Brian dan Elise menyambut kedatangan Rena dengan senyum yang merekah. Kebahagiaan mereka tak bisa ditutupi. Brian bahkan tersenyum terus sejak tadi.
"Mana hasil pemeriksaannya?" tanya Rena tanpa basa basi. Brian langsung memberikan amplop dan juga tes pack yang tadi digunakan saat tes urine Elena. Dan mengenai laporan hasil kehamilan itu. Sejak awal yang tertera disana adalah nama Elise. Dan rekap medis Elena juga menggunakan nama Elise.
Rena menatap tak percaya tes pack yang berisi dua garis merah itu. Dia juga dengan cepat membaca hasil pemeriksaan itu. Disitu tertulis jelas nama Elise Wesley sebagai pasien.
Tiba-tiba Tiara datang dan langsung duduk di samping Rena tanpa permisi. Mata Tiara menatap tajam dan tak suka kepada Elise.
"Aku tak percaya jika Elise hamil saat ini." Tiara menatap Elise penuh aura permusuhan. Mata wanita itu menatap Elise dengan menyipit tajam, memandang Elise penuh curiga.
"Kau bisa melihat sendiri tes pack dan hasil pemeriksaannya. Elise sedang hamil saat ini." Brian merangkul pundak Elise yang duduk di sampingnya. Dia menatap tak suka pada Tiara yang duduk di hadapannya. Sejak dulu dia tak menyukai wanita itu. Tiara terlalu agresif dan angkuh.
"Ya, Tiara. Tes pack ini menunjukkan Elise positif hamil. Tak hanya itu disini tertulis jelas nama Elise sebagai pasien."
"Kita tak boleh memercayainya begitu saja, Tante. Bisa saja Elise merekayasa hal ini agar Brian tak menikah lagi denganku."
"Tidak mungkin, Tiara. Elise tak akan mungkin membohongi Brian tentang kehamilannya." Rena bisa mengatakan itu karena dia melihat putranya yang sangat bahagia. Jadi tidak mungkin kabar itu adalah rekasaya belaka.
"Tapi, Tante. Bagaimana jika Elise dan Brian sepakat bekerja sama untuk mengelabui kita. Tante lihat sendiri, disini dokter kandungannya adalah Diana. Dia teman kuliah Brian dan sudah cukup akrab dengan Elise. Jadi, bisa saja mereka menyabotase semua ini. Jadi, aku tidak percaya jika Elise hamil saat ini."
"Karena dia itu MANDUL!" Tiara berteriak ke hadapan Elise. Membuat wanita itu terdiam dengan pancaran matanya berubah sendu.
Menyadari kesedihan istrianya Brian dengan cepat berkata, "Jaga ucapanmu, Tiara."
"Apa yang salah dengan perkataanku? Elise memang mandul, kan." Dagu Tiara mendongak ke atas menunjukkan kesombongan dan keangkuhannya karena berhasil memukul telak saingannya itu.
"Elise sedang hamil anakku. Dan sembilan bulan lagi dia akan melahirkan penerus keluarga Fernandez."
"Omong kosong! Aku tak akan percaya."
"Terserah jika kau tak percaya. Aku tak perduli." Brian kesal dan mencoba tak memperdulikan wanita itu.
"Tante." Tiara berbalik menghadap Rena.
"Tante tak boleh percaya. Kita harus memastikannya sendiri di depan mata kepala kita."
"Maksudmu?" Kening Rena mengerut. Tiara bergerak sigap, dia mengeluarkan bungkusan plastik dalam tasnya.
"Sebelum datang kemari, aku sengaja mampir ke apotik untuk membeli lima test pack dengan merek yang berbeda. Kita akan melihat dan mengetes kabar kehamilan Elise di hadapan kita langsung. Aku akan percaya Elise sedang hamil jika kelima test pack ini memiliki dua garis merah."
Semua orang terkejut mendengar perkataan Tiara. Terutama Elise dan Brian. Mereka tak percaya Tiara akan menyiapkan hal ini. Tak tanggung-tanggung, Tiara membeli lima tes pack yang berbeda. Niat sekali Tiara ingin membongkar rahasia mereka.
Rena memandang kelima test pack itu. Dia juga memikirkan kata-kata Tiara. Ya, tidak ada salahnya membuktikan hal itu di hadapan mereka saat ini.
"Tante juga setuju kan?"
