Pada suatu hari di kompleks perguran YASMUJA, alias "Yayasan Maju Jaya", lebih tepatnya di dalam kompleks SMA nya, datanglah berbondong-bondong para murid baru untuk menempuh awal Minggu ke 2 mereka bersekolah di SMA Yayasan yang terkenal akan pembagian Beasiswa siswa-siswanya yang berprestasi sebagi bentuk apresiasi mereka terhadap kemampuan para murid didik mereka, baik itu prestasi akademik-non akademik, dan tingkat Nasional sampai antar desa sekali pun.
Tapi berbeda dengan yang dialami seorang gadis malang ini, yang dimana hari ini dia telah ketahuan melakukan tindakan kriminal oleh guru BK nya sendiri saat perjalanan menuju sekolahnya, sehingga saat ini terpaksa harus mendekam di ruangan BK untuk diintrogasi.
"(Aduh....a..aku haru bagaimana ini? Padahal ini baru saja melewati Minggu pertama aku sekolah disini, a...apa aku akan tamat hari ini gara-gara kejadian tadi?..ta..tapi kalau dilihat dari sudut pandang orang yang baik...a...aku tidak salahkan?)" tanya perempuan yang sempat teringat dengan apa yang dia lakukan tadi pagi saat perjalanan menuju sekolah yang membuatnya bisa masuk kedalam BK.
CKLEEK
"Ah maaf kelamaan, mencari daftar nama murid baru disekolah ini memang susah banget, karena kepala sekolahnya tidak mau mengkeluarkan uang untuk beli lemari dan malah menyuruh pegawainya menyimpan data murid dikerdus, dengan alasan hemat pengeluaran."
Siswi itu masih terdiam saja ketika guru BK yang tadi izin keluar untuk mencari data dirinya dikantor itu telah kembali sambil membawa daftar identitas murid. Lalu setelah masuk kedalam ruangannya kembali, sang guru BK itu pun duduk di kursinya sambil membacakan identitas siswi tersebut.
"Nita Dwi Sartika, anak kelas 10 yang sebenarnya tidak mau lanjut masuk SMA karena masalah ekonomi keluarga tapi akhirnya jadi masuk karena mendapatkan beasiswa khusus dari kepala sekolah dengan alasan "sayang bakat berantemnya jadi sia-sia" Wow, alasan yang fantastis sekali ya?" kata guru BK itu yang sempat tercengah dengan keterangan yang tertera didaftar keterangan prestasi siswi itu.
"A...ahahaha...sa..saya pikir bu Saraswati agak berlebihan memberikan penjelasannnya deh," kata anak yang dipanggil "Nita" itu dengan perasaan agak jengkel karena merasa tersindir.
"Maaf saja ya nak, ibu bukannya bermaksud menyinggung, tapi kepala sekolah kita ini memang suka menulis hal yang aneh-aneh, jadi maklumi saja," kata guru BK yang dipanggi bu "Saraswati" itu sambil menunjukan bagian keterangan yang memang ditulis sesuai dengan apa yang dia katakan tadi.
"(Memangnya ada kepala sekolah yang suka menulis keterangan seperti itu?)" tanya Nita yang hanya terheran-heran mendengar keterangan mengenai dirinya tadi itu.
"Tapi serius nak, selalu juara 1 Lomba pencak antar SD, Kecamatan,, Kabupaten, dan bahkan sudah sampai Provinsi, kau ini renkarnasi Bruce Lee atau sejenisnya ha? Kalau kau bisa sampai ke tingkat Nasional mungkin kau akan masuk MURI sebagai cewek tertomboy se Indonesia lho," kata bu Saraswati ketika membaca prestasi yang dimiliki oleh Nita.
?
Mendengar bu Saraswati itu tiba-tiba membahas mengenai prestasinya, si Nita yang gugup soal masalah tadi pagi itu langsung mulai terlihat melupakan masalahnya tadi, dan dengan gembiranya diapun juga berkata...
"Ahahahaha...i..ibu bisa saja deh, i..itu tidak ada apa-apanya kok, kalau mau terus-terusan berlatih dengan keras, semua bahkan orang berumur tua seperti pak H*bibie dan Don*ld Tr*mp bisa jadi pendekar juga kok, ahahaha," kata Nita dengan bangannya.
