Dengan di papah Nayla, Ardian berjalan masuk dalam kamarnya.
Tangan kiri Ardian yang patah tergantung kain di lehernya.
"Berbaring pelan Pak." ucap Nayla sambil menopang punggung Ardian yang mau bersandar di dinding ranjang.
"Terimakasih Nay." ucap Ardian sedikit kesulitan untuk bersandar dengan punggung yang terasa sakit.
"Apa masih terasa sakit pak?" tanya Nayla menyentuh pundak Ardian yang terluka selain pergelangan tangannya yang patah.
"Sedikit Nay." Jawab Ardian mencoba menggerakkan jarinya yang masih kaku.
"Baiknya bapak istirahat ya." ucap Nayla yang tidak tahu harus bicara apa lagi pada Ardian.
"Drrrrttt... Drrrrttt... Drrrrttt"
"Ponselmu berbunyi Nay." ucap Ardian yang sangat yakin tahu itu adalah Kenzo.
Nayla melihat ponselnya, kemudian menatap Ardian.
"Hallo...Nay." panggil Kenzo di sana.
"Iya Ken." jawab Nayla sambil melirik ke arah Ardian yang menatapnya dengan mata yang sendu.