Tahun ini Nuris akan memasuki kelas akhir. Di tahun ini Nuris berusaha mendapatkan yang terbaik minimal untuk dirinya sendiri. agar bisa membuat dirinya sendiri bangga di depan sang abi yang selalu membandingkan Nuris dengan Gita atau sepupunya Lesmana.
Nuris ingin masuk program IPA. saat mengisi blanko pemrograman Nuris sudah mantab untuk masuk program IPA. "Eh rek, nanti di IPA guru Kimianya kalian minta ustadz siapa? " Nuris bertanya pada teman temannya, "Pak zubair Ris" jawab Rahmah, Nuris langsung menghapus huruf A menjadi S, membatalkan masuk program IPA, Nuris lebih memilih ke IPS. karena Nuris tak ingin lagi bertemu dengan musuh yang terhormat itu.
"Ris, kamu masuk IPA kan? " Dita bertanya.
"Good willing ya det? " Nuris menirukan gaya Evi.
"Doooh, alamat jiyah lah det, (Duuuuuh, alamat itu dah det). kamu mau masuk IPS sendirian Ris? anak wilayah timur semua masuk IPA Ris. masak iya kamu yang pinter mau masuk IPS? kan eman banget Ris?. " Rahma melihat gelagat Nuris yang akan masuk ke IPS.
"Aku gak suka guru kimianya, ogah aku ma pak zubair. beliau suka nelat nelatin kalok pulang. aku takut kalok kita dah kelas tiga bisa pulang maghrib kita Mah."
Nuris jujur.
"Iya sih Ris, tapi kan sayang banget kalok kamu masuk IPS Ris. " Dita berusaha mempengaruhi Nuris.
"Kalian tau kan aku lemah di matematika? aku phobiya MTK. " Nuris ngeles.
"Hahahahhaha sejak kapan Ris?." Dita dan Rahma bersamaan.
"Sejak hari ini hehehee. udah gak usah nyuci otak gue, otak gue dah bersih. aku mau daftar ulang dulu ya?. selamat berpisah kawan kawan ku sayang hik hik hik hik. " Nuris berakting lebay.
"selamat tinggal Nuris, semoga kamu bahagia dengan pilihanmu sayang" Dita membalas tak kalah lebay. Dita dan Nuris berpelukan seakan hendak berpisah beneran.
Rahma yang melihat hal itu jadi enek dan meninggalkan mereka yang lebay.
"Mah, kamu gak mau ngucapin kata perpisan dengan ku Mah? apakah sudah luntur perasaan mu pada ku Mamah?." Nuris masih sok lebay.
"Jijay aku Ris, tingkah kamu kayak orang mau ke akhirat aja. padahal nanyi juga kita kumpul lagi di kamarz apaan sih kalian berdua." Mamah berlari saat Nuris berusah meraih tubuhnya untuk memeluknya.
"Mah, peluk aku untuk terakhir kalinya. " Pinta Nuris sambil tertawa di ikuti Dita.
mereka bekejar kejaran seperti anak kecil. sampai di kantor TU, mereka berhenti dan kembali tertib untuk mengumpulkan blanko.
"Ok, kalian mau ngumpulin blanko pemrograman ya? " Pak Imam, petugas TU menanyai ke tiganya.
"Iya pak." jawab mereka serempak.
"baik yang kanan IPA, yang tengah Bahasa dan yang kiri IPs. silahkan. "
mereka mengumpulkan blanko masing masing sesuai intruksi pak Imam.
"Terimakasih Pak," ucap Nuris.
"Iya ris, sama sama."
Mereka segera kembali ke kelas.
"Ris, ayo lah Ris, masuk IPA aja." Ajak Rahmah saat mereka sedang di kelas dan tak ada jam pelajaran, karena saat itu adalah masa efektif fakultatif, setelah ujian semesterbgenap. ujian penetuan untuk naik dan tidaknya siswa. akhirnya Bu sugi memasuki kelas dan mengumumkan juara kelas dari 1 sampai 3 saja.
apakah nuris termasuk di dalamnya? tentu saja tidak.
Nuris membenci matematika dan kimia, dua mata pelajaran ini adalah kelemahan nuris.
karena yang satu musuhan dengan gurunya dan yang satu emang Nuris gak mudeng 😆😆😆😆
"Maafkan aku teman, aku tak bisa dan tak biasa dengan pak zubair dan matematika hik hik hik. " Nuris kembali drama.
