Chereads / The Last Dragonite / Chapter 1 - PROLOG

The Last Dragonite

yudha_pradha
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 14k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - PROLOG

Langit di atas kastil melayang Candradimuka berwarna merah darah. 

Kastil Candradimuka yang sangat indah, melayang melintasi langit berkeliling ke seluruh dunia Paltaranix, sekarang mendekati kehancuran.

Matahari yang terbenam menambah kesan horor yang terjadi di tempat itu. Api merah membakar seluruh area luar kastil. Darah mewarnai dinding dan tanah tempat para penghuni kastil berada. Tepat di bawah dan atas kastil, terlihat sebuah lingkaran sihir raksasa berwarna ungu, sihir penyegelan tingkat tinggi yang menyebabkan semua tragedi ini.

"Nyonya, anda harus berlindung di dalam kastil..! Tolong jangan berkeliaran ke luar..", suara seorang perempuan berteriak sembari berlari ke arah wanita yang tampak lemas sambal memegangi perutnya.

Sambil melihat sekeliling dari balkon tempatnya berdiri, tatapannya terpaku pada seseorang yang terbang di angkasa sedang menangkis beberapa panah cahaya raksasa yang mengarah ke kastil. Sayap hitam pria itu terlihat rusak di beberapa bagian membuatnya sedikit kesulitan mengendalikan laju terbangnya. Namun beberapa orang bersayap di sekitarnya ikut membantunya, tidak membiarkannya terkena serangan fatal.

"Ini…Ini tidak bisa…", suara wanita di balkon itu sembari memegang perutnya. Tanpa dia sadari air matanya menetes dan dia menunduk dalam, "Kau bahkan belum menghirup udara bebasmu di sini"

Dia menyaksikan rumah barunya, tempat impiannya sejak kecil, kastil Candradimuka tempat tinggal para ras Dragonite, diserang oleh para ras lain yang bergabung untuk menumbangkan dominasi Dragonite. Kastil megah yang dikagumi semua ras di seluruh dunia, hancur perlahan, runtuh, menewaskan banyak warga yang tidak bersalah.

Wanita itu menatap, tercengang saat tanah di area batas kastil melayang mulai jatuh ke bawah, paras cantiknya tidak bisa menutupi kesedihannya.

"Ratu.. Tidak aman berada di sini, anda harus melarikan diri…" seorang pengawal pribadi berarmor perak mendekati wanita itu dan menunduk di depannya. Namun wanita itu, sang Ratu menggelengkan kepalanya tanpa mengalihkan pandangannya ke arah perkotaan.

"Ratu, tolong.."

"Jacko, aku adalah ratu Elf, dan sekarang menjadi istri Bahamut, Raja Dragonite. Bangsamu, yang juga adalah keluargaku yang baru sedang berjuang di sana, dan kau ingin aku melarikan diri? Jika aku bisa, aku seharusnya berada di sana Bersama mereka…"

Jacko, pengawal pribadi sang Ratu terdiam

"Rasku sebelumnya, elf, juga menjadi salah satu yang menyerang kita, aku harusnya membantu Bahamut", lanjut sang Ratu.

Jacko terperangah saat Ratu melancarkan sihir pengekangan kuat terhadap dirinya dan mulai mencengkram kuat pegangan balkon hingga remuk. Jejak tipis darah mengalir ke mulutnya. Dia menggigit bibirnya begitu keras hingga berdarah.

Negerinya telah dihancurkan dan rakyatnya dibantai. Bahkan sekarang, keluarga barunya hampir mati terbunuh dan dia hanya bisa menyaksikannya? Dia sangat membenci kelemahannya sendiri dalam bertindak.

Saat itulah orang yang paling dikhawatirkannya muncul.

"Itu tidak akan pernah kuijinkan, Nandhari.", tiba-tiba Bahamut, pria bersayap hitam yang sedari tadi terbang menangkis serangan-serangan panah cahaya mendarat dalam senyap ke balkon tempat sang Ratu berdiri. Kondisinya sangat memprihatinkan. Sayapnya tidak hanya lecet, namun ada beberapa bagian yang berlubang dan dia kehilangan tangan kirinya. Dengan satu ayunan tangan, dia mengoyak pengekang yang membuat Jacko tidak berdaya.

