Chereads / Sebuah Perjodohan / Chapter 7 - 06. Terbayang-bayang

Chapter 7 - 06. Terbayang-bayang

Malam telah tiba, sesuai janji yang di tunggu oleh Mawar dan seorang pria tidak asing baginya yaitu Arka. Sekarang ini kedua pasangan jauh perbedaan umur tidak membuat siapa pun untuk memisahkan mereka berdua.

Mawar terlihat sangat cantik dengan busana merah ketat selalu menonjolkan dua buah depan indah itu, selain itu dia juga seorang wanita yang lagi naik daun di kota ini. Ratu kecantikan salah satu kosmetik Indonesia.

Sosok wanita yang dia temui tadi sore benar buat dirinya penasaran ingin mengetahui siapa dia sebenarnya. Rasa itu benar sedikit memikat jiwanya.

"Sayang ..." Mawar terus memanggilnya tidak ada respon sedikit pun dari Pria itu.

Arka masih memikirkan paras wajah wanita bertopi bentuk V sesuai nama depannya "Velda" gumamnya.

Mawar yang mendengar sekilas sebutan dari Arka sang kekasih cintanya.

"Siapa itu, Velda?" Mawar mengulangi kata sebutan nama itu.

Arka menoleh menatap wajah wanita yang kini bersamanya, dia tersenyum tidak bermaksud untuk mencemburui soal wanita tidak dia kenal itu.

"Bukan siapa-siapa, jangan cemburu. Ketika kamu cemburu, semakin gemas," katanya menggombali.

"Ah, kamu ini," di pukul dadanya pelan.

Cumbuan cinta antara Arka dan Mawar di mulai, salah satu kamar penginapan hotel telah di pesan olehnya, adalah janji palsu hanya sebuah pelampiasan sesaat bagi Arka sendiri.

***

"

Hatchiuu!!!" suara bersin keras tidak kalah dari nyanyian jangkrik sedang bersenandung ria.

"Ini, Non, obatnya." Bibi Zaina berikan satu tablet obat berwarna ungu muda dan segelas air hangat.

Velda mengambilnya kemudian dimasukan kemulut serta minuman air hangat itu. Hidungnya merah mepet wajah pucat, rambut basah menjadi kering habis mandi hujan.

"Bi, Mama sama Papa, kapan pulang?" Velda bertanya kepada Bibi Zaina.

"Mungkin Selasa, Non. Kenapa? Kangen, ya?" jawabnya lalu kembali bertanya.

"Nggak, siapa yang kangen, aku cuma tanya doang. Bibi jangan kasih tau ke mereka kalau aku sakit," katanya bersiap baring tubuh di atas kasur tipis itu.

"Kenapa nggak tidur di atas saja, Non. Nanti masuk angin lagi," tegur nya

"Nggak, Bi. Begini saja lebih nyaman, di kasur serasa aneh saja kalau tidur. Seperti mimpi buruk," jawab Velda pelan.

"Ya sudah, kalau ada apa - apa, panggil Bibi saja, ya."

"Iya, Bi."

Bibi Zaina meninggalkan kamar Velda, sementara Velda berbaring tidur posisi membelakangi pintu keluar. Bibi Zaina menatapnya sedikit kasihan, sangat sayang sama putri majikannya ini. Selama ini sifat putri majikannya tidak pernah secuek dan pendiam.

****

Arka tengah merokok sambil duduk di balkon kamar penginapan hotel itu. Melihat alam gelap yang membuat suhu udara dingin mencengkram kulit di baluti kaus tipisnya.

Sementara wanita yang tertidur pulas yang polos habis melakukan hubungan intim bersama pria tengah duduk mengeluarkan asap rokok dari mulut seksi tipisnya.

Bayang-bayangan masih terngiang di pikirannya. Wajah paras cantik dan ayu, ketika membentak dirinya di showroom itu, dia yakin wanita ini jauh beda dari wanita lain.

Velda, nama yang indah, terus di ucapnya dalam hati. Sedangkan wanita di atas kasur itu benar bukan apa-apa untuk Arka. Andai saja keluarganya tidak mengekang hubungan dengan wanita ini mungkin hidupnya akan lebih berbeda.

Sekarang pertanyaan pada dirinya sendiri, apakah dia setuju menerima perjodohan dari keluarganya sendiri. Sementara dia sudah menemukan wanita yang cocok untuk membatalkan perjodohan ini.

Senyuman itu lagi kembali membuat Arka sedikit licik pada otak busuknya. Rencana yang paling gila tidak pernah di pikirkan selama ini.