Chereads / Cinta Segiempat / Chapter 3 - Bab.5

Chapter 3 - Bab.5

Tiba tiba saja Langit mengerem mobilnya secara mendadak, membuat Clarish yang sedang memoleskan lipstik dibibirnya, mengomel kesal lantaran bibirnya jadi belepotan gincu merahnya.

"Lo ngapain ngerem mendadak sih, lipstik gue belepotan nih??!!!"omelnya mendengus kesal.

Tanpa memperdulikan omelan perempuan itu, Langit melepas seatbelt kemudian lekas turun. Menghampiri perempuan yang hampir saja di tabraknya tadi.

"Woy, lo kalau bawa mobil hati hati dong. Gak cuma lo yang bayar pajak, jadi jangan seenak jidat lo"teriak perempuan itu mengomel. "Duh, sial banget sih. Telat gara gara si kampret, trus sekarang ada lagi masalah baru. Untung aja gue masih hidup, kalau enggak...."omelan perempuan itu tak lagi didengar Langit lantaran semakin jauhnya langkah perempuan itu meninggalkan Langit.

Ya. Tanpa mendengar balasan dari Langit, perempuan itu langsung pergi. Meninggalkan Langit yang terdiam ditempatnya, pria itu hanya menatap punggung yang menjauh tersebut hingga perempuan itu masuk ke dalam sebuah taksi.

"Ada apaan sih??"tanya Clarish saat pria itu sudah kembali ke kursi kemudi.

"Gue hampir nabrak orang"sahut Langit singkat.

"Hah. Serius??? Terus orangnya gimana?? Nggak papa kan, nggak luka kan??"tanya Clarish bertubi tubi, matanya dia edarkan kedepan mobil dan sekitarnya.

"Kalau tuh orang luka, gue nggak bakal duduk tenang disini"jawab Langit kembali mengemudikan mobilnya.

"Syukur kalau gitu, kok bisa hampir nabrak sih??"

"Ngelamun"bohong pria itu,padahal fakta yang sebenarnya perempuan tadi lah yang nyebrangnya sembarangan.

"Ngelamunin apaan??"tanya Clarish tertarik.

"Ngelamunin masa dimana gue bisa bebas dari lo"jawab Langit asal.

Kontan saja perempuan disampingnya itu tertawa,"Percuma Lang, masa itu nggak akan pernah terjadi"celotehnya sembari tersenyum geli, "You'r mine. Forever"

Pria itu hanya mendengus sinis,"Sana turun!!"ucap Langit ketus, menurunkan gadis itu di depan sebuah rumah sakit.

"Thankyou"ucap Clarish "Gue pulang jam 5 sore "lapor perempuan itu tanpa diminta.

"Memangnya siapa yang mau jemput lo"gumam Langit ketus, perempuan itu hanya terkekeh pelan.

"Ya lo lah. Bye Langit, hati hati di jalan"seru Clarish sembari turun dari mobil.

Senyum lebar tiga jari Clarish lemparkan kepada semua orang yang ada di klinik tempat ia bekerja. Para pasien, keluarga pasien, perawat ataupun dokter di rumah sakit jiwa Cempaka Merah itu. Yap. Gadis cantik bernama lengkap Jatiayu Clarishelia itu bekerja sebagai psikolog di rumah sakit jiwa itu. Menangani berbagai macam penyakit mental yang di derita para pasiennya, ataupun terkadang membuka konsultasi singkat di ruang kerjanya.

Gadis ramah nan murah senyum ini berumur 27 tahun. Lulusan dari universitas ternama di Indonesia dan juga gelar master di Singapura. Sudah cantik, pintar pula, pria mana yang tidak tertarik dengan pesona ayu dari gadis jawa ini. Namun, sayang... hati Clarish sudah tertambat pada seorang pria dari keluarga Winangkabumi. Mengenal pria itu sedari kecil hingga sekarang diumurnya yang hampir mendekati kepala tiga, membuat gadis itu tak mampu membagi hatinya kepada pria lain selain dia.

Kalau kata Clarish sih, Si Langit ini udah di kasih label oleh dia. Nggak boleh ada yang nyentuh apalagi ngerusak label yang udah dia tandai. Walaupun setiap harinya, dia hanya mendapat tatapan sinis dari pria itu, belum lagi dengan kalimat kalimat pedas yang menusuk hati. Untungnya dia seorang psikolog, jadi dia bisa tahan banting. Cukuplah kuliah selama 9 tahun untuk mendalami ilmu menghadapi sifat dan sikap seseorang.Jadi, yaa...udah biasa...

"Pagi Bu Dokter!!"sapa Ajeng, asisten pribadi Clarish.

"Pagi, Ajeng"sapa balik Clarish sembari tersenyum. "Tolong siapkan berkas pasien bernama Wulandari Prima ya,"pintanya kemudian

"Siap, Mbak Clarish".