Cahaya keemasan dari Matahari menimpa wajah Jerry yang memandang keluar jendela. Di sisi barat rumah Anna, ternyata adalah hutan rindang yang gelap dan lembab. Sedikit lebih jauh, ada barisan pegunungan hijau yang membentang dari selatan ke utara.
Dari topografinya, dapat disimpulkan bahwa rumah Anna berada di kaki gunung, mungkin juga di suatu lembah. Karena Jerry tidak benar-benar keluar rumah, maka ia tak bisa memastikannya.
"Udara di sini sangat sejuk—aku jadi teringat rumah Jie Ran yang juga berada di pegunungan, udara di sana sama-sama menyejukkan." Jerry mendesah. Dia masih sedikit menyesal telah dipindahkan dari dunianya yang lama ke tempat ini. Tapi ia segera menguatkan hatinya, pasti surga punya rencana.
"Untung saja aku tidak kehilangan basis Kultivasiku. Bisa repot kalau benar terjadi. Sepertinya surga masih mengasihaniku." Jerry memandang ke langit yang sedikit berawan.
Tidak lama kemudian matahari telah terbenam dan Jerry memutuskan menutup jendela agar udara dingin tidak masuk ke dalam ruangan. Lalu tepat pada waktunya, sebuah batu yang digantung di langit-langit tiba-tiba menyala, cahayanya berwarna putih terang, Jerry tidak terbiasa dengan ini. Dia memicingkan mata kemudian segera menyesuaikan diri.
Jerry tidak tahu dari mana cahaya itu berasal. Tapi yang pasti, di tempatnya dahulu, orang-orang selalu menggunakan lentera dari api, sehingga menimbulkan asap pekat yang mengganggu pernapasan, tidak seperti dunia ini yang memiliki penerangan lebih baik.
"Inikah sihir yang mereka bicarakan? Sepertinya mirip dengan elemen cahaya para Kultivator." Jerry memandang kagum pada batu bercahaya itu, kini matanya sudah menyesuaikan diri, jadi dia tak perlu khawatir matanya silau.
Saat itu Anna datang, memintanya untuk turun menikmati makan malam bersama keluarganya, sekaligus memperkenalkan dirinya pada ayah dan ibunya. Jerry merasa aneh, bukankah ini artinya dia seperti pacar Anna?
Menghapus pikiran itu dari benaknya, Jerry segera berjalan mengikuti Anna keluar kamar. Kamar Anna berada di lantai dua, jadi Jerry harus menuruni tangga untuk sampai di ruang makan. Dia kagum saat berjalan melewati koridor dan beberapa kamar yang pintunya terbuka, Jerry sempat mengintip sebentar dan menemukan kalau semua kamar dan lorong diterangi oleh batu bercahaya.
Dia bertanya-tanya, apakah batu bercahaya adalah barang biasa di sini? Kalau tidak, kenapa setiap beberapa meter tergantung batu bercahaya di seluruh koridor?
Jerry beranggapan bahwa Anna adalah orang kaya di desanya. Selain memiliki rumah besar dengan dua lantai dan koridor yang cukup panjang, rumah Anna juga diterangi oleh puluhan atau lebih batu bercahaya. Tapi Jerry tidak dapat disalahkan, dia tidak tahu bahwa batu itu hanyalah barang murah dan sering dijumpai di pasar. Dan untuk rumahnya, tak dapat disangkal bahwa Anna memang anak orang kaya.
Jika Jerry mengetahui kenyatannya, dia pasti kaget. Batu-batu murah ini, yang bila dijual di dunia lamanya, maka seseorang bisa langsung kaya mendadak.
"Ayo," kata Anna saat melihat Jerry berhenti di tengah tangga dan mengagumi seisi rumah.
Memang, rumah ini benar-benar mewah dan tak tertandingi. Selain luas dan megah, juga dipenuhi dengan lukisan berseni tinggi serta beberapa perabot dari kayu jati yang mahal. Jerry dapat melihat orangtua Anna tengah duduk di meja makan panjang, memperhatikan mereka berdua. Ayah Anna berada di kursi utama sedangkan ibunya ada di sampingnya berhadapan dengan Gerald. Ternyata penyihir senior itu juga diundang makan malam.
Dengan tenang Jerry berjalan mendekat, dia lalu membungkuk memberi hormat. "Terimakasih sebelumnya telah membiarkan saya untuk menginap di sini, dan karena pertolongan putri Anda nyawa saya dapat terselamatkan," kata Jerry kepada ayah Anna.
