Partner in crime, sebuah hubungan yang mereka jalani. Hanya sebatas sahabat tapi terkadang melebihi kekasih. Chakra adalah moodboster Lova, selalu jadi tempat bercerita saat dia senang, sandaran saat dia bersedih. Chakra selalu mengusahakan bahwa apapun keadaannya, dia harus bisa berada di samping Lova saat gadis itu membutuhkannya. Pria itu selalu menyediakan bahu untuk tempat bersandar, jari untuk menghapus airmatanya, dan tangan yang senantiasa menggenggamnya kemanapun mereka pergi.
Bagi Chakra, Lova memiliki tempat tersendiri di hatinya. Bukan sebatas sahabat namun juga bukan sebagai kekasih. Meskipun banyak orang yang bilang hubungan antara seorang laki-laki dan perempuan itu tidak lepas dari yang namanya love and lust….
***********
*****
Seperti ucapan mereka siang tadi saat di sekolah, sore harinya, Lova, Winta dan juga Sana janjian untuk mengerjakan tugas kelompok di sekolah. Setelah tadi pulang untuk mandi dan ganti baju, Lova kembali ke sekolah dengan penampilan yang fresh dan tidak kucel seperti tadi pulang sekolah. Lova berjalan sedikit tergesa-gesa melewati koridor kelas XI, sebelumnya dia mendapat kabar dari Winta kalau sahabatnya itu sudah sampai di taman belakang. Sana juga sudah ada di sana.
Di ujung koridor, Lova melihat beberapa teman sekolahnya terlibat adu mulut dengan beberapa orang. Bahkan di antara temannya ada Naka dan juga Haru. Sayup-sayup dia dapat mendengar apa yang sedang mereka bicarakan.
"Lo masih mau nantangin kita-kita? Nggak malu kemarin malam udah kalah?" Itu suara Haru. Lova dapat mengenalinya dengan mudah karena pemuda itu sering menebar gombalan ke seluruh sekolah.
"Kemarin itu hanya pemanasan," ujar suara pemuda yang tak dikenali Lova.
"Sepertinya bukan anak Roma," fikir Lova dalam hati.
"Kita terima tantangan dari lo," ujar Naka dengan tenang.
Tanpa memperdulikan obrolan mereka semua, dengan sangat terpaksa Lova terus berjalan menelusuri lorong itu karena jalan ini merupakan jalan satu-satunya yang menghubungkan dia dengan taman belakang sekolah. Pikirannya tertuju pada salah satu member most wanted yang sudah menjadi pujaan hatinya saat pertama kali ospek dulu.
Lova sudah berjarak cukup dekat dengan gerombolan mereka, melewati gerombolan pemuda yang tak ia kenal tadi. Sepertinya mereka mau pergi ke lapangan basket di depan. Namun langkahnya langsung terhenti secara tiba-tiba saat dia mengenali satu sosok di antara gerombolan itu.
"Lho, dia 'kan cowok sarap yang gangguin gue dua bulan ini. Kenapa dia bisa ada disini? Sama most wanted lagi," lirih Lova heran. "Gue harus balik sekarang atau gue akan kena sia-."
"Eh, tikus! Mau kemana lo?" teriak Chakra memanggil Lova yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri, rupanya cowok itu terlanjur melihat Lova.
Mampus!
"Astaga, sial banget sih gue?" gerutu Lova menghentikan langkahnya dan dengan sangat terpaksa berbalik badan ke arah Chakra yang menatapnya tajam.
Chakra tersenyum separuh mendengar Lova yang menggerutu.
"Kenapa juga nih anak bisa terdampar di ROMA? Gue yakin dia bukan anak sini, orang gue nggak ketemu dia pas ospek dulu kok," omel Lova pelan dengan bibir mengerucut kesal saat sudah berhadapan dengan cowok itu.
Chakra berdiri angkuh di hadapan Lova, tersenyum geli melihat bibir gadis itu yang mengerucut kesal.
