Chereads / Recall [ Alin ] / Chapter 2 - Episode 2

Chapter 2 - Episode 2

Catatlah setiap momen berkesan dalam hidupmu, bisa jadi setiap momen yang ada dalam note-mu adalah obat kebahagiaanmu.

.

.

.

Tepukan tepukan halus di pipi ku semakin terasa ,bersamaan dengan bau menyengat minyak yang sering di pakai ibu ibu untuk menghangatkan bayi yang juga mulai tercium .

terdengar suara mira yang--

kurang lebih mirip celotehan

ibu ibu sakit kepala melihat rumah

berantakan akibat ulah anak anak nya.

awalnya aku ingin membuka mata, karena sebenarnya kurang lebih 5 menit yang lalu aku sudah terbangun . tapi mendengar mira yang tak kunjung selesai berceloteh membuatku sengaja memejamkan mata lebih lama lagi .

"Alin!  kamu itu pingsan atau tidur sih ?!! kalau tau kamu pingsan selama ini, mendingan aku makan ketoprak dulu di depan . perut ku terasa lapar!"

suara nya terdengar memelas

aku masih diam , mempertahankan akting pura pura "pingsan" ku . tapi mira mungkin tidak ingin menunggu lama lagi .

sekarang dia mulai menggelitik perutku yang membuat aku terperanjat.

"kamu mengganggu konsentrasi ku mir"

aku mengusap perut ku yang terasa geli akibat ulah mira.

"maksudnya ?" kening nya berkerut.

"aku tadi sedang berkonsentrasi pingsan"

ekspresi mira berubah menjadi datar, dia mendengus kemudian mulai mengambil tas dan bangkit berdiri .

"kalau kamu mau kosentrasi dengan pingsan mu itu teruskan saja !!. aku mau pulang, lima menit lagi perpustakaan tutup"

mira mulai berjalan meninggalkan ruangan khusus untuk pegawai perpustakaan bersantai .

terdapat sofa sofa panjang yang nyaman dengan lantai pualam yang mengkilat membuat siapa saja di ruangan ini merasa rileks .

"hey! kamu pergi ninggalin aku begitu saja ?!

rengek ku terdengar seperti anak kecil yang ditinggal orang tuanya.

mengingat kondisiku yang belum stabil mira berhenti kemudian berbalik dan berjalan lagi ke arah ku .

"makanya jangan jail, sudah pingsan masih saja bercanda".

"apakah kamu bisa berjalan sendiri? apakah aku harus panggil pangeran mu dulu untuk mengangkat mu layak nya cerita dongeng?" sindirnya.

"nggak usah, aku bisa berjalan sendiri . kamu tahu kan ? aku bisa sakit kepala dan pingsan lagi kalau kamu panggil pangeran ku"

"maksudnya ??" kening  berkerut

aku terdiam , entah kenapa aku mengatakan kalimat itu . yang bahkan aku sendiri tidak mengerti.

melihat ku diam, mira kembali berjalan . mood mira mungkin sedang buruk karena perutnya masih kosong . kulihat bibirnya juga mulai pucat.

"aku pingsan berapa lama mir?"

ku sejajarkan langkah ku di samping nya .

"dua jam" balasnya pendek.

walaupun aku menyebalkan, sahabatku ini tidak pernah merasa keberatan dengan ku.

langkah mira semakin cepat . sepertinya dia sudah sangat lapar

" jalanmu sudah seperti memiliki kekuatan super-sonik mir"

mendengar itu langkah mira berhenti . dia menatapku tajam dan mencubit pangkal lengan ku.

"sejak mendapat serangan di kepala mu itu, kamu semakin nyebelin"

cubitan nya sekarang semakin mengencang .

"aawww !!! sejak kamu kelaparan , cubitan mu semakin pedas . sepertinya cacing diperut mu itu mulai meronta"

ku tepis tangan nya di pangkal lengan . bekas cubitan mira tercetak jelas di sana . seperti warna inai pekat yang tertempel di atas kuku . kontras sekali dengan warna kulit ku yang putih .

mira meneruskan langkah, dan aku mengikutinya . kami menuju sebuah angkringan sederhana tempat penjual ketoprak langganan kami .

"ketopraknya dua mang, minum nya es teh ya" mira memesan pesanan.

mamang ketoprak mengangkat jempol . tanda mendengar pesanan kami. kami memilih kursi sedikit ke belakang agar bebas mengobrol .

"Alin, sepertinya masalah serangan di kepala mu itu nggak bisa di biarin lagi deh" mira memulai.

"entah lah, aku masih belum terlalu memikirkan nya "

walaupun aku tidak asing dengan memori yang datang saat serangan kepalaku muncul, tetap saja aku tidak suka dengan pusing dan dengungan di telinga.

