"Kau ingin hanya ingin mengatakan hal itu kepadaku, Lucy? Apa lagi yang kau tahu tentang kehidupan Sean dan juga Freya di luar sana?"
Dia akan mencoba untuk lebih berhati-hati dengan Freya atau bahkan dengan Sean sendiri yang dia belum tahu secara pasti mengenai pria itu. Alangkah baiknya dia memang tahu seluk beluk suaminya daripada dia tahu nanti belakangan setelah cinta itu tumbuh.
Sekarang ini dia belum merasakan ada benih-benih cinta dari suaminya. Dia hanya menuruti ucapan suaminya. Apa saja yang dikatakan oleh Sean, maka dia wajib memenuhi ucapan dari Sean.
Walaupun sampai detik ini, mereka belum pernah bersentuhan sama sekali selama menjadi suami istri.
Entah apa yang dipikiran Sean sampai tidak mau juga melakukan hal yang seharusnya dilakukan suami istri. Tapi bagi Gwen itu tidak masalah, sebab dia juga masih belum mau untuk melakukan hal itu dengan pria yang tidak dicintainya—terlebih karena Gwen tidak pernah melakukan hubungan itu sampai saat ini. Walaupun dia memiliki banyak mantan kekasih. Dia masih bisa menjaga diri.
Gwen memang gadis yang tidak pernah menghancurkan masa depannya ketika dia putus asa.
Dia hanya akan melampiaskan semua kekesalannya dengan belanja atau kadang dia pergi ke tempat yang tidak diketahui oleh orang lain. Itu dilakukan agar dia bisa menyendiri untuk sementara waktu. Seputus asa apa pun dia tidak pernah berniat untuk bunuh diri dan melakukan hal konyol yang bisa membuat dirinya di cap sebagai orang pengecut yang tidak bunya semangat hidup.
Gwen berusaha untuk tetap terlihat tenang dihadapan Lucy walaupun dia sebenarnya khawatir jika pernikahannya dengan Sean akan berakhir dengan sangat mudah karena pria itu lebih membela sahabatnya nanti.
Tidak ada yang benar-benar bersahabat antara dua manusia antara pria dan wanita tanpa melibatkan perasaan.
Dia tahu betul akan hal itu. Maka dia harus bisa menjaga hatinya. Dia harus bisa untuk menjadi orang yang sabar. Dia harus bisa meluluhkan hati seorang Sean. Bukan ingin menjadi budak dari cintanya pria itu. Tapi Sean adalah suaminya, menjadi satu-satunya perempuan di dalam hidup Sean adalah tugas utamanya.
"Jangan terlalu banyak mikir, Gwen. Kau masih terlalu muda untuk merasakan kesakitan di masa lalu. Harusnya kau sekarang bisa bahagia. Ayahmu tidak salah memilihkan jodoh untukmu. Dia sangat pandai bahkan kau memiliki suami yang berkuasa di kota ini. Siapa yang berani mengusikmu pasti akan dihancurkan oleh Sean,"
Sayangnya tidak seperti yang dilihat orang-orang bagaimana indahnya menjadi seorang istri Sean.
Gwen belum merasakan itu semua. Dia hanya sesekali bicara, tapi tidak pernah bicara serius dengan Sean. Gwen mencoba mengalihkan pembicaraan. "Aku tadi tidak tahu kau bisa sampai sini dijemput oleh orangnya Sean. Apa dia tahu tempat tinggalmu?"
Lucy tertawa dengan kebodohan Gwen. Tentu saja pria itu dengan mudah mengetahui alamat Lucy. "Kau bodoh Gwen?"
Dengan polosnya dia menggeleng lalu hanya bisa tertawa kecil karena dia merasa sangat kaku. "Aku tidak tahu apa-apa, Lucy. Bahkan Sean tidak meminta alamatmu,"
Betapa konyolnya Gwen. Tentu saja Sean sangat mudah menemukan alamat Lucy karena dia adalah seorang CEO dari perusahaan pengembangan teknologi yang lebih paham tentang ini semua permasalah ini. Dia adalah salah satu pengembang internet terkemuka yang juga beberapa teknologi lainnya.
Lucy masih tertawa karena kepolosan temannya yang benar-benar sudah sangat keterlaluan itu dalam berpikir. "Kau tidak tahu sama sekali, Gwen?"
Dengan pelan dan juga ekspresi yang begitu lucu dia menggeleng sampai membuat Lucy tertawa. "Aku sama sekali tidak tahu,"
"Karena kau itu bodoh, Gwen. Kau sebenarnya pintar, saking pintarnya kau menjadi sangat bodoh dan tidak mengerti dengan teknologi zaman sekarang ini. Lihat suamimu bisa menjadi seorang CEO itu pasti tidak mudah. Tapi kenapa dia mendapatkan istri sepertimu," kata Lucy sambil tertawa memegangi perutnya.
