu ah. Kayak baru ini aja dideketin cowok." goda paulina.
"Eman baru ini, setelah 3 taun sama cowok yg salah." omel yasmin karena paulina mengingatkan pada mantannya itu.
Dengan langkah berat dan hati yg tidak karuan, akhirnya yasmin duduk disebelah ayden.
"Kok lama banget ?" tanya ayden.
"Iya tadi masih ngobrol."
"Mau makan bareng nggak ?"
"Ha ? mau makan apa ?" bukannya menjawab, yasmin malah bertanya balik.
"Ada cafe enak dideket rumah aku."
"Rumah kamu ?"
"Iya deket rumah aku."
"Oh... emang rumahnya dimana ?"
"Yauda ikut aja, nanti juga tau." ayden langsung berdiri dan mengajak yasmin untuk makan.
"Eh kak, tapi kendaraan aku gimana ?" tanya yasmin masih bingung dengan situasi ini.
"Tinggal aja, nanti aku anterin lagi kekampus." yasmin hanya menurut dan mengikutinya.
Setelah berpamitan pada teman-temannya, yasmin sudah digoda habis-habisan. Membuat perasaannya semakin kacau.
Sepanjang perjalanan, yasmin diam saja. Begitu pun ayden yg tidak membuka pembicaraan. Hingga mereka sampai didepan sebuah rumah. Ayden mengajak yasmin turun.
"Masuk dulu yas, aku kenalin ke mama."
DEG...
Kaki yasmin merinding, "perasaan baru kemaren kenalnya, kok udah main kenalin mamanya aja. Jaman sama ario nunggu setaun pacaran dulu baru dikenalin keluarganya." batin yasmin.
"Ma..." panggil ayden.
"Iya... mama disini." jawab mamanya. Yasmin yg berjalan membuntuti ayden pun mengatur nafas dan detak jantungnya. Semua ini terlalu cepat seperti mimpi buat yasmin.
"Kenalin ma, ini yasmin." kata ayden.
"Yasmin tante." dengan kaku yasmin maju dan mencium punggung tangan mama ayden. Mamanya mungkin berumur sekitar hampir 50 tahun, sambil menggendong seorang bayi perempuan dengan pipi yg gembul.
"Temen kampus ?" tanya mamanya pada ayden.
"Iya ma, adek kelas ayden dikampus."
"Yaudah ayden keluar lagi ya ma, mau ngajak yasmin makan." pamit ayden, yg disusul yasmin dengan berpamitan juga kepada mamanya itu.
Dimobil, kaki yasmin masih merinding entah kenapa. Situasi ini sangat baru untuknya. Jika dilihat-lihat sepertinya mama ayden tidak terlalu menyukainya. Bahkan melihat yasmin dari atas ke bawah. Memang yasmin selalu tampil sederhana, menggunakan kaos yg dimasukkan ke jeans yg dipakainya dengan outer berkerah karna peraturan dikampusnya mengharuskan memakai baju berkerah. Lalu, rambut panjang yg diikat kuncir kuda, memakai kawat gigi, dan kadang-kadang memakai kacamata.
Mungkin untuk mama ayden yasmin tidak terlalu menarik. Padahal yasmin tidaklah jelek, hanya saja memang selalu menggunakan pakaian yg terlihat sangat santai.
Diperjalanan yasmin mencoba membuka pembicaraan.
"Anak bayi tadi siapa kak ?" tanya yasmin.
"Oh.. itu anak kakak aku baru aja lahir 3 minggu yg lalu." jawab ayden.
"Ohh.... lucu ya gendut banget." kata yasmin basa-basi.
Hanya kurang lebih 5 menit perjalanan dari rumah ayden ke cafe yg dia maksudkan. Mereka turun dan mencari tempat duduk yg nyaman untuk mengobrol. Setelah pesanan mereka datang, masih dengan situasi canggung mereka makan dalam diam.
"Yas, kamu yakin mau deket sama aku ?" tanya ayden tiba-tiba.
"Emang kenapa kak ?" tanya yasmin bingung.
"Ya... soalnya kan aku dikampus terkenal 'nakal'." ayden menjawab sambil menekan kata 'nakal'.
"Emang 'nakal' yg gimana ?"
"Ya.. nakal." yasmin terdiam mencerna semua perkataan ayden.
"Nakal gimana sih ? Mabuk ? Clubbing ? atau gimana sih ?" tanya yasmin lagi.
"Emang kamu nggak pernah denger gosip tentang aku ?"
"Enggak tuh. Kenapa sih emang ?" tanya yasmin lagi.
"Aku deket sama banyak cewek." kata ayden.
"Kenapa emangnya ? Kamu kan jomblo ya maklum sih deket sama banyak cewek." yasmin dengan polosnya menjawab pernyataan ayden.
Sekarang giliran ayden yg terdiam. Mencerna apakah cewek didepannya ini pura-pura bodoh, atau memang tidak tau apa-apa tentangnya.
