Chapter 27 - Bab 26

Setelah meninggalkan gerbang istana, kami melewati hutan lebat. Rasanya seperti berjam-jam sampai kami mencapai sebuah kota. Jalanannya penuh dengan mobil dan beberapa orang yang  berjalan di trotoar.

Aku berharap bisa melihat landmark yang biasanya aku temui di London, seperti: Big Ben, Tower Bridge, London Eye, dan sebagainya. Tapi yang bisa kulihat hanyalah sebuah kota asing yang dikelilingi oleh pegunungan.

"Tunggu! Kita tidak lagi berada di London?" aku bertanya pada Pangeran Maximilian dengan tak percaya.

"Tentu saja tidak," jawabnya sambil terkekeh.

"Lalu dimana kita?" aku mengajukan pertanyaan lain dengan bingung.

"Kamu tidak tahu di mana kita berada?" Maximilian justru balik bertanya.

Aku menggelengkan kepala.

"Welcome to Transylvania, Putri," katanya sambil tersenyum.

Mataku melebar. "Transylvania? Maksudmu kita di Rumania sekarang?"

Dia mengangguk. "Ya. Kota dimana kita berada sekarang disebut Brasov. Kota ini adalah bagian dari wilayah Transylvania."

"Oh tidak! Tidak! Tidak! Itu tidak mungkin terjadi. Jika aku benar-benar di Rumania, bagaimana aku bisa pulang?" aku berpikir dengan panik.

"Tenanglah, Rosanne!" aku berkata pada diri sendiri, "Coba saja temukan orang yang bisa membantumu dan memberitahu orang pertama yang kamu temui apa yang terjadi padamu, dan kemudian memintanya untuk memanggil polisi."

"Jadi pertama-tama kemana kamu ingin pergi?" Pertanyaan Pangeran Maximilian membawaku keluar dari lamunanku.

"Aku ingin pergi ke mall," jawabku dengan cepat.

Dia mengerutkan kening. "Mall?"

"Apakah kamu tidak tahu apa itu mall?" aku mengejeknya.

"Tentu saja, aku tahu apa itu mall. Tapi maksudku, mengapa kamu ingin pergi ke mall?" dia membalas.

"Aku ingin membeli pakaian. Aku tidak ingin berjalan-jalan di kota dengan gaun pesta ini," jawabku.

"Baiklah kalau begitu kita pergi ke mall sekarang. Tapi apakah kamu tahu di mana mall itu?"

"Bagaimana aku bisa tahu? aku belum pernah ke Brasov sebelumnya. Kamu yang seharusnya tahu tentang itu."

"Yah, aku juga tidak berasal dari sini. Dan ketika aku di sini, aku hampir tidak pernah pergi ke kota. Jadi aku tidak tahu dimana letak mall itu."

"Kenapa kamu tidak bertanya pada Casper saja?" usulku.

Maximilian tampak bingung. "Casper?"

"Sopirmu." Aku menunjuk pria yang duduk di belakang kemudi.

Pangeran Maximilian tertawa terbahak-bahak, sementara supirnya mengeluh kepadaku, "Maaf, Yang Mulia, tetapi nama saya Jasper, bukan Casper."

"Ya, maksudku Jasper," aku mengoreksi, "kau tahu di mana mall terdekat, Jasper?"

"Sayangnya saya juga sama-sama tidak tahu seperti anda, Putri," jawabnya sambil mengangkat bahu.

"Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?" Pangeran Maximilian bertanya kepada kami.

"Kurasa kita harus bertanya pada mereka." Aku menggerakkan kepalaku ke arah orang-orang yang berdiri di trotoar.

"Ya, saya pikir itu ide yang bagus!" komentar Jasper.

Aku hendak membuka pintu, tetapi Pangeran Maximilian menghentikanku. "Tunggu!"

"Apa?" tanyaku dengan kesal.

"Apakah kamu bisa berbicara Bahasa Rumania?" dia bertanya.

"Tidak, aku tidak bisa," jawabku, "Mengapa?"

"Jika kamu tidak bisa bicara bahasa Rumania, tidak ada yang akan mengerti apa yang kamu katakan karena kebanyakan orang di sini tidak bisa berbahasa Inggris," jelasnya.

"Aku benar-benar beruntung," pikirku dengan sarkasme, "Sekarang bagaimana aku bisa meminta bantuan?"

"Tunggu disini! Biar aku yang bertanya kepada mereka sendiri!" kata Pangeran Maximilian.

"Hebat! Setidaknya sekarang sang pangeran ingin melakukan sesuatu sendiri," aku meledeknya.

Jasper menahan tawa, dan Pangeran Maximilian memelototinya.

"Aku akan segera kembali." Pangeran Maximilian keluar dari mobil dan membanting pintu hingga menutup.

Aku menyaksikannya berjalan menuju pasangan di trotoar. Mereka sepertinya bercakap-cakap sebelum Pangeran Maximilian akhirnya kembali ke mobil.

"Pasangan itu merekomendasikan kita untuk pergi ke Star Department Store. Mereka mengatakan mall itu dekat dari sini," Pangeran Maximilian memberitahuku.

"Oke, tunggu apa lagi? Ayo kita pergi ke sana sekarang!" seruku.

"Oke. Jasper, jalankan mobilnya sekarang! Aku akan memberitahumu jalan ke sana," perintah sang pangeran.

"Baik, Yang Mulia," jawab Jasper.

Jasper menyalakan mesin mobil lagi dan kemudian mengantar kami ke department store itu.