"Ellah Riiiisss. kenapa sih? kamu gak minta maaf aja ma beliau, Lagian kan kimia yang enak ngajarnya kan emang pak zubair Ris?. kalok pak sugio aku malah gak nyambung. " Dita menjelaskan 'Ya bener sih, masak pelajaran kimia di samain ma mask sambel hihihihihi' Nuris senyum senyum.
"Udah ah, toh aku dah ngumpulin blankonya, aku gak mau terus terusan ada di bayang bayang kamu dit, aku pengen Nilai akhirku kali ini murni semuanya hasil dari pikiran ku semdiri, biar aku gak melulu tergantung ke kamu. " Nuris menolak halus ajakan temannya.
"Ris kamu gak semua MTK gak bisa, hanya sebagian saja, kamu juga gak terlalu sering nanya. kamu memguasai semua pelajaran Ris, justru kami yang selalu nyontek ke kamu kalok lainnya kimia dan MTK. " Dita membesarkan hati Nuris. Ya, Nuris menguasai semua mata pelajaran kecuali MTK dam kimia. Nuris menyerah sebelum berperang untuk kedua Mapel itu. karena itulah Nuris masuk di program IPS.
bukan hanya ingin bebas dari pelajaran, tapi juga ingin membuktikan pada orangtuanya jika dirinya pun bisa mendapatkan Nilai besar (asal tak ada MTK dan kimia hahahaahhha) .
Lelah merayu Nuris, dan tak mendapatkan hasil yang di inginkan, akhirnya mereka melepas Nuris masuk ke program pilihannya walau dengan berat hati
akhirnya bel untuk pulang pun berbunyi.
para siswi berhamburan untuk pulang. Nuris, Janah, Yani, Rahma, Dita dan lutfi beriringan pulang ke wilayah mereka sambil sesekali bercanda.
🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀
Saat ini aku sudah kelas tiga SMA, aku memilih program IPS. karena aku alerki ilmu IPA. aku tak suka pelajaran yang berhubungan dengan IPA.
Banyak yang bilang, anak IPS itu nakal, gaul, cowoknya kayak preman. kalok ngomong gak ada aturan.
berbeda dengan IPA, yang (katanya) Kalem, tertib, pandai, pintar, pemalu (duuuuuh lama lama malah malu maluin) dan CuPu. seperi langit dan Bumi perbedaan mereka katanya sih gitu.
kalok menurut aku malah mikir anak IPS itu keren. Pajaran sejarah kepahlawanan aja mereka mau lho mempelajarinya. apalagi kisah cinta kita yang nanti akan kita lewati? heheheeh, hal itu juga akan yang membuat mereka jadi hapal tentang sejarah percintaan mereka sampai ke pada putus begitu saja.
Lila masuk program apa ya?. aaaaah aku lupa dia kan di madrasah, apakah sama ya ada pemrograman juga?
Lila pinter gak ya? jadi sedih aku kalok inget Lila, rasa sakit karena tak bisa memilikinya.
walau kata Fika sebelum janur melengkung aku boleh memperjuangkan Lila, karena belum ada ikatan nikah.
tapi aku tak mau dia membenci ku karena kebodohan ku.
aaah baiklah LiLah. kutunggu jandamu sayang, jika kamu tak bahagia dengannya kamu boleh kembali kepada ku, aku akan memberikanmu kebahagiaan. aaaaah bisa gila aku teringat pada Lila trus.
kapan ya aku bisa ketemu Lila? aku pengen liat wajahnya.
setelah aku putuskan masuk IPS aq segera hengkang dari kantor sekolah. aku segera pulang, karena aq sudah ingin meletakkan kepala ku ke bantal.
lelah hati, lelah pikiran. itulah yang aku rasakan saat ini.
"Syam, kamu masuk program apa? " Fika bertanya.
"Aku IPs Fik, kamu apa? apa kamu masuk IPA? aku tadi bingung, makanya aku gak siap.
"Aku masuk IPS Syam, kamu tau sendiri aku tu lola dalam hal pelajaran beda ma Lila, dia hanya lemah di 1 mapel." Fika rendah diri.
"emang kalok Lila gak bisa mapel apa fik?" aku mulai kepo.
