Chereads / Ratu Tanah Jawa / Chapter 26 - Kisah Cinta Ardian

Chapter 26 - Kisah Cinta Ardian

"Adrian, apa yang Kau lakukan?"

Ardian melirik ke arah Winda yang menenangkan Laras.

~Wanita itu datang ke sini rupanya~

"Kamu menceraikan Laras?" tanya sang ayah. "Tapi mengapa? Apa Laras membuat kesalahan?" desak sang ayah lagi.

"Lihat, dia begitu lemah dan tidak berdaya. Ia sudah menangis sejak pagi tadi. Apa Kamu sudah tidak punya hati Ardian? Kamu tahukan? Laras mencintai kamu dengan segenap hati dan jiwanya?"

Ardian menyerahkan tasnya pada Sulastri.

"Ardian, kamu ini laki-laki. Jangan bertindak konyol seperti ini? Di mana rasa tanggung jawabmu, Nak?"

Ardian menghembuskan nafasnya. Ia melihat ke arah Laras dan Winda. Dua orang itu benar-benar seperti sahabat karib. Jika wanita normal akan marah suaminya memiliki lebih dari satu istri, Winda sebaliknya. Ia bisa menjadi penengah antara dirinya dengan para istri lain.

"Sayang, apa yang kamu lakukan? Laras sampai seperti itu? Tidak bisakah kamu membatalkan perceraian ini? Laras sudah bersama kita lima tahun" bujuk Winda.

"Ia bahkan berjanji tidak akan merepotkanmu. Tolong, jangan seperti ini. Jika anak-anak tahu, apa kata mereka? Kamu ini contoh bagi anak-anak"

"Winda, aku hanya lelah saja dengan semua ini. Di saat suamimu ingin monogami, bukankah sebagai istri sah seharusnya mendukungku?"

Ardian memanggil seseorang. Ia meminta orang itu mengatur segalanya untuk Laras. Mulai dari nafkah, dan kebutuhan hidup lainya. Semuanya Ardian tanggung. Perbuatannya sudah tidak bisa dicegah oleh siapapun bahkan jika itu sang ayah.

"Monogami? Apa kau percaya padanya?"

Winda menggeleng. Jauh di dalam hatinya ia bertanya-tanya, mengapa tiba-tiba sang suami ingin monogami? Ini seperti bukan Ardian. Bahkan semenjak mereka masih berpacaran dulu, Winda adalah orang yang paling tahu Ardian. Ardian terang-terangan mengatakan, Winda bukan satu-satunya.

"Sudahlah tak perlu dipikirkan." Kata seseorang di depan Winda.

Pria itu mendekat dan memeluk Winda dengan penuh cinta.

"Bagaimana jika Ardian mengetahui semua ini?"

"Suamimu?"

Pria itu melepas pelukannya dan menjauh. Ia mengambil botol minuman dan menuangkannya ke gelas.

"Itu bagus, ceraikan dia dan kita menikah"

"Ini tidak semudah itu" kata Winda.

"Apa? Apa kau takut aku tak bisa menafkahimu sepertinya?" tanya sang pria kesal. "Lihat, aku bahkan lebih kaya dari pria yang kau sebut suami itu! Aku bisa memberimu semua yang kau inginkan. Apa yang Kau takutkan?

Jangan katakan, Kau ingin di panggil dengan sebutan ibu negara?"

Ardian mengirim desainer dan penata rias ke villa. Penjagaan di tempat itu semakin diperketat. Ia menambah jumlah personel dan petugas keamanan. Hampir tiap sudut rumah diawasi dengan ketat. Entah apa yang adanya. Hanya dia dan Tuhan yang tahu.

"Kau benar-benar memaksaku untuk menikah?"

Ardian tak menjawab. Ia terus menjelaskan detailnya pada sang ayah. Ia abaikan Sian. Pria itu, sedang menantang maut.

"Kamu yakin? Ini tak terlalu cepat?" tanya ayah.

"Tidak ayah, percayalah padaku"

"Haruskan semewah ini?" tanya sang Ayah pada Ardian.

Undangan disebar. Semua orang penting diundang dalam acara pernikahan tersebut. Semua yang mendapat undangan kaget. Ini begitu mendadak.

"Lihat, mereka akan menikah" kata Ken pada Laras.

"Dari mana Kau mendapatkan undangan ini?"

"Salah satu pengawai di universitas. Kebetulan aku mengenalnya." Jawab Ken.

Ming yang melihat undangan itu berfikir. Bagaimana cara membawa Sian pergi dari acara pernikahan konyol ini? Di mana mereka menahan Sian?