"Aku nggak bisa punya hubungan terikat dengan satu orang."
"Lah gimana sih maksudnya ?" yasmin benar-benar tidak memahami kata-kata ayden, mungkin karna dia sibuk makan dan belum mencerna semua kejadian ini.
"Ya aku cuma nggak bisa punya hubungan yg serius."
"Kenapa emangnya ? Pernah disakiti ?" tanya yasmin polos. Tapi saat melihat mata ayden sepertinya ayden memang menyimpan sebuah pengalam yg buruk dengan seseorang.
"Kamu dulu kenapa putus ?" tanya ayden mengalihkan pertanyaan yasmin. Mellihat sikap ayden ini membuatnya yakin ada sesuatu yg tidak beres.
"Diselingkuhin." jawab yasmin malas membahas mantannya itu.
"Oh..."
Selesai makan, ayden menawarkan yasmin untuk mampir kerumahnya sebentar sebelum mengantarkannya kembali kekampus. Dia beralasan capek, jika mengantarkan yasmin sekarang mereka akan terjebak macet. Karna memang ini adalah jam-jam pulang kantor, bisa dipastikan bagaimana macetnya jalanan.
Sesampainya dirumah ayden, rumahnya tampak sepi. Yasmin duduk diruang tamu rumah ayden. Tapi, ayden malah menariknya menuju kamar ayden.
"Yas, ngapain duduk disitu. Ayo" ajak ayden sambil menarik tangan yasmin.
"Mau kemana ?" yasmin bingung tapi tetap mengkuti langkah ayden.
"Ke kamar aku."
"Ha ? Mau ngapain ?" tanya yasmin kaget mendengar jawaban ayden.
"Mau ngadem, disini panas." jawab ayden sambil menggerakkan kaosnya untuk mengipasi diri.
Yasmin benar-benar bingung,"ini terlalu cepat. Bukannya kalo bertamu itu diruang tamu ya ? Perasaan tadi ada AC diruang tamunya." batin yasmin.
Saat masuk dikamar ayden, yasmin melihat barang-barang khas cowok dengan aroma kamar yg maskulin. Dikamar ayden ini memiliki fasilitas lengkap, mulai TV, PS terbaru, komputer khusus game, DVD player, ranjang dan lemari. Bisa dipastikan, jika yasmin memiliki kamar seperti ini dia akan betah berlama-lama disana.
"Suka main game ?" tanya yasmin melihat koleksi kaset game ayden.
"Suka."
"Kamu main game juga ?" tanya ayden lagi.
"Iya, dirumah juga ada PS kok."
"Mau main PS ?"
"Nggak deh, bisa kemaleman nanti pulangnya." yasmin beralasan agar dia bisa cepat-cepat pulang. Khawatir jika berduaan dengan ayden dikamar begini yg ketiga adalah setan. Bisa dipastikan ini arahnya kemana.
Yasmin bergeser melihat koleksi film ayden.
"Kak, suka film jepang juga ?"
"Aku emang suka semua tentang jepang." jawab ayden antusias.
"Sama dong, aku juga suka."
"Kamu pasti suka film dramanya aja kan ?"
"Iyalah, nggak berani film yg lain apalagi film hantu sama film actionnya bisa pingsan." jelas yasmin sambil terkekeh.
"Yas, kamu bukannya kemaren ada hutang sama aku." tany ayden.
"Hutang apa ? Perasaan kita emang baru kenal kamaren." jawab yasmin bingung, karna semua pertanyaan ayden ini seperti memiliki arti yg belum bisa yasmin pecahkan.
"Hutang cium, kemaren kan kamu kalah taruhan." jelas ayden enteng seperti sudah biasa melakukan hal itu.
DEG.....
Yasmin mengalihkan pandangannya dari ayden, mencari alasan dengan berpura-pura memainkan ponselnya. "Gila apa nih cowok, serem banget." batin yasmin.
Tiba-tiba...
Ayden mendekatkan wajahnya ke wajah yasmin, membuat yasmin langsung memundurkan tubuhnya menjauh dari ayden. Hingga dia sudah menabrakkan tubuhkan ke tembok kamar ayden, lalu ayden menarik tangan yasmin dan membuatnya berada dibawah kungkungan ayden. Meskipun yasmin berusaha melarikan diri, dia tetap saja kalah dengan kekuatan ayden sampai ayden menahan kedua tangan yasmin disamping.
CUP
Ayden mencium bibir yasmin. Tapi yasmin diam saja, meskipun ayden masih berusaha membuat yasmin membalas ciumannya itu. Hingga ayden sedikit melonggarkan ciumannya yg membuat yasmin langsung menolehkan wajahnya ke samping untuk menghindari ciuman ayden lagi.
"Aku mau pulang kak, udah malem." kata yasmin yg mencoba melepaskan diri dari ayden.
**********