Lila sedikit manyun, saat sudah sampai di pondoknya, sebentar lagi adzan maghrib akan di kumandangkan, tapi Lila terlihat tak bersemangat.
Lila sebal, karena waktu Liburnya sudah habis dan akan berpuasa di pondok selama 25 hari kedepannya, dan itu terasa saaangat lama.
"Mih, aku di tengokin seminggu sekali dong, kan masih ada 3 minggu puasa disini? " pinta Lila manja pada ibunya.
Sepertinya, Lila benar benar melupakan Arif, anak laki laki yang pernah dia dan dirinya membuat janji untuk bermain saat liburan.
"Lila, kan ada kak ifnur? ada kak Khalil juga. lagian 25 hari itu cuman sebentar kok. nanti kamu pulangnya sama kak Ifnur, jadi Ummi dan Abi gak usah jemput kesini ya?" hibur Ummi Dzuriyah.
Lila yang mendengar perkataan Umminya itu semakin sewot. "Au'dah ah" jawab Lila malas. Lalu adzan maghrib pun berkumandang, mereka melakukan buka puasa pertama dengan senang, kecuali Lila pastinya.
Selesai sholat maghrib, kedua orang tua Lila pun kembali pulang kerumah, dan Lila kembali ke kamarnya umtuk beberes sebelum masuk sholat tarawih.
suasana sepi, karena baru 6 orang santri yang kembali, mereka lebih banyak yang molor dari pada balek tepat waktu. katanya masih pengen menikmati puasa dirumah walau hanya sehari.
selesai beberes Nuris pun bersiap siap untuk tarawih.
Nuris menempati shaff paling depan, karena Nuris memang datang lebih awal dan santri yang masih belum aktif dalam kegiatan sepenuhnya.
selesai jama'ah tarawih Nuris kembali kekamarnya, dan menemui pengurusnya Kak imah untuk melapor bahwa dia sudah balek kepondok tepat waktu.
"Assalamualaikum Kak imah" sapa Nuris.
"wa alaikum salam Nuris, waaaah kamu tepat waktu ya baliknya? kakak seneng deh, jadi ada temen buka ma sahur nanti" jawab kak Imah.
"iya kak, makanya aku nyari kakak buat Lapor biar gak di denda juga" balas Nuris.
"lhooo, kalok Lapor ke kak Suci Ris, bukan ke kak Imah, ayo bareng deh, kakak juga belum laporan ke pondok kalok sudah balek kok."
akhirnya Nuris pergi ke kantor daerah bersama kak Imah untuk lapor.
"Assalamualaikum" salam Nuris dan kak Imah bersama.
"wa alaikum Salam, lho Nuris sama dek Imah" jawab kak Suci. "iya kak" jawab mereka serempak
"Kapan kamu datang Ris? bareng siapa? " tanya kak Suci.
"tadi sebelum maghrib kak, bareng sama abi dan ummi." jawab Nuris canggung, karena ini percakapan mereka yang agak panjang setelah hari itu.
"Gak bareng sama Khalil Ris?" tanya kak Suci sambil menyerahkan buku absen untuk di tanda tangani oleh mereka.
"kak Khalil balik sendiri sama kak ifnur besok kak, santri putra kan masih besok baleknya kak? jadi tadi aku balek sama abi sama ummi doang." cerita Nuris
"Ris, nanti tidur sini ya? sama kak suci? " Suci menawarkan tempat pada Nuris.
Nuris menoleh pada Imah yang ada di sampingnya.
"Nggak mau kak. aku mau tidur di kamar B2 aja." jawaban Nuris sedikit mengiris hati Suci. Suci su'udzon pada Imah, 'jangan jangan ini cewek yang lagi di deketin khalil yang baru di gosipin itu, kok Nuris lengket banget sama dia' Suci ngedumel dalam hati.
"Kamu masih takut sama Kakak Ris? "tanya Suci sambil memegang tangan Nuris lembut.
Nuris menggeleng, "Nggak kak"
"Kamu benci sama kakak? " tanya Suci lagi hati hati
"nggak juga kak. aku hanya pengen tidur di kamar itu aja, gak ada apa apa juga. " jawab Nuris jujur, lagi pula Nuris bukan anak yang suka tidur di kamar orang lain kecuali malam itu
>> FLASH BACK ON<<
Satu bulan Nuris di pondok, sudah mengikuti kegiatan dengan baik, saat itu Nuris merasakan kangen yang sangat pada rumahnya. Nuris menangis, dia ada di masjid, bagian dalam di pojokan, lalu ada yang menyapanya, "Kamu Nuris kan? Adeknya Khalil?" Nuris menatap wajah yang menyapanya, sambil mengangguk.
"Aku kak Lia, aku temennya Kak Khalil. ayo ikut aku Ris" ajak cewek bernama Lia itu. Tanpa pemaksaan Nuris mengikuti kak Lia ke kantor daerah B. Disana ada mahasiswi lain yang sedang bercanda tawa.
"Liaaaa!!! anak siapa yang akau bawa itu Lia? kenapa dia menangis? kamu apain dia Lia? " suara cempreng memekakkan telinga Nuris, Nuris memandang pada si pemilik suara dengan sedikit rasa takut.