"Ck, hidup gue bakalan nggak tentram nih," gerutu Lova dalam hati, menyadari nasib buruk akan segera menghampirinya.
"Lo kenapa ada disini?" tanya Chakra.
"Bukan urusan lo," ketus Lova.
Chakra semakin gemas setelah mendengar nada ketus dari Lova, terselip niatan untuk menjahili gadis itu. "Beli'in kita minuman di supermarket sana!" perintah Chakra seenak jidatnya
"Hah?" tanya Lova bingung. Bahkan semua orang yang ada di sana juga ikut bingung dengan kalimat Chakra barusan.
"Lo budeg ya? Gue minta lo beli minuman di supermarket depan," ulang Chakra dengan nada menyebalkan.
Lova menggeram kesal, sekuat tenaga menjaga emosinya agar tidak meledak-ledak. "Lo 'kan bisa beli sendiri, lo fikir gue ini pembokat lo. Minggir!" Lova berjalan melewati tubuh jangkung Chakra. Namun, saat kakinya mau melangkah semakin menjauh, terdengar suara menyebalkan dari Chakra yang menginterupsi langkahnya.
"Eh, sekali lo melangkah, gue akan langsung nyium kening lo. Dua kali, pipi lo. Tiga kali, hidung lo. Dan lebih dari tiga kali." Chakra berjalan mendekati Lova dengan kaki panjangnya, menciptakan jarak diantara mereka semakin dekat. Seraya menunduk dia berbisik sesuatu di telinga cewek itu. "Gue akan langsung nyium bibir lo tanpa perduli tempat atau pun suasana? Sekarang lo mau pergi atau gue akan..." bisik Chakra menelisik wajah Lova. Sengaja menggantung kalimatnya untuk menakut-nakuti Lova.
"Ok… ok… gue pergi sekarang. Berhenti bersikap konyol kayak tadi!" omel Lova mendorong dada Chakra agar menjauh, wajahnya kini sudah merah lantaran kesal dan juga malu. Lova buru-buru berbalik badan dan berjalan meninggalkan gerombolan itu.
Chakra tertawa terbahak-bahak setelah kepergian Lova barusan.
"Jangan galak-galak, Des. Anak orang, tuh," ujar Haru kemudian tak urung tersenyum geli melihat tingkah usil Chakra barusan.
"Lucu, Ru. Ngelihat dia mencak-mencak kayak tadi," sahut Chakra masih di sertai tawa menyebalkannya. "Dia sekolah di sini?" tanyanya kemudian.
"Iya." Haru mengangguk. Mengenali Lova sebagai salah satu teman di grub ospek dulu.
Naka hanya melihat kepergian Lova dalam diam. "Gadis di lapangan," bisiknya dalam hati.
"Wait! Jangan bilang cewek yang Lo bilang ke kita di Klub 3 bulan yang lalu, itu Lova yang tadi," seru Haru baru tersadar.
Chakra hanya tersenyum penuh arti.
Pemuda yang tidak dikenali oleh Lova tersenyum miring melihat kejadian barusan. Terselip rencana licik yang ia susun khusus untuk Most Wanted. Ternyata dia mendengar pembicaraan mereka-Most wanted-dan gadis bernama Lova itu di balik dinding koridor kelas.
*****
Jangan lupa guys! Komen dan juga kasih review yaa..
Jangan lupa mampir ke cerita saya yang lainnya.
1. Not a CLassic Wedding
2. Jodoh [Aku yang Memilihmu]
3. Black Tears
4. Selingkuhan
5. Merakit Perasaan
6. Cinderella Scandal's : I'am CEO, Bitch!
Dukung terus anak anak saya yaa....
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semuanya yang sudah mengikuti cerita ini sampai sejauh ini. Nunggu upnya luama banget, jangan lupa tab love terus komen ya guys. Biar anak saya rankingnya semakin naik. Saya jadi tambah semangat buat nulis kalau rangkingnya naik. wkwkwkwk
PYE! PYE!
Note : Saya akan lebih sering up lagi lho, stay tune....