Ayah Anna melambaikan tangannya dan berkata, "Itu bukan masalah. Anna sendirilah yang menyelamatkan nyawamu dan bahkan memintaku untuk mengijinkan kau menginap beberapa waktu di sini."
Ayah Anna adalah seorang pria paruh baya. Kelihatannya berumur 40 atau 41. Tapi saat ini dia masih terlihat segar dan muda, hanya sedikit rambutnya yang berwarna putih. Sedangkan untuk kumis panjangnya, itu benar-benar terlihat menarik. Jerry memiliki perasaan bahwa ayah Anna adalah orang ramah, dia sangat baik khususnya untuk orang asing seperti dirinya. Dapat terlihat dari perlakuannya saat ini, tidak meremehkan dan memiliki beberapa rasa hormat.
"Mohon maaf sebelumnya saya tidak dapat memberikan sesuatu sebagai rasa terima kasih—" Sebelum Jerry menyelesaikan kalimatnya, Ayah Anna menyela, "Bukankah Gerald sudah memintamu melakukan sesuatu untuk Desa Aria?"
Jerry tampak berpikir sebentar, "Maksud Anda adalah mengajarkan Kultivasi?"
"Benar. Itu merupakan sesuatu yang luar biasa menurutku," kata ayah Anna memuji. "Sudah lama desa ini tidak mempunyai kandidat yang dapat bersaing di Kompetisi Para Penyihir. Bahkan tidak untuk tingkat kota. Sedangkan untuk tingkat seluruh negeri? Kami hanya bisa bermimpi." Orang tua itu menghela napas, nampak meratapi hal tersebut.
"Karena itulah, jika kau mau mengajarkan teknik yang dapat mengontrol energi alam hingga ke tingkat ketenangan danau, maka aku sudah lebih puas dari pada hadiah apa pun," ucapnya. "Oh, maafkan aku, kita bahkan belum berkenalan. Aku memang sudah mendengar tentangmu dari Anna dan Gerald, tapi lebih baik bila kita berkenalan ulang. Namaku Daniel dan aku adalah kepala desa di desa ini, Desa Aria."
"Tuan Daniel!" hormat Jerry, "Nama saya adalah Jerry. Saya turut senang mendengar bahwa kemampuan saya dapat berguna untuk desa. Semoga apa yang saya ajarkan di masa depan dapat membawa manfaat untuk seluruh Desa Aria," kata Jerry sambil tersenyum lembut. Ia mengambil beberapa langkah dan menarik kursi setelah dipersilakan duduk oleh tuan rumah.
Tuan Daniel tersenyum senang. Dia mulai membayangkan nama Desa Aria bergema di seluruh negeri, dan namanya akan mulai di kenal seluruh orang sebagai kepala desa di desa ini.
Jerry berkenalan singkat dengan ibu Anna. Namanya adalah Suri, dia wanita yang cantik, sama seperti anaknya. Meski cukup berumur, namun Suri tetap terlihat elegan dan cantik, layaknya Kultivator perempuan di dunianya dahulu yang telah mencapai puncak Kultivasi. Umur mereka ratusan, atau bahkan ribuan, tapi kecantikan mereka ....? Kecantikan mereka bahkan dapat menghancurkan negeri.
Apa para penyihir di dunia ini memiliki beberapa kesamaan dengan para Kultivator di duniaku? Jerry bergumam dalam hati ketika ia menikmati makanannya.
Dia kali ini tidak harus menikmati bubur gandum dengan obat tidur di dalamnya, melainkan beberapa daging panggang dan sup hangat yang sangat lezat. Kata Anna ini adalah masakan yang ia buat dengan ibunya. Tapi saat melihat raut wajah Gerald setelah mendengar Anna berkata demikian, Jerry jadi meragukan apa yang gadis itu ucapkan.
Dia tidak peduli masakan siapa ini. Yang pasti makanan ini adalah makanan terenak yang ia makan setelah daging sapi bakar dari pegunungan Jiang, tempat ia tinggal dulu.
Saat sesi makan malam berakhir, Jerry tidak langsung kembali ke kamar. Tapi ada sesuatu yang ingin ayah Anna tanyakan padanya.
"Hei nak, kapan kaubisa mulai mengajar? Dan bila kau memerlukan sesuatu, kaubisa langsung mengatakannya padaku. Aku bisa memberimu berbagai tanaman ajaib dan beberapa barang sihir," kata tuan Daniel, jelas ia mementingkan hal ini.