Sang Ratu memeluknya, menahan tangisnya yang bisa saja pecah sewaktu-waktu.

"Jacko, apakah altar suci masih aman?"

Jacko langsung menunduk untuk memberi hormat, "Kami masih berusaha melindunginya, Tuan. Hingga saat ini belum ada kerusakan berarti."

"Syukurlah"

Bahamut mendesah lega sesaat. Dia adalah pria yang dikagumi sekaligus dihormati oleh seluruh ras, termasuk Nandhari sendiri, raja para ras dragonite yang tersohor, Bahamut Pradha. Sayap besar berwarna hitam tumbuh di punggungnya.

Bahamut adalah dragonite terkuat saat ini, sekaligus yang paling cerdas. Dialah yang membangun reputasi Dragonite sebagai ras yang terkuat dan paling ditakuti melalui intervensi mereka di tengah peperangan antar ras menjadikan rasnya sendiri sebagai pengawas kedamaian dunia. Serangan apapun harusnya tidak akan dengan mudah menembus tubuhnya. Bahkan dalam peperangan dengan Dracule, pemimpin ras vampire yang dikenal sebagai yang terkuat sebelumnya, butuh waktu hingga satu bulan pertarungan untuk menembus kulitnya, dan itupun hanya menggores.

"Nandhari, seperti yang kau lihat, kita telah kalah. Kelamahan ras kita telah diketahui musuh. Meskipun aku sudah mencoba semua yang aku bisa, namun aku tetap tidak bisa melawan perubahan besar sihir di era ini. Aku menyesal ini terjadi setelah kita bisa Bersama setelah sekian lama. Tapi aku ingin kau selamat, kami akan mengulur waktu selama mungkin dan mengalirkan mana sebanyak yang bisa kukumpulkan untuk menyelamatkanmu."

Nandhari terkejut mendengan perkataan Bahamut, "Itu, itu tidak mungkin. Bagaimana bisa kau mengatakan itu, Bahamut? Apa kau pikir aku selemah itu untuk kau lindungi? AKU ADALAH RATU ELF, DAN AKU SETARA DENGANMU..!!!"

Bahamut mendesah sambal tersenyum melihat protes keras istrinya, "Aku tahu kau kuat, kau yang sudah mengalahkanku, kau ingat? Tapi ini bukan hanya tentang kita…". Bahamut menempelkan tangan kanannya ke perut Nandhari, "Ini tentang dia, bahkan jika kita berhasil lolos dari ini, dia akan menjadi incaran semua orang di seluruh Paltaranix."

Nandhari terdiam, seolah setuju dengan perkataan Bahamut. 

"Kami telah menjadi musuh seluruh dunia ini, seluruh Paltaranix. Kami mencoba mempersatukan semua ras dalam kedamaian, tapi dalam waktu yang sama kami juga dibenci oleh semua ras karena terlalu dominan."

Ini tidak mungkin, Dragonite adalah penjaga dunia ini, merekalah yang menciptakan sistem dimana semua ras bisa hidup berdampingan satu sama lain tanpa diskriminasi. Tempat dimana semua orang saling berbagi, menghargai, damai, dan bekerja sama. Semua negara dan kerajaan berhutang budi kepada Dragonite.

Namun semuanya berubah saat Bahamut menyatakan pernikahannya dengan Ratu Elf, Nandhari dan menariknya untuk tinggal di kastil melayang miliknya. Nandhari adalah simbol kecantikan, dan kekuatan utama ras elf. Karismatiknya sangat disegani seluruh ras.

Dragonite kejam, kumpulan monster, tidak punya pikiran, suka menindas ras lain, itu hanya beberapa ucapan yang terlontar ketika Bahamut menikahi Nandhari. Hanya beberapa orang terdekat Nandhari dan Bahamut sendiri yang mengetahui betapa dekatnya mereka sejak meraka kecil. 