"ini adeknya Khalil yang lagi di cari sama kak Suci, ini calon adek iparnya.... " belum selesai kalimat yang di katakan Lia tiba tiba kak Dwi menarik tangan Nuris dan memangkunya " Perkenalakan aku Dwi, calon kakak ipar kamu" sambut kak Dwi membuat Nuris agak sedikit jengah.
"Ris, kamu kerasan? " seseorang bertanya, itu Suci.
"kenalin aku kak Suci, aku temennya Khalil di kampus, kamu mau ketemu khalil ris? " penawaran Suci di sambut dengan gembira oleh Nuris.
"mau kak. tapi apa boleh kak? katanya selain mahasiswi gak boleh ke kampus kak? " jawab Nuris
"tenang aja, nanti sama kakak ya kesananya?" hibur Suci yang di balas dengan anggukan.
akhirnya, lepas maghrib Nuris ikut para mahasiswi itu ke kampus untuk bertemu dengan kakaknya. tapi sayang, Nuris ketiduran saat jam kuliah, jadi akhirnya dia tidak bisa bertemu dengan Khalil.
selesai Kuliah Nuris dan para mahasiswi pulang ke kamar saat itu jam menunjukkan jam 10 akhirnya Nuris tidur di kamar pengurus pengurus itu sampai subuh, saat subuh tiba, Nuris pulang ke kamarnya.
<
Itu pertama dan terakhir kalinya dia tidur bersama para pengurus daerah.
"kakak pengen kamu nemenin kakak disini Ris" kata Suci
"maaf kak, aku gak biasa tidur di kamar lain, waktu itu juga kakak tau kan aku gak tidur karena aku gak nyaman, mending aku tidur di masjid kak. maaf bukannya aku gak suka kakak, tapi memang aku gak biasa" kata Nuris. gak enak hati juga Nuris menolak ajakan pengurusnya itu. Tapi alasan itu bukan di buat buat, Nuris memang bukan tipe anak yang bisa menyesuaikan diri dengan sekitarnya, dia termasuk anak yang gak mudah kerasan di suatu tempat. sulit baginya untuk bisa langsung betah di sebuah tempat yang asing baginya.
"Ya sudahlah, kakak ngerti kok" pasrah kak suci.
akhirnya Nuris dan kak Imah kembali kekamar.
diperjalanan ke kamar....
"Ris, kok kayaknya kak Suci sayang banget sama kamu? siapa dia Ris? " pertanyaan kak Imah membuat Nuris susah untuk menjawab
"eeeeeeennnnggggggg gimana ceritanya ya kak? aku juga gak tau dan gak paham sih. tapi masak iya kak Suci sayang sama aku kak? " Nuris balik tanya pada Imah.
"lha kamu masak gak bisa melihat dia ngomong lembut gitu kekamu, kamu tau Ris? kak Suci itu pengurus yang terkenal dingin, gak mudah bisa dekat dengan dia Ris, lha kamu di ajak tidur bareng sama dia kamu nolak, berarti kamu kenal deket dong sama dia." Imah mencoba mengorek Nuris.
Tapi yang terlihat Nuris hanya nyengir kuda ke arah Imah, "yeeeee, ni anak malah nyengir" Imah menjitak kepala Nuris pelan.
akhirnya sampai di kamar, Imah kembali ke ruang tamu, yaitu ruang yang biasa di pakai apa bila ada tamu atau wali santri menginap, tapi ruangan itu jarang dan hampir tidak pernah di pakai, oleh karena itu beberapa pengurus meminta kak imah dan kak kulsum menempati ruangan itu agar tidak terlihat angker.
Nuris pun pergi menyusul Imah.
"kak aku tidur sini boleh? " tanya Nuris sok imut
"yeeee tadi di ajak tidur bareng kak suci alsan gak mudah kerasan buat nolak, sekarang mau tidur sini, emang kamu bisa betah?" tanya kak imah, "kakak luapa ya? aku kan udah sering tidur sini? " jawab nuris lalu mehampar alas tidurnya dan kemudian tertidur tidak lama setelah dia memeluk guling dan berselimut, dengkuran halus yang di keluarkan Nuris pulang membuat Imah dan kulsum geleng geleng kepala.
"Cepet banget anak mu tertidur Imah" komentar kak Kulsum, "hehehehehehe, dia gak bisa di kasih bantal kak, aku juga awalnya heran, tapi sekarang udah bisa ngadepin dia, lucu juga sich kak. anaknya asyik, terus dia lumayan pinter ngambil hati orang yang lebih tua kak" jawab Imah.
"hemmmmm, sepertinya kamu sayang sama Nuris ya Imah? ya maklum sich kamu anak tunggal itu kan ya? " ungkap Kak Kulsum, di angguki oleh Imah.
lalu mereka pun tertidur untuk persiapan sahur besok, karena ini sahu pertana Nuris dan Imah di pondok, jadi mereka gak mau terlambat.
akhienya mereka semua terbawa ke alam mimpi nya masing masing.