Aku mencoba untuk membuat suasana agar tidak kaku dan sunyi karena yang terdengar didalam ruang makan saat ini hanyalah suara sendok makan yang beradu dengan piring kaca ini, namun sesungguhnya aku tidak tahu apa yang telah aku ucapkan kepada Papa, apakah itu sebuah percakapan atau kah sebuah pancingan terhadap Papa, karena kata kata itu keluar begitu saja dari mulut ku ini.
"Ha ha ha ha ha ... Ayuni, orang tua mana yang tidak bahagia melihat anak anak nya berkumpul seperti saat ini, Papa sangat senang kamu telah memilih kami Nak.. ! Papa senang karena ternyata kamu adalah anak yang berbakti kepada Papa dan Mama.
Entah apa yang harus aku lakukan saat ini, karena mendengar perkataan Papa rasanya aku menjadi kenyang seketika, aku tidak mau mendengar kata kata yang penuh kebohongan lagi karena aku telah sadar bahwa aku telah masuk kedalam jebakan yang Ayuna buat, aku tidak menyangka bahwa kepolosan Ayuna adalah senjata untuk menyekap ku dan menjatuhkan diriku.