"Tante…" Dea berlari mendekati mama David, yang sedang duduk di ruang makan dengan papanya. Seakan sehabis menikmati makanan hanya berdua.
Setelah kejadian tadi malam. Dea bergegas pergi ke rumah David untuk menemui orang tuanya. Hanya mereka yang bisa membantu dia nantinya. Meski entah bisa atau tidak, bagi Dea mengambil hati orang tuanya lebih penting. Agar cepat dapat restu nantinya untuk menikah dengannya.
Velisia mama David, dan papa Vernan menoleh cepat. Mereka menyambut kedatangan Dea dengan senyum hangatnya.
"Dea.. Kapan kamu kemari, sayang?" tanya Velisia menyambut Dea dnegan sebuah pekukan, lalu menempelkan pipi kanan dan kiri bergantian. Mereka memang kebiasaan seperti itu. Dea sangat akrab dengan mama David. Bahkan baisa di bilang setiap hari selalu bersama. Dari belanja, curhat, ataupun ke salon bersama.
"Tante…" rengek Dea, mengerutkan bibirnya, wajahnya sedikit tertunduk dan tangan saling berpegangan. Mencengjeram jemaei tangannya.