Tapi hal yang tidak ia sadari adalah cara Kultivator dan penyihir berlatih itu berbeda. Tuan Daniel jelas tidak memahaminya. Jerry berkata dengan lembut, "Maaf tuan, tapi seperti yang Anda tahu saya ini bukanlah penyihir melainkan seorang Kultivator. Jadi pelatihan yang akan saya berikan jelas berbeda. Namun saya sangat menghargai bantuan tuan untuk tanaman ajaib dan barang-barang sihir. Sedangkan untuk kapan saya memulai pelatihan, sepertinya saya memerlukan beberapa hari sebagai persiapan.
"Saya ingin beberapa benda yang tuan sebutkan untuk penelitian saya. Saya ingin memastikan apakah hal tersebut dapat berguna dalam pelatihan Kultivasi."
"Baiklah, itu bukanlah masalah." Tuan Daniel mengangguk. "Sepertinya aku mulai pikun karena melupakan identitasmu."
Setelah itu Jerry dipersilakan menuju kamar barunya untuk dapat pergi tidur.
Dia sekarang berada di kamar tamu lantai dua. Kamar ini memang tidak seluas milik Anna, tapi masih cukup luas dan mewah ketimbang kamarnya di sekte dahulu. Jerry segera membaringkan dirinya di kasur yang empuk. Di negeri Jiang, kasur seperti ini hanya dapat dinikmati oleh para bangsawan atau tetua sebuah sekte.
Beruntungnya ia dapat tidur di tempat ini. Jerry membayangkan saudara-saudara sektenya yang sekarang harus menderita dan mengalami perburuan oleh sekte Matahari Pagi. Mereka pasti ketakutan dan bingung. Tapi dia? Dia sekarang malah berbaring di kasur empuk dan memandang batu bercahaya di langit-langit.
Dengan pikiran ini yang terus membayangi benaknya, Jerry melompat bangun dan terduduk di atas kasur. Ia tidak tidur, melainkan segera bersila dan menutup mata, berkonsentrasi sepenuhnya untuk menarik energi langit dan bumi.
Kultivasi memiliki beberapa tingkatan. Yang pertama adalah Penempaan Diri, di dalamnya ada sembilan tingkat lain yang masing-masing tiga tingkat menempa hal yang berbeda. Tiga tingkat pertama menempa tubuh Kultivator agar dapat menampung energi langit dan bumi yang kuat maha dahsyat. Tiga tingkat berikutnya atau yang tengah, menempa pikiran dan hati Kultivator agar tidak kehilangan kendali atas dirinya ketika energi langit dan bumi bersemayam di dalam tubuhnya. Lalu tiga tingkat terakhir menempa Jiwa seorang Kultivator, tingkatan inilah yang menjadi penentu apakah Kultivator itu dapat melanjutkan ke tingkat berikutnya atau tidak.
Ketika jiwa seorang Kultivator berhasil ditempa hingga mencapai tingkat kekuatan tertentu, maka ia dapat dinyatakan lulus dan bisa mulai masuk ke tahap selanjutnya, yaitu penyerapan energi langit dan bumi. Jerry saat ini berada di tahap penyerapan energi langit dan bumi. Namun bila jiwa seorang Kultivator terlalu lemah, maka ia tidak diperbolehkan melanjutkan tahap selanjutnya sebelum jiwanya benar-benar kuat, bila tidak ia bisa menjadi orang gila. Kebanyakan orang tertahan di tingkat tiga terakhir dari tahap Penempaan Diri. Ini wajar karena jiwa adalah hal yang paling misterius dan sulit dipahami di dunia ini. Tidak aneh bila seseorang terjebak selama beberapa tahun atau bahkan belasan tahun hanya untuk memperkuat jiwa mereka.
Jerry cukup berbakat dan beruntung karena ia hanya butuh dua tahun untuk melalui tahap menyulitkan tersebut. Sedangkan rekan-rekannya yang lain membutuhkan lima atau bahkan masih terjebak di tahap itu hingga saat ini.
Tiba-tiba sebuah senyum tersungging dari bibirnya, "Energi langit dan bumi di dunia ini begitu tebal, seolah-olah belum ada seorang pun yang menjamahnya."
Jerry jelas merasa senang. Bila energi di sini setebal itu, maka artinya ia bisa mempercepat tahap pelatihannya hingga mencapai tahap berikutnya beberapa kali lebih cepat. Ini merupakan anugrah dari surga!
Sebelumnya ia memang tidak menyadari hal ini. Tapi sekarang dia benar-benar terkejut sekaligus senang. Ini merupakan penghematan waktu setara beberapa tahun!
Dia pun terus berkultivasi hingga menjelang subuh.