"masak kamu gak tau syam?"
"bener, alu emang gak tau. emang Lila lemah di mapel apa? "
"Lila gak menguasai MTK syam. kalok pelajaran MTK dia dulu selalu nyontek sama temen kami yg sahabat Lila juga namanya Marisa. sejak kelas 3 Lila jebol nilai MTKnya, di rapot selalu dapet 5, kalok dapet 6 bisa di pastikan Lila nyontek hahahahaha.
tapi untungnya dia pinter di semua mapel, jadi bisa menutupi kekurangannya."
"Masak sih fik. aku inget banget lho, dulu pas SD, kita kan pernah tu ada lomba cerdas cermat tingkat kecamatan tu? aku inget banget tanding lawan Lila di mapel IPA sama MTK, kayaknya dia getol gitu kok jawabnya."
"Kalian tanding per orang ta? nggak kan? kalian berkelompok kan?" Fika mengingat kembali.
"iya juga sih."
"iya itu yang ngitung si Marisa, Lila ngejplak doang. "
"hahahahaha. gak nyangka aku. Oh ya fik, Lila suka warna apa ya? ".
"ngapain nanya warna faforit si Lila? dia warna uang mah sukanya hahahahhaah. " Fika teringat saat dirinya meminta tolong Fika untuk mengarang di Tes Hasil Belajar mapel Bahasa, Fika paling benci pelajaran mengarang, karena fika sulit merangkai kata. berbeda dengan Lila yang selalu bagus nilainya untuk pelajaran ini. Akhirnya Fika minta tolong Lila untuk mengarangkan miliknya, apa lagi Lila pandai mengatur paragraf, sayang tulisannya hanya Lila dan guru yang bisa mengerti. saat itu Lila tidak mau dengan alsan capek mikir, akhirnya Fika mengeluarkan uang 1000 an 2 lembar. Dasar si Lila mata duwitan, liat uang matanya ijo, langsung dia manggut, tapi gak mau nuliskan, dengan dalih biar gak keliatan kalok hasil nyontek, akhirnya Fika yang menulis dan Lila yang mendette.
"Dulu aku sering banget bayar dia buat pelajaran mengarang, kalok berhitung dengan Lila harus di ibaratkan dengan uang, itu baru nyambung dia. tapi di kelas 4 kan sudah tak ada soal bercerita di MTK hahahaha, si Lila kempos" cerita Fika pada ku.
"Hahahahahahaha, masak sih Fik? Lucu juga dia, kamu kok tau langsung tau kalok dia bakal mau di bayar gitu? "
"Aku kan selalu sebangku sama si Lila tiap kali THB, kadang dia nyebelin, pelit gitu, biasanya kalok dah pelit gitu berarti dia ada yang bisikin, ada setannya gitu."
"Maksudnya?"
"ya ada yang bilang ke Lila si Fika jangan di kasih contekan yo Lil gitu."
"lho kenapa? "
"biasanya kalok dah gitu ada yang gak suka ma aku lah."
"kamu nyebelin emang fik, jadi wajar ada yang gak suka hahahahahahahahha".
"iiiiiiiiihhhhh rese".
" terus kalok dah gak di kasih contekan kamu gimana? "
"yaaa aku keluarin jurus andalan aku. pakek uang. "
"Diiiiihh, dasar anak sultan. "
"Hahahahahahah, sebenernya Lila buat apaan ya? dia jajan gak banyak lho."
"ya gak tau, aku kan belum pernah masuk kamarnya?."
tak lama kemudaian bel untuk pulang pun berbunyi.
"Fika aku duluan ya? kamu lagi ya, yang nyari bangku, pokoknya di mana pun kamu duduk di sampingmu kudu aku lho." aku melambaikan tangan.
"Ehhh dodol jati, aku boring sama kamu mulu, pengen ganti temen duduk tau, 3 tahun deket kamu aku jadi di sinisin sesama jenis Arif b*en*s*k." Fika berteriak,
aku dengar itu hanya memberi ciuman jauh pada fika sambil terus tertawa. pokoknya aku harus di dekat Fika biar cewek cewek pada ngira aku pacaran ma Fika.
aku pulang ke rumah dengan langkah gontai, sampai di rumah aku langsung masuk ke dalam kamar dan tidur.
🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