"Ya, benar. Jika kau memang hamil, kau pasti tak keberatan untuk melakukan test ini lagi. Dan sebanyak apapun test pack dan mereknya, jika kau hamil pasti testpack itu menunjukkan dua garis merah."
Rena menatap Elise dengan seksama. Wanita itu hanya diam memandang kelima test pack yang tergeletak di atas meja di hadapan mereka.
Jantung Brian berdegup sangat kencang. Bagaimana ini? Apa yang harus dia lakukan? Jika Elise melakukan tes itu, bisa dipastikan tak akan ada test pack dengan dua garis merah. Karena yang hamil saat ini bukanlah Elise malainkan Elena.
Astaga, bagaimana ini? Apa yang harus Brian lakukan? Semua bisa mudah teratasi jika wanita di sampingnya adalah Elena. Tapi bukan, Elena saat ini berada di apartemennya. Dan wanita disisinya adalah Elise, istrinya.
"Tunggu apalagi. Pergi ke kamar mandi dan tampung urinemu ke dalam wadah ini," suruh Tiara tak sabaran dengan wajah menyebalkannya. Melempar pelan sebuah cawan kecil ke atas meja.
Sial! Brian tak memiliki satupun ide untuk lolos dari keadaan ini. Apa harus dilakukan?
"Mengapa kau hanya diam, Elise? Atau benar dugaanku, bahwa kehamilanmu adalah palsu." Senyum miring penuh nada mencemooh terlukis jelas di wajah Tiara. Seakan mengejek Elise bahwa Tiara tak akan tertipu dengan rekayasa wanita itu.
Elise menatap lekat wajah Tiara. Sejak dulu dia tak suka dengan wanita itu. Selalu saja menggoda dan mengejar Brian. Dan sangat menyebalkan karena Rena lebih mendukungnya.
"Jika kelima test pack itu muncul dua garis merah berarti kesepakatan kita selesai kan, Mom? Keinginan Mommy yang menginginkan cucu terwujud. Jadi, Elise mohon jangan meminta Brian untuk menceraikanku ataupun menikah lagi."
"Sudahlah, jangan banyak basa-basi. Aku tak akan pernah percaya dan melepaskan Brian begitu saja. Aku yakin kau tidak hamil saat ini. Jadi cepat buktikan sekarang juga," ketus Tiara kesal.
Elise mengepalkan tangannya kesal. Dia sangat ingin menerjang Tiara sekarang juga, mencakar wajah dan menarik rambut Tiara sangat keras.
Tangan Elise meraih cawan itu, dia hendak bangkit namun Brian menahan lengannya. Ada kekekhawatiran yang mendalam dari tatapan mata Brian untuknya. Jika hasil pemeriksaan nanti negatif, Brian yakin Rena dan Tiara tak akan melepaskannya begitu saja. Mengerti kegelisahan Brian, Elise tersenyum dan mengusap punggung tangan Brian sebelum melepaskan dari lengannya.
Setelah itu Elise pergi dan masuk ke dalam kamar mandi yang tersedia tak jauh dari ruang keluarga. Kamar mandi yang biasa digunakan oleh tamu.
Beberapa menit kemudian Elise keluar dengan membaca cawan yang sudah berisi sedikit cairan yang berwarna kekuningan. Elise meletakkan cawan itu dengan tenang di atas meja. Lalu duduk di samping Brian yang sudah berwajah pucat.
Tiara tersenyum penuh kemenangan saat melihat wajah Brian yang panik. Dia dengan gerakan gesit dan penuh semangat membuka bungkus kelima test pack dan mencelupkannya di dalam cawan itu. Dan mereka berempat menanti dalam diam. Jantung Brian berdegup sangat cepat. Astaga, hancur sudah semuanya. Apa yang akan terjadi nantinya?
Pandangan mata semua orang tertuju pada test pack itu. Satu garis merah sudah muncul di kelima test pack itu. Tiara tersenyum, dia yakin tak akan ada satupun test pack yang bergaris dua. Tiara menyandarkan punggungnya dan menatap angkuh Elise penuh dengan senyuman kemenangan.
"Lihat tak ada yang bergaris dua, itu berarti kau ti—"
"Dua!" pekikkan Rena menghentikan ucapan Tiara. Membuat gadis itu menoleh dan matanya terbuka lebar melihat sebuah test pack yang kini memiliki garis dua. Apa?! Bagaimana bisa?! Tidak! Ini tidak mungkin!