Dan oleh beberapa orang yang pernah kalah oleh Bahamut, kesempatan ini digunakan untuk menggulingkan ras Dragonite sebagai pemuncak ras. Terlebih saat kabar Nandhari mengandung anak dari Bahamut, para pemimpin ras seolah takut akan kelahirannya kelak karena tentu anak itu akan menjadi yang terkuat dari semuanya. Bahamut sendirian saja sudah menjadi ancaman serius, apalagi anaknya kelak yang mewarisi darah Dragonite sekaligus Elf dalam darahnya. Para pemimpin ras akhirnya melakukan sesuatu yang tidak pernah terpikirkan oleh Bahamut sebelumnya, yaitu menyatukan pikiran dan visi mereka demi melenyapkan ras Dragonite selamanya dan merebut kembali ratu Elf, Nandhari. Bahamut sama sekali tidak menduga ini karena semua ras saling bermusuhan satu sama lain, bahkan ras Elf tempat kelahiran Nandhari juga ikut menjadi dalang penyerangan. 

Rancana musuh terbukti berhasil dan membuat Dragonite menderita saat ini dengan menggunakan sihir tingkat tinggi, Heavenfall. Sihir tingkat tinggi yang hanya bisa diaktifkan dengan minimal seratus penyihir setingkat paladin. Sihir ini menciptakan penghalang yang mustahil ditembus dari dalam, menguras mana dan tenaga fisik perlahan-lahan target yang terkurung, dan ketika rapalan mantra telah selesai, objek yang memiliki kekuatan mana akan dimusnahkan. Ras Dragonite yang memiliki mana berlimpah hingga membuat kastil melayang di udara, menjadi lemah karena sihir ini. Sedangkan Nandhari yang merupakan ras Elf, masih bisa bergerak leluasa menggunakan energi alam di sekitarnya. Selai

Tangan Bahamut yang terpotong adalah bukti nyata betapa mengerikannya sihir ini. Di satu sisi, Bahamut memuji karena semua umat telah Bersatu seperti tujuannya selama ini. Namun ironis, di sisi lainnya Bahamut harus kehilangan semuanya untuk menciptakan persatuan itu.

"Nandhari, hiduplah demi aku…" Bahamut tersenyum sambal mengelus rambut sang Ratu. "Tidak, hiduplah demi anak kita"

Tanpa Nandhari sadari, Bahamut melancarkan sihir pelumpuh super kuat yang membuat Nandhari langsung tidak sadarkan diri.

"Ba..ha..mut…kau…", itulah kata terakhir dari Nandhari sebelum jatuh ke pelukan bahamut.

Air mata Bahamut menetes  "Maafkan aku. Nyawa kalian yang terpenting bagiku…"

Dia lalu menoleh kea rah Jacko yang semakin lemah karena Heavenfall.

"Bawa istriku ke altar suci, dan rapalkan mantra dimensional. Akan kukumpulkan semua mana di kastil ini untuk mengaktifkan sihirnya..!"

Jacko tersentak, "Tapi tuanku,.."

"Diam dan laksanakan tugasmu!"

Jacko mendapati Bahamut mengeluarkan aura intimidasi yang luar biasa kuat. Bahkan dalam keadaan seperti ini, Bahamut masihlah yang terkuat di kastil. Jacko terpaksa menerima sang ratu dan berbalik menuju altar.

"Tolong jaga mereka dengan nyawamu, adikku", ucap bahamut saat Jacko melangkah ke arah altar.

Tersenyum, Jacko lalu berlari sekuat mungkin menuju altar sembari menggendong sang ratu dengan hati-hati.

Bahamut tidak akan menahan diri lagi. Perasaan cintanya kepada ras di bawahnya telah dikhianati, dan sekarang, orang yang paling dia cintai menanggung akibatnya, dia tidak bisa menerima itu. 