"(Ah, rupanya dia tipe yang suka dipuji ya? Tipe anak yang emosional dan mudah terpengaruh, tapi ya memangnya siapa juga yang peduli soal itu sih, karena yang penting itu adalah.....) Hmm, tapi aneh juga ya sekolah-sekolah di kota ini."
"Eh, aneh bagaimana bu?"
"Padahal kau sudah sampai tingkat Provinsi, dengan prestasi ini kau bisa masuk kedalam SMA mana pun lho, tapi kenapa tidak ada satupun sekolah negeri yang mau menerima....tunggu sebentar."
"Setelah lulus kau benar-benar melamar ke beberapa SMA negeri dengan ijazah prestasimu ini kan? Kau masih berniat untuk melanjutkan ke SMA kan?" kata bu Saraswati yang mengira kalau si Nita sebelumnya tidak mau melamar ke SMA Negeri.
"Eh...i..iya saya sudah melamar ke semua SMA Negeri di daerah sekitar saya, ta..tapi tidak ada yang satupun yang mau menerima saya bu (waduh, ke..kenapa tiba-tiba dia jadi melotot begitu sih? Seram tahu!)" kata Nita yang kaget ketika bu Saraswati bertanya sambil melotot.
"Apa kau sudah tanya kenapa ijazahmu bisa sampai tidak diakui begitu?" tanya bu Saraswati lebih melotot.
"(IKHHH!! KE..KENAPA DIA MALAH KELIHATAN MAKIN MARAH BEGITU??!!) I...iya, saya sempat tanya soal i...itu juga ke beberapa SMA yang sa..saya datangi, da.. dan mereka bilang "Kami hanya butuh siswa yang berprestasi dibidang pelajaran UMUM, bu...bukan pelajaran dibidang KETERAMPILAN" be..begitu," kata Nita yang sempat menundukkan tubuhnya karena bu Saraswati bertanya sambil berdiri mendekatinya dengan tatapan yang makin tajam.
...
Setelah mendengar alasan Nita yang kelihatan seperti sedang kena sakratul maut itu, bu Saraswati pun duduk kembali ke kursinya lagi sambil memikirkan suatu hal yang terasa ganjal.
"(Ini aneh, tidak mungkin ada sekolah yang akan berkata seperti itu, ini zaman "persaingan pendidikan yang modern", pasti semua sekolah berbondong-bondong mencari murid berprstasi untuk meningkatkan "Nama Baik" sekolah yang akan meningkatkan "Status Sosial" para gurunya, dan dilihat dari raut wajahnya yang ketakutan karena sikapku yang terlihat mengancam itu, tidak mungkin dia berbohong dan sempat membuat alasan dengan tekanan batin seperti itukan? Lagipula dilihat juga dari data tempat tinggalnya ini, bukannya sudah sangat aneh melihat anak dari daerah timur jauh-jauh bersekolah di wilayah barat ini?)" kata bu Saraswati beranalisa dengan teori-teorinya.
"(Se..serius deh, a..aku tidak mau dapat tekanan yang lebih parah dari ini, a..aku harus segera ganti topik masalah) An..anu bu...bu...bukannya mau menceramahi atau sejenisnya, ta...tapi bukannya kita agak menjauh dari masalah utama kita bu Saraswati?" kata Nita mengingatkan bu Saraswati soal masalah utama kenapa dia bisa ada di BK.
Mendengar ucapan Nita barusan, bu Saraswati-pun tersadar dengan masalah utama yang seharusnya dia bahas itu, sehingga diapun berkata ...
"Ah benar juga, maaf-maaf, ibu kalau sudah kepikiran sesuatu jadi lupa apa yang seharusnya dilakukan sebelumnya, baiklah ayo kita bahas kembali masalah utamanya," kata bu Saraswati kemudian yang kembali bersikap tenang itu.
"(Fiuh, akhirnya dia berhenti bersikap tegas begitu, memang guru yang terlalu tegas itu bikin siswa jadi susah bicara ya?)" kata Nita dalam hatinya yang merasa lega karena tekanan hatinya berkurang.
"Nah, kalau begitu coba jelaskan pada ibu, kenapa pada hari pertama Minggu ke 2 mu di sekolah ini sebagai murid penerima beasiswa berprestasi, bisa-bisanya menghajar 7 pelajar sampai koma dari SMA lain dalam waktu 5 menit ha?"