Gwen benar-benar tidak paham. Dia buta teknologi, dia tidak tahu apa-apa. ��Kau lulusan desainer yang pastinya sangat cocok dengan pengembang teknologi seperti Sean. Tapi kenapa kau sangat lola?"
"Aku hanya ingin tahu Lucy. Ngomong-ngomong apa kau kenal dengan Freya itu?"
Lucy tidak asing dengan perempuan itu karena Freya termasuk orang yang sangat terkenal. "Aku tahu karena dia adalah orang yang terpandang, Gwen. Kau jangan seperti itu. Kau juga kan orang yang tidak pernah ketinggalan zaman untuk membeli tas terbaru, maka itulah dia. Yang biasa kau beli tasnya, tapi kau tidak tahu dia adalah pemilik usaha itu bukan?"
"Aku benar-benar tidak mengenalnya, Lucy,"
"Karena kau memang tidak pernah tahu beberapa pengusaha di kota ini sangat muda dan bahkan ada yang lebih muda lagi dari kita. Tapi karena mereka tidak mau dikenal, jadi harus bersembunyi dibalik keluarganya yang lebih paham dengan usaha itu,"
"Kalau Freya?" tanya Gwen tiba-tiba.
Sebenarnya bisa saja Gwen membuat usaha sendiri. sayangnya untuk bicara sendiri dengan Sean itu sangat susah. Dia ingin menanyakan bagaimana dia harus menjadi seorang istri yang baik. tidak mau diperlakukan lebih rendah dibandingkan dengan Freya.
Lucy tersenyum. "Dia luar biasa, dia itu masih muda dan juga berbakat. Jadi tidak salah jika media gembar gembor memberitakan tentang kedekatan dia dengan suamimu,"
"Kalau begitu aku harus lebih hebat dari dia,"
Lucy mengangguk mantap dan setuju dengan ucapan itu. Apalagi melihat beberapa berita bahwa mereka sering jalan bersama. Itu pasti sudah sangat menyakitkan bagi Gwen. Walaupun mungkin itu sudah lama, tapi ada beberapa media mengangkat berita lama itu sekarang. Dan sangat sulit bagi Gwen untuk bisa menimbang itu semua pastinya.
"Tapi aku belum tahu kenapa kau bisa tiba di sini, kau belum mengatakan itu, Lucy,"
Lucy mengedarkan pandangannya melihat beberapa penjaga yang cukup jauh dari tempat mereka sekarang. "Bukankah dia punya akses lebih ke ponselmu, Gwen? Dia tentu saja tahu nomor telepon ku bukan? Lalu dia dengan mudah melacakku melalui GPS dan tentu saja itu akan mudah ditemukan,"
Gwen mengangguk pelan. "Aku tidak mengerti dengan hal itu, Lucy,"
"Tapi kau desainer terhebat, kau bisa membangun bisnismu sendiri. mengalahkan Freya jika kau ingin diakui oleh Sean. Aku yakin kau akan lebih sukses dibandingkan dengan Freya. Waktunya macam lebih garang daripada kucing, Gwen. Kau jangan lemah dihadapan Sean. Dia tidak akan pernah membelamu jika dilihat dari pendekatan keduanya sekarang ini," ujar Lucy.
Dia tahu kalau Lucy sangat mudah berpikir dengan jernih. "Tapi aku ingin pergi ke Bibi Emily terlebih dahulu. Karena seingatku dia adalah desainer juga yang di mana kemampuannya pasti sangat tinggi dibandingkan aku,"
"Kudengar dia bangkrut, Gwen. Maka dari itu semua miliknya habis karena suaminya mengkhianati dia. Semua usaha dia hancur dan juga uang yang dia hasilkan selama puluhan tahun diambil oleh suaminya,"
Gwen merasa sangat bodoh kenapa bibinya sendiri dia tidak tahu kabarnya sekarang ini. Malah dia mendapatkan kabar dari teman baiknya sendiri mengenai bibi yang tidak pernah mengabarinya dan juga dia sempat dilarang berhubungan dengan keluarga dari mendiang ibunya. Mungkin ada alasan kenapa Markus melarangnya yang sampai sekarang dia tidak pernah mengunjungi perempuan itu lagi.
Padahal Bibi Emily adalah satu-satunya adik dari mendiang ibunya tapi tidak pernah dia kabari semenjak Markus tidak memperbolehkannya.