Sebuah petir besar terlihat sesaat seblum kemunculan sebuah naga hitam raksasa. Bahamut berubah ke bentuk aslinya, seekor naga raksasa berwarna hitam berlian. Sayapnya yang rusak dan tangannya yang terkoyak tidak mengurangi aura maharaja yang dimilikinya. Seketika mana yang tertahan dalam bentuk dragonitenya terlepas dan mengalir deras.

"DENGARKAN AKU WAHAI PASUKANKU..!", suara Bahamut terdengar sangat jelas oleh semua orang di kastil melaui telepatinya.

"KEPUNAHAN KITA ADA DI DEPAN MATA KALIAN..! AKU TAHU KALIAN SUDAH MENDERITA SAAT INI…"

Bahamut menahan nafas sebentar, lalu berteriak sekuat tenaga.

"MANA KEBANGGAAN KALIAN…!!!!!"

Teriakan bahamut membuat semua yang tersambung di saluran telepati tersentak kaget. 

"BANGUN..!! TANCAPKAN KEBERANIAN DI DADA KALIAN.!! TAJAMKAN HATIMU..! BUKTIKAN TEKADMU..!! KALIAN INGIN MATI SIA-SIA DISINI..!? ATAU KALIAN IKUTI PERINTAHKU, KORBANKAN DIRI KALIAN DEMI MASA DEPAN RAS KITA..!!!!!!!!!"

Seketika suasana berubah. Aura para prajurit dan ras dragonite yang tersisa mulai semakin kuat.

"BUKTIKAN TEKAD KALIAN KEPADA DUNIA!!"

"BUKTIKAN KEPADA MEREKA YANG MENGURUNG KITA!! KITA ADALAH DRAGONITE!!! KITA ADALAH RAS PEJUANG..! KITA, TIDAK AKAN DIAM TANPA PERJUANGAN..!"

Para ras dragonite yang tersisa mulai berdiri. Suara Bahamut mengingatkan mereka tentang siapa mereka sebenarnya.

"BANGKITLAH …!!! DAN BERJUANGLAH..!! KITA MUNGKIN AKAN MATI, TAPI TEKAD KITA TIDAK AKAN PERNAH MATI..!!!!!!!!"

"UOOOO!!!!!!!!", gemuruh suara riuh di kastil melayang Candradimuka. Bahamut berhasil membangkitkan tekad semua orang yang sempat terjatuh. 

"SAUDARAKU, KITA TELAH MENJADI MUSUH DUNIA. TERIMA KASIH TELAH MENEMANIKU MEMPERSATUKAN DUNIA, DAN MAAFKAN AKU KARENA TELAH MENYEBABKAN KEHANCURAN KITA.", suasana menjadi hening sesaat.

"Yang Mulia,anda tidak perlu meminta maaf seperti itu", suara seseorang menggema di saluran telepati. Membuat Bahamut terkejut.

"Ya, kami melakukannya karena kami menginginkannya. Sudah sewajarnya kami mengikuti pemimpin kami."

"Anda adalah pemimpin terhebat yang pernah ada, kami tidak akan menyesali semua ini."

"KALIAN…."

Semua orang tertawa kecil melihat tingkah pemimpin mereka yang kikuk sedang terbang di angkasa.

"Berikan perintahmu, yang mulia"

"LEPASKAN LIMITER, KUMPULKAN SEMUA MANA YANG TERSISA DI SINI…"

"LAKSANAKAN!!!!!"

Seketika suasana berubah ramai,para dragonite berubah ke wujud asli mereka, naga. Serempak para naga melakukan sesuatu dengan tangan mereka seolah sedang menahan sesuatu, dan itu adalah kumpulan mana yang terkurung di dalam penghalang.

"PANDEVA, KALIAN MASIH HIDUP?", tanya bahamut di saluran telepati. Lalu lima cahaya melesat cepat ke arah bahamut berada. 

Pandeva, lima naga ksatria terkuat di Candradimuka. Jodastra sang naga petir, bhiram sang naga angin, archeros sang naga api, ankurk sang naga bumi, dan sandephon sang naga air. 

