Nayla menatap selembar surat cerai yang sudah di tangannya. Tak terasa airmata menitik jatuh pada selembar surat cerainya yang sudah di tandatangani Ardian.
Hati Nayla terasa sesak, tak mampu bernafas dengan semestinya.
Selembar surat inikah yang dulu ia inginkan? kenapa sekarang membuat dirinya hancur dalam jurang kesedihan.
"Nayla." panggil Ardian dengan suara parau.
Nayla terdiam, tak mampu mengangkat wajahnya untuk melihat wajah seseorang yang telah bersamanya beberapa bulan.
"Aku sudah menandatanganinya, jika kamu ingin cepat selesai surat cerai kita, kamu harus menandatanganinya dan mengirim ke pengadilan Agama agar di sahkan di sana." ucap Ardian dengan keikhlasan penuh.
Nayla masih terdiam tidak bisa berpikir lagi apa yang harus di lakukannya untuk menyelesaikan masalahnya.
"Hari ini, hari terakhir kita menjadi suami istri Nay." Ucap Ardian lagi merasakan kesakitan dalam hatinya melihat Nayla yang diam seharian tanpa bicara sejak pagi saat dia mengurus surat cerainya.