Chereads / Menikahi Ceo / Chapter 17 - lelaki menyebalkan

Chapter 17 - lelaki menyebalkan

Salsa keluar dari kamar mandi, hidungnya terlihat memerah kali ini. Apa aku akan flu , gumamnya.

" Oh tidak, aku tidak mau ingusan seperti anak kecil" Salsa terus bergumam menggaruk hidungnya yang masih terasa gatal.

Wanita itu berjalan menuju ranjangnya,

Ia tertawa kecil, terlintas dalam pikirannya gimana dengan Devid tadi saat tahu ban mobilnya kempes. Apakah dia jalan kaki sampai ke kantor. Tapi itu tidak mungkin dia orang kaya, pasti Devid menelfon seseorang untuk menjemputnya. Ya meskipun begitu, tapi setidaknya bisa ngerjain dia. Dan membuat dia terlihat sangat kesal.

Salsa tak henti tertawa dan senyum-senyum sendiri. Membayangkan bagaimana ekpresi wajah lelaki itu, saat kesal pasti terlihat sangat lucu, sayang sekali Salsa tidak bisa melihatnya secara langsung.

" Tapi hari ini aku cukup puas, dan sangat puas" Gumam Salsa dengan senyum tipisnya menganggukkan kepalanya pelan.

" hmzzz tapi.. sepertinya belum puas jika tidak bisa membuat dia bertekuk letut padaku" Lanjut Salsa menyetuh dagunya, menggosok perlahan.

Ia membayangkan wajah Devid saat memohon cinta dengannya, pasti sangat lucu.

****

Devid berlutut di depan salsa dengan tangan memegang tangan kanannya.

" Salsa aku mencintaimu" sebuah ungkapan perasaan cinta keluar dari mulut Devid.

Salsa tertawa, " ha..ha..ha.. Cinta?" Ia menggelengkan kepalanya seolah gak percaya.

" Apa itu cinta, suatu perasaan yang menyakitkan itu. Dan maaf aku tidak bisa menerima cintamu" Kata salsa dengan senyum manisnya terpancar seolah menerima suatu kesenangan baru membuat Devid lelaki yang terkenal sangat dingin, angkuh, bisa bertekuk lutut dengannya.

Devid beranjak berdiri, ia memegang ke dua tangan Salsa. " Tapi aku mencintai kamu Sa,   terimalah cintaku" Devid terus memehon pada Salsa.

Salsa semakin tertawa di buatnya. " Seorang Devid Pengusaha kaya jatuh cinta dengan gadis kecil dan miskin sepertiku" Salsa melanjutkan tawanya lagi.

" Apa aku harus memohon padamu lagi dan bertekuk lutut di depanmu" Jawab devid tak menyerah.

" Silahkan" Salsa tertawa kecil beranjak pergi meninggalakn Devid sendirian.

****

"Hey..." 

" Hmzz apaan sih" Salsa terus membayangkan tentang Devid hingga ia tak sadar ada seseorang masuk ke kamarnya.

" Woyyy.... " teriak lelaki itu tepat di telinga Salsa. Membuatnya tersadar dali bayangannya dan terjingkat dari duduknya seketika.

" Kenapa kamu tetiak-teriak, aku gak tuli. Aku masih dengar suaramu" Ucap salsa dengan nada tingginya.

" Kalau kamu dnegar suaraku, harusnya dari tadi aku ketuk pintu di buka. Gak malah diam melamun di kamar seperti orang gila" Jawab lelaki itu yang berdiri tepat di depan salsa dengan tangan bersendekap.

" Eh kamu tuan Alan yang terhormat, lagian kenapa kamu bisa ada di sini. Ini Vila Devid, dan kita lagi bulan madu di sini. Apa kamu mau mengangguku sama Devid bulan madu?" Gumam Salsa tak hentinya.

Cerewetnya wanita ini bikin aku pusing, hanya beberapa kata jawabnya seakan memenuhi otakku, Gumam Alan lirih dalam hatinya.

" Udah selesai bicaranya" Alan menarik alinya ke atas.

" Sudah , sekarang jawab semuanya" Ucap salsa dengan tangan bersendekap. Dan tatapan menantang ke arah Alan.

Alan seolah menahan emosinya, ia menggenggam tangannya erat, mengangakatnya ke atas. Seolah ingin memukulnya. Namun hanya sebagai menahan emosi yang membara dalam hatinya. Alan benar-benar merasa sangat geram. Bahkan wanita itu tak perduli dengan tatapan tajamnya. Ia semakin melawan dan menatapnya, dengan tatapan menantang.