"Ada tugas khusus untuk kalian"

-------------

Altar suci candradimuka, adalah sebuah altar untuk melakukan ritual sihir tingkat tertinggi di kastil tersebut. Juga sebagai media untuk berkomunikasi dengan para Dewa. 

Jacko dengan terengah-engah berhasil membawa Nandhari di sana. Dengan hati-hati, dia menurunkan sang ratu di tengah altar dan mulai menggambar sebuah pola di sekitar ratu. 

Dengan hati-hati ia mencoba menggambar sedetail mungkin tanpa kesalahan. Ketika selesai, dia menunggu momen yang tepat.

Kemudian, dari kelima pilar di atas altar, cahaya yang sangat kuat masuk dan mengenai sang ratu. Mana yang dikumpulkan berhasil mencapai altar. 

Di luar, para Pandeva menciptakan formasi segel teleportasi, melingkar sekitar altar mencegah mana untuk keluar.

Jacko mengerti tugasnya, dia segera merapal mantra tingkat tinggi yang mungkin akan merenggut nyawanya sendiri. Tapi dia tidak peduli. Tugasnya adalah menyelamatkan Nandhari beserta bayinya.

"Dimensional gate, open", ucapnya pelan saat selesai mengucap sejumlah mantra. Sebuah lubang hitam terbuka di atas sang ratu. Angin kencang yang berusaha menariknya membangunkan sang ratu. Dia melihat ke atas. "Bahamut,.."

Dan sekejap, Nandhari beserta Jacko yang berada di bawah lubang hitam, tersedot dan menghilang.

Para Pandeva lalu menghilangkan segel teleportasi, dan menghubungi bahamut.

"Tuanku, mereka berhasil."

Bahamut tersenyum. Kini dia bisa bernafas lega. "SEMUANYA, LAKUKAN EXPLOSION FREEZE MEDUSA SKALA BESAR"

"SIIAAPP..!!!"

Dan dengan semua naga mengitari penghalang, menekan mana mereka ke batas yang bisa mereka tahan. Mantra penghancur diri. Bahamut berpikir untuk melenyapkan sejarah ras mereka dibanding menjadi bahan penelitian ras lain ketika mati.

Sebuah cahaya kecil terlihat di dada masing-masing naga. Cahaya itu semakin lama semakin besar dan semakin padat. Lalu menimbulkan ledakan eksplosif yang sangat besar.

Para paladin yang ada di bawah, yang sedang mempertahankan segel heavenfall tidak sempat bertindak, ledakan itu mencapai mereka bahkan sebelum mereka bisa melihatnya. Inilah ledakan final para naga. Bahkan jika para paladin mengaktifkan sihir penghalang, kekuatannya tidak akan mengimbangi ledakan ini.

Explosion Freeze Medusa adalah sihir original dari ras Dragonite. Para ras Dragonite akan memadatkan mana mereka yang sangat melimpah ke dalam satu titik hingga habis, menekannya dengan elemen petir khas mereka, dan meledakkannya. Efeknya, tercipta ledakan super dahsyat yang menghancurkan segalanya dalam sekejap. Elemen petir menjadikan ledakan ini sanggup menghantam penghalang dalam kecepatan yang luar biasa. Mendapatkan serangan dari puluhan ledakan secara bersamaan, Heavenfall pun akan hancur. Namun, harga yang harus dibayar sebagai imbalan ledakan ini sangat mahal, yaitu nyawa ras Dragonite sendiri. Sihir ini adalah sihir final dari ras Dragonite. Setelah ledakan ini, tubuh mereka beserta area yang terkena ledakan akan menjadi batu 

Dan pembantaian para dragonite pun berakhir dengan lenyapnya para paladin. Pun demikian dengan para dragonite. Mereka membatu karena efek ledakan, menjadikan wilayah itu seperti kuburan berbatu yang penuh dengan patung naga raksasa.

Sementara itu, Nandhari dan Jacko berhasil melarikan diri ke dimensi lain berkat sihir dimensional gate.