Chereads / Ratu Tanah Jawa / Chapter 2 - Kilas balik

Chapter 2 - Kilas balik

"Yang Mulia, rencana kita berhasil dengan baik" kata Guang Tse pada Putra Mahkota.

"Putri akan merasakan akibatnya. Ia akan segara kehilangan segalanya dan cepat atau lambat, Yang Mulia akan menjadi satu-satunya penerus kerajaan ini"

Pangeran mahkota menghela nafas dan membuka kipasnya.

"Guru, semua ini atas jasa guru. Kelak aku akan membalasnya. Apapun yang guru inginkan datanglah padaku. Aku akan membantu guru"

Guang Tse hanya tertawa sambil membari hormat. Di dalam hatinya ia tahu, pangeran mahkota akan menjadi kaki tangannya. Cepat atau lambat, tanpa Siane maka semua niat buruknya akan terlaksana.

"Pangeran, hamba adalah guru kalian. Sudah sepatutnya saya melakukan hal ini. Saya kecewa melihat murid yang saya didik menjadi arogan. Kerajaan ini tidak butuh wanita sepertinya."

"Guru benar, bahkan saat ayah menjodohkannya dengan Pangeran Edward dari Eropa, orang itu malah ketakutan melihat kakakku.

Sungguh tidak beruntung. Seumur hidupnya tidak akan ada satu orang pun yang berani menikahinya. Terlebih, ia akan kehilangan gelar bangsawannya. Katakan, siapa yang mau mendekati wanita tak berguna seperti itu?"

"Tidak ada pangeran" jawab Guang Tse, "Bahkan jikalau ia adalah wanita terkahir yang tersisa, hamba pun tidak sudi menjadi suaminya"

**********

~Beberapa hari kemudian di istana Kaisar~

"Anak itu, benar-benar keterlaluan Yang Mulia" kata Permaisuri kepada Kaisar. "Kita harus mengenghentikannya."

"Kau benar, dengan menikahkannya dengan Raja dari Artha Pura Kencana, kita akan mengusirnya dari sini dan tidak ada lagi yang pelu kita takutkan. Bukankah begitu Permaisuri? Atau Kau lebih suka aku memanggilmu selir kesayanganku?"

"Selir? Yang Mulia jaga baik-baik perkataan anda! Tidak ada yang boleh tahu bahwa aku sebenarnya ada selir Njoo bukan Permaisuri."

"Apa gunanya, Njoo?" tanya Kaisar.

"Lihat dirimu. Wajahmu sudah sangat mirip dengan Permaisui. Kau menggunakan ilmu sihirmu dengan bagus. Tidak akan ada yang bisa mengenalimu. Semua yang melihatmu akan melihat wajah permaisuri." Terang Kaisar.

"Begitukah? Tapi masih ada satu orang yang tahu rahasia ini"

"Siane? Bukankah kita akan menyingkirkannya?"

"Kaisar, apa Yang Mulia keberatan jika hamba membunuh Permaisuri yang asli?" tanya Selir yang berparas seperti permaisuri

"Tidak, ada dia atau tidak, Kaulah yang terpenting dalam hidupku!"

~********~

~Di kediaman Permaisuri, di kolam pemandian belakang~

"Aku tidak suka kau terus bersama Kaisar itu" kata pangeran Mahkota yang menyusul Permaisuri masuk ke kolam pemandian.

"Apa kau cemburu? Yang Mulia Pangeran Mahkota?"

"Tentu saja! Kau adalah kekasihku, tapi setiap hari aku harus berpura-pura tidak mencintaimu karena Kau menyamar menjadi ibuku. Meski Kau sudah merebut wajahnya, tapi tetap saja aku lebih suka wajahmu yang asli Njoo. Wajah yang cantik seperti ini"

"Pangeran, tinggal sebentar lagi. Setelah Siane disingkirkan Kaisar, kita akan menyingkirkannya juga. Dan setelah itu, aku tidak perlu lagi mengubah wajahku menjadi permaisuri lagi. Kita akan bisa hidup bahagia selamanya, memerintah di kerjaan ini. Bersabarlah!", bujuk permaisuri yang sebenarnya adalah selir Njoo.

"Begitukah? Jadi apa kompensasi yang bisa kau berikan padaku sekarang kekasihku?"