" Lama- lama aku bisa gila di buatnya, kak Devid kenapa menikah dengan wanita aneh ini. Dapat dari mana dia alien berjalan ini" gumam Alan mengalihkan pandangannya. Seraya menatap Jijik pada Salsa.

" Apa katamu?" Salsa melebarkan kelopak matanya. Menatap tajam ke arah Alan. Kini tatapannya seakan menentang lelaki di depannya itu tanpa rasa takut sama sekali. Dengan kakak yang sangat menyebalkan saja tidak takut, apa lagi denganya meskipun lebih menyebalkan dari kakaknya. Dan cereweynya bahkan mengalahkan wanita.

Sifatnya saja ingin sekali jitak tu kepalanya. Bikin geram, setiap bertemu selalu cari gara gara. Gumamnya.

Pendengaran Salsa sangat tajam, hingga ia mendengar suara Alan meskipun sangat palan sekaligus.

" aku bilang kamu terlalu cerewet kayak emak-emak" Ucap Alan kini dengan tatapan menatang. Meskipun ia mencoba berbohong dengan apa yang ia katakan. tatapan mereka saling tertuju seakan ada aliran listrik menyala-nyala menjalar di mata mereka.

" Emang kamu kira aku emak-emak" salsa semakin kesal kali ini.

" kan kamu emang sudah emak-emak sekarang" tatapan Alan semakin menajam.

Salsa menegaskan, " aku bukan emak-emak, wanita cantik seperti ini di bilang emak-emak" salsa melioat tangan kanan ke perutanya dan tangan kiri memegang rambut oanjang serta memainkannya dengan jemari lentiknya.

Alan tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Salsa. " Wanita cantik, coba deh kamu ngaca dulu."

" aku sudah bekali-kali lihat kaca tapi tetap cantik juga" Salsa nampak percaya diri kali ini.

" terserah apa katamu lah" Alan terlihat sudah mulai menyerah kali ini.

Percuma juga bicara dengannya gak ada habisnya. Jika dia sama lelaki denganku aku udah jitak tuh kepalanya. Kesalnya dalam hati.

" Ya sudah kalau gitu silahkan pergi" Salsa mendorong tubuh Alan keluar dari kamarnya.

" Eh.. emang kamu pikir kamu siapa, Berani mengusirku. Baru menikah dengan kakakku saja sudah blagu" Alan semakin kesal kali ini.

" Eh kamu udah di bilangin keluar duli, kenapa kamu malah nyolot sih, aku mau ganti baju" Salsa menegaskan dengan nada tinggi.

" Oh.. okey baiklah, " Alan beranjak pergi dari depan kamar Salsa.

Melihat punggung Alan sedah menjauh dari pandangannya. Ia segera menutup pintunya rapat-rapat. Salsa memegang dadanya menarik napas dalam-dalam. Lalu mengeluarkannya perlahan.

Bicara dengan dia tak ada habisnya, sifat nyolotnya gak bisa di biarin, pingin banget jitak tuh kepala. Salsa berdecak kesal menghentakan kakinya beranjak menuju ke lemari.

Ia segera memilih baju untuk ia kenakan hari ini, semoga Devid pulang lebih malam nanti. Agar dia tidak mengagangguku. Kalau dia di rumah rasanya ingin banget aku tendang supaya dia keluar.

Melihat wajah dinginnya seakan ingin sekali menamparnya. Namun salsa hanya diam mencegah emosinya muncul. Ia lebih memikih jadi wanita lembut. Tak bermain kasar kali ini.

Salsa mengolak-alik baju dalam lemari, hanya benerapa baju yang ia bawa. Dan semuanya baju lamanya yang sudah kumel-kemel. Gak ada sama sekali baju bagus seperti di rumah mewah Devid.

" Mungkin pelayan salah bawakan aku koper , kenapa baju aku di rumah yang ada di lemariku" Gumam Salsa tak ada hentinya

Dengan teroaksa ia mengambil salah satu baju untuk ia kenakan menutupi tubuhnya. Tak butuh waktu lama ia segera kekuar menemui Alan. Entah dia masih menunggu di luar atau sudah pulang. Salsa hanya ingin memastikan lelaki aneh itu pulang atau tidak.