"Apa kita bisa dapatkan undangan itu?" tanya Ming.

Ken menggeleng.

"Hanya orang-orang dari kalangan tertentu yang bisa mendapatkannya. Kita bukanlah siapa-siapa. Yang bisa masuk ke tempat pernikahan itu, hanyalah mereka yang memiliki undangan resmi."

Dalam perjalanan pulang, Ardian menerima sebuah kabar. Mobil sang istri mengalami kecelakaan di tol.

"Kita putar balik dan periksa apa yang terjadi" perintah Ardian pada sopirnya.

Berita kecelakaan itu menjadi perbincangan hangat jagat dunia maya. Jutaan penonton dan warga net ramai-ramai mencari tahu siapa Winda sebenarnya. Bukan tanpa alasan, dalam kecelakaan itu wartawan menangkap basah ada pria lain yang sedang bersamanya.

Turun dari mobil, wartawan menyerbu Ardian. Mereka ingin meminta konfirmasi atas hubungan Winda dengan pria lain yang bersamanya. Dengan tenang, Ardian melewati wartawan-wartawan itu tanpa satu patah kata pun terucapa. Baginya, mereka semua tidak penting.

"Aku bisa jelaskan" kata Winda yang terbaring lemah.

Wanita itu mengalami beberapa luka kecil sehingga harus dijahit. Ia bisa berjalan, hanya saja dokter menyarankannya untuk beristirahat. Mobil yang ia kendarai hancur. Sopir mereka yang terkena pecahan kaca harus dioperasi secepat mungkin. Sementara Zack, hanya mengalami patah tulang di bagian lengan kanannya.

"Aku dan Zack, hanya teman. Kau tahu bukan? Ia adalah seorang pembinis. Kamis sedang membicarakan bisnis."

"Winda, mengapa kau begitu gugup?" potong Ardian. "Jika kau memang tak ada hubungan dengannya, Kau tak perlu segugup itu bukan?"

Winda terdiam. Ardian benar, ia tak perlu gugup. Kebersamaannya dengan Zack tak membuktikan apapun. Lagi pula, Ardian juga memiliki banyak sekali istri. Mengapa ia harus takut?

"Jadi apa kau memiliki hubungan khusus dengan Zack?"

"Tidak" jawabnya cepat.

"Oh aku mengerti." Seru Ardian. "Tapi, Zack mengatakan hal yang berbeda. Sebelum menemuimu, aku berbicara padanya terlebih dahulu"

Winda terperanjat. Ia tak percaya, Ardian menemui Zack terlebih dahulu. Dan pria itu? ia mengatakan semuanya? Bodoh sekali si Zack ini. Pikir Winda dalam hati.

Winda mencoba untuk tenang dan mengatur kembali kata-katanya. Belum sempat ia bicara, Ardian membuka pintu kamar. Zack sudah berada di depan kamar.

"Kau sudah dengar apa yang ia ucapakan bukan?" tanya Ardian pada Zack. "Apa Kau mau meluruskan semua ini pada kekasihmu?"

Zack melangkah masuk. Pria dengan satu tangan diperban itu mendekati Winda. Ada rasa kecewa terpancar di wajahnya.

"Aku mencintaimu. Mengapa kau tidak mengatakan sejujurnya?"

Pertemuan Ardian, Zack dan Winda di rumah sakit menghasilkan satu keputusan. Perceraian, Ardian memutuskan melepaskan Winda untuk Zack. Pria itu cukup mencintai Winda. Jadi tak perlu kawatir tentang Winda.

Meski Winda menolak, tapi Ardian sudah bulat. Ia tak ingin bersama Winda. Malam itu juga, semua barang-barang Winda dirapikan.

"Belum satu bulan kau mencerikan istrimu yang lain? Ardian ada apa denganmu Nak? Bukankah semuanya bisa dibicarakan baik-baik?"

Panggilan sang ayah diakhiri tanpa sebuah jawaban. Ardian tahu, ayahnya tak akan bisa menerima keputusan apapun yang ia buat saat ini. Semua terlalu mendadak.

"Tuan, Nyonya Rahmawati datang" kata Sulastri memberi tahu.

Satu lagi istri Ardian datang. Rahmawati Ezinky, wanita berdarah campuran berusia 19 tahun.

"Aku dengar, Kau sedang dalam masalah. Apa kau baik-baik saja?"

"Tentu" jawab Ardian singkat.

Rahmawati tersenyum lega. Ia mendaratkan pelukan pada Ardian.

Semua memang baik-baik saja. Meski semua tampak kacau tapi semua ini, ada di bawah kendali Ardian.