"kamu ke dokter aja deh, dari pada nanti tambah parah . dan juga, kalau misalnya kamu dapat serangan waktu nggak ada aku gimana ?"

mira benar . aku tidak pernah berfikir bahwa bagaimana jika aku mendapat serangan saat sendiri . aku tidak bisa memastikan bahwa diriku akan baik baik saja .

ku hela nafas, persoalan ini akan menjadi rumit jika di biarkan .

"sepertinya aku nggak mau ke dokter dulu deh mir, aku mau cari tau dulu tentang serangan di kepala ku ini "

ada beberapa hal yang membuat aku tidak ingin ke dokter dulu sebenarnya . salah satunya mungkin aku akan di suntik berkali kali dengan suntikan yang jarumnya besar . atau kepalaku akan di periksa dengan segala tes yang akan menyiksa ku  .

"cari tau gimana maksud mu?"tanya nya heran

"penyebabnya mir, dan jarak dari serangan ke serangan . aku rasa ini bukan penyakit fisik, tetapi penyakit psikologis" terang ku pada mira

mira mengangguk angguk .

entahlah, apa dia paham atau tidak . karena yang aku lihat sejak tadi , mira tidak henti hentinya melirik pesanan kami yang telah selesai .

pesanan kami pun datang , mata mira berubah cerah , se-cerah mata karyawan mendapat gaji bulanan . jelas sekali kalau dia sudah sangat lapar .

"makasih mang" ujarnya ceria

"sama sama neng, selamat menikmati" mamang ketoprak berbalik dan menuju gerobaknya . kami mulai menyuapkan ketoprak ke dalam mulut .

"kalau begitu, waktu kamu dapat serangan , selain kepala mu pusing apa lagi yang kamu rasakan ?"

tanpa menoleh ke arah ku mira bertanya.

oh! aku salah sangka, ternyata dari tadi dia benar benar menyimak omonganku

"ada, kupingku berdenging . aku nggak bisa mendengar apa apa "

mira mengangguk lagi.

sepertinya dia memang sangat lapar .

responnya hanya mengangguk lagi dan lagi .

"pantas waktu sebelum pingsan tadi aku panggil kamu, tapi kamu cuma diam saja"

aku hanya diam mendengar kalimat mira barusan. aku lebih suka melihat cara makan nya yang lahap.

sekarang dia menyendok kan makanan yang melebihi kapasitas mulutnya, sehingga pipinya tampak menggembung bulat dan urat urat halus di pipinya terlihat jelas .

tingkahnya bahkan membuat mata ku berair .

"thoros kholo onnii kejadeaan appo youngg dathaang dhe kepholomu?"

tanya nya cepat .

"bisakah kamu menghabiskan dulu makanan yang ada di mulutmu sebelum berbicara mir? "

dia hanya tersenyum, kemudian menelan habis makanan nya . dan mengulangi pertanyaannya .

"maksud ku, kali ini kejadian apa yang datang di kepalamu?"

"aku seperti di restoran, lalu ada seorang pria sedang duduk di depanku.

aku nggak bisa jelas liat mukanya . buram, dia ngucapin kalimat yang sam-  ehh..??"

mira menoleh, menunggu kelanjutan kalimat yang akan keluar dari mulut ku .

"kalimat apa?" mira penasaran.

"waktu kamu ngasih susu kotak itu ke aku ,kamu ngucapin apa mir?"

jantung ku mulai berdebar . aku rasa aku mulai paham tentang serangan di kepala ku ini

"yang mana?" mira semakin penasaran

"waktu itu kamu bilang aku gila mir !!"

aku berujar cepat, tak sabar

"ohh!! alin akan selalu menang dengan cara gilanya?" mira teringat sesuatu.

"iya! laki laki dalam ingatan ku itu menyebutkan kalimat itu juga!"

aku terlalu bersemangat, jantung ku semakin berdebar . rasa sesak yang aku rasakan saat kejadian tadi kembali terasa .

beberapa butir air ludah ku muncrat keluar saking bersemangatnya aku untuk memecahkan masalah serangan yang ada di kepal ku ini,

mira mengernyit jijik, kemudian mengambil tisu dan mengelap lengan nya kasar . 

tak peduli dengan mira . ku ambil note dalam tas ku dan mencatat cepat perihal yang baru saja aku sadari .

serangan di kepala ku punya pemicunya . mungkin kalimat atau peristiwa yang tidak sengaja aku lupa

walaupun masih banyak hal yang belum ku mengerti.

tapi sedikit demi sedikit aku mulai sadar bahwa yang aku alami sekarang bukan karena kecelakaan yang membuat otakku bermasalah.

ini terjadi karna suatu kejadian yang mungkin tidak sengaja aku lupakan .

aku harus segera cari tahu .

~Ada alasan kita harus percaya kepada diri sendiri,bukan egois.. tapi dengan begitu kita sendiri tau kualitas diri