Papa hanya bisa terdiam dan melihat diriku yang menangis namun tatapan matanya kepada ku tidak ada yang berubah Papa tetap tidak bisa melakukan apapun dan membela diriku.
Memang saat ini mereka belum menggunakan tangan mereka kepadaku, namun dari tatapan mata mereka terhadap diri ini sudah seperti di tusuk tusuk oleh bilati yang tajam. Mungkin inilah yang dirasakan oleh Ayuna, sehingga dia bisa sangat membenci diriku seperti saat ini.
"Ayuni... jika kamu memang tidak ingin terlahir ke dunia ini Papa juga ingin minta kepada Tuhan, Papa tidak ingin mempunyai keluarga ! jika Papa tahu keluarga Papa akan hancur berantakan seperti ini, dan kita bisa bersama saat ini hanya untuk sebuah surat warisan... !!" ucap Papa dengan Mata yang memandang kearah luar jendela kamar ini, namun dari nada suara papa terdengar sangat berat dan ternyata memang ada penyesalan yang tersimpan di hati Papa.