~*************~

~Di ruang Belajar Pastor Mark dari Byzantium~

"Pastor, apa anda yakin?" tanya Siane melihat sambil melihat lukisan. "Apa hanya dengan percaya pada Tuhan, aku akan bisa membunuh siluman ini?" tanya Siane lagi.

Pastor dihadapan Siane berdiri, ia meletakkan kuasnya.

"Siapapun yang mengusir setan dengan namaKu, maka ia bukanlah musuh. Hanya saja kau harus percaya dengan segenap hatimu, segenap jiwamu dan segenap akal budimu"

~*************~

~Beberapa hari kemudian, saat Siane menyerang Permaisuri~

"Kau membunuhku?" tanya Permaisuri yang sudah terluka parah.

"Kau tidak akan bisa membunuhku, Siane Yang. Katakan siapa yang memberimu keberanian untuk ini?", tanya Permaisuri yang sebenarnya adalah Selir Njoo, Selir dengan ilmu sihir dan mengabdi pada setan.

"Dengan membunuhku artinya Kau juga membunuh ibumu! Apa kau lupa jiwa kami terhubung?" kata wanita itu lagi.

Ia tertawa, ia melihat keraguan di hati orang yang menusuk jantungnya.

"Kau tidak akan bisa membunuhku! Aku mengutukmu. Seumur hidup, Kau akan sepertiku.

Kau tidak akan pernah mendapatkan cinta. Siapapun penguasa yang berkuasa akan jatuh cinta padamu. Tapi, mereka akan mati. Mereka akan mati dan mati.

Kau tidak akan pernah bisa merasakan cinta. Dan kau akan hidup abadi selamanya!"

Siane yang mendengar itu, segera berusaha sekuat tenaga memperdalam pedangnya.

Mengapa ia tidak mati? Bukankah hanya dengan pencaya kepadaTuhan, aku akan bisa membunuh iblis ini? Tapi mengapa? Apa Tuhan itu benar-benar ada? Jangan-jangan Pastor Mark hanya menipuku, batin Siane.

Perlahan tapi pasti, Siane mulai goyah dan lemah. Ia mulai ragu pada dirinya sendiri. Njoo, si selir iblis yang merebut wjah permaisuri mulai mendorongnya perlahan. Tapi tak disangka.

"A..a..apa yang terjadi?" kata Njoo yang muntah darah dan tumbang tewas seketika.

"Pastor?" kata Siane yang melihat Pastor yang sudah terluka parah, datang dan menebas jantung Njoo.

"Keraguan adalah suatu bentuk kejahatan yang tidak diinginkan oleh Tuhan" kata pastor itu dan ia pun tumbang. Nafas terakhirnya berhembus bergitu saja.

~*************~

~Malam ketika Siane Yang Meninggal~

"Jika tidak ada yang mengakui siapa yang membuat racun untuk membunuh Siane, maka kalian akan aku kubur hidup-hidup!" kata Edward kepada semua orang yang ada dipelataran.

Ia geram dan sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya. Kematian Siane di depan matanya membuatnya buta. Ia sudah tidak lagi peduli pada orang lain. Yang ia inginkan hanyalah, balas dendam.

"Tidak ada?" kata Edward lagi.

"Bagus, kubur mereka hidup-hidup menemani Yang Mulia Siane"

~*************~

~Sudut Pandang Siane~

Mengapa aku melihat semua ini kembali? Apa yang terjadi padaku? Apakah aku benar-benar sudah mati? Atau…

"Benar, kau sudah mati Siane Yang" kata seseorang dengan lembut berpakaian putih dengan wajah yang bersinar terang.

Siapa dia? Apa aku mengenalnya? Dari mana ia tahu namaku?

"Tentu aku mengenalmu, Kemarilah. Mendekatlah padaKu" kata suara itu lagi dengan lembut.

Siane pun mendekatiNya. Dengan ragu, ia mencoba untuk tetap tenang. Tidaklah sulit untuk melihat keberadaanNya, karena sekelilingNya sangat gelap. Namun, pakaian yang bersinar dan wajah penuh cahaya membuat Siane bisa menemukan jalan untuk datang mendekat.

"Takut?" tanya Sosok Tersebut.

"Kau bisa membaca isi hatiku?" tanya Siane.

"Katakan apa yang tidak bisa Aku lakukan?"