Syan yang baru belajar untuk lengannya bisa bergerak bebas kini hanya tinggal pembalut saja tanpa di penggendong lengan lagi.
Bahkan di minggubke 2 ramadhan ini Syam sudah bisa ikut kegiatan pondok ramadhan di sekolahnya.
"Syam, aku mau ngomong sama kamu, kita ke perpus yuk" ajak seorang gadis yang menggunakan jubah dan jilbab warna biru. karena kegiatan pondok ramadhan maka semua siswa di wajibkan berpakaian islami, yan perempuan berjilbab memakai baju lengan panjang dan longgar dan yang laki laki berkopiah dan memakai baju takwa.
Syam belum nampak jelas pada gadis itu saat tangan kirinya di tarik paksa ke ruang perpustakaan.
saat sampai di perpus Syam dengan kesal menghempaskan kasar lengannya.
"apaan sich main tarik tarik tangan orang? " Syam terlihat marah.
Gadis itu menoleh "Kak Mila? kakak ngapain bawa aku kesini kak? " mata Syam membulat melihat seniornya berani menariknya ke tempat sepi ini.
"Syam kamu harus mau jadi pacar aku. aku suka sama kamu Syam. pokoknya kamu kudu jadi pacar aku, jadi milik aku, aku gak mau ada penolakan, jadi dari sekarang kamu adalah pacar aku" tanpa tedeng aling aling, dan tanpa malu Mila membuat pernyataan kepemilikan.
'Enak aja ni cewek, dikiranya gue kue ote ote apa? maen miliki aja, di kira harga gue gopek kali ya? sama kayak harga gorengan tahu isi?' batin Syam merasa kesal.
"Eh kakak, enak aja bilang aku milik kakak. sejak kapan kak Mila beli aku dari ortu aku kak? lagian juga kakak gak malu apa bilang suka duluan sama anak cowok? kayak kakak kekurangan cowok aja, tuuuu masi banyak cowok yang demen sama kakak" jawab Syam sewott
"Tapi aku sukanya sama kamu Syam" tukas Mila bikin Syam makin enek.
"Kak ini bulan puasa jangan bikin orang batal puasa gegara marah marah gak jelas ya kak? kakak suka aku suka aja, jangan main paksa jadi paxar dong, kakak suka aku kan? " tanya Syam, Mila mengangguk mantap "Tapi aku gak suka kak Mila" jawab Syam sadis membuat Mila merasa hancur.
"kenapa Syam? " tanya Mila sambil memegang erat lengan Syam yang melangkah pergi, "Aiiih kak, kakak gak sadar ya? kakak terlalu cantik buat aku, aku gak suka cewek cantik kak" Syam berbohong.
"Munafik kamu Syam" kata Mila kesal.
"Terserah kakak deh" jawab Syam lebih ketus dan lebih kesal lagi, akhirnya dengan sedikut sentakan lengan Syam bebas dari cengkraman Mila, Syam berlari kembali ke Masjid, sebentar lagi buka puasa di mulai, dia gak mau ketinggalan untuk berbuka bersama dengan teman teman sekolahnya, karena Cara pondok Ramdhan ini hanya berlanhsung tiga hari tanpa bermalam di sekolah.
selesai tarawih anak anak akan di antar pulang atau di jemput. besoknya kembali lagi ke sekolah melakukan kegiatan yang sama, hanya isi pengajiannya yang berbeda.
Hari ke tiga yang merupakan hari terakhir pondok Ramadhan tiba, selama 3 hari ini Syam selalu menghindar dari Mila, hingga membuat Mila jengkel.
selesai sholat ashar Syam dan beberapa teman laki lakinya menyebarkan zakat pada orang orang yang sudah di data terlebih dahulu.
mereka melakukan pembagian zakat fitrah itu dengan penuh semangat.
"Syam bentar lagi libur hari raya kan? kamu jadi pulang ke madura Syam? " tanya Angga.
"Insya Allah nggak Ngga, kenapa Ngga? takut kesepian ya? hehehehehe" Syam percaya diri.
"nggak juga sich, tapi juga iya. gak ada kamu gak rame Syam" jawab Angga.
"Syam jadi kan kita bikin Mercon Blanggur {1}?" tanya bahtiar, "Jadi dong, itu udah aku siapin bahannya di rumah, kalian tinggal ngumpulin kertas koran atau buku bekas aja nanti bawa kerumah aku ok? "
"Siiiiiip," jawab Syam dan bahtiar kompak.
"ohya Syam, aku dengar, kamu di tembak ma kak Mila ya? " iseng iseng Angga bertanya.
"Mati dong aku Ngga? " usil Syam yang sedikit kesal dengan kekepoan Angga.
"Aku serius Syam, gosip itu udah nyebar, kamu katanya pacaran sama kak Mila, itu pengakuan Mila sendiri lho, kamu tau Syam? banyak cewek patah hati bulan ramadhan ini berkah buat kamu tapi balak bagi cewek yang ngefans sama kamu Syam hahahahahahaha." ledek Angga.
"apaan sih Ngga? nggak jelas kamu" kesal Syam bersungut sungut, kalok saja gak lagi puasa nih, pengem banget si Syam nabok mulut temennya ini.
'Astaghfirullah' Syam beristighfar.
Angga semakin senang menggoda Syam. sampai akhirnya mereka tiba di sekolah kembali, dan melasanakan buka bersama untuk hari terakhir mereka kegiatan pondok ramadhan tahun ini.
selesai kegiatan shalat tarawih, Syam terburu buru mengajak Angga dan Bahtiar segera pulang, karena dia tau Mila sedang menunggunya di depan pintu Masjid. Syam mengajak ke dua temannya menyelinap lewat kamar mandi laki laki dan langsung mengambil sepeda diparkiran tanpa mempedulikan Mila yang mulai tak sabar menunggu Arif.
"Syam, kami kok tega sih sama Mila? kalok aku jadi kamu udah aku pacarin tu anak, sayang dia sukanya sama kamu Syam" kata Angga.
"Syam mah, gak kayak kamu tu Angga, kamu mah, kambing betina di bedakin juga kamu bilang cantik" ledek Bahtiar yang sedikit kesal juga dengan kekepoan Angga. Dia sebenernya mendukung Syam yang tak mau pacaran, sebabtakutnya nanti malah mengganggu pelajaran.
"Si*lan kamu Tiar, di kira mata aku gak normal apa? enak aja kamu" sebala Angga sambil meninju bahu temannya itu yang di sambut tertawa oleh Syam dan Bahtiar.
"Udah, Ngga, kamu suka sama Mila ambil aja, aku mah ogah, cewek terlalu agresif gitu mana ada tantangannya" jawab Syam ngasal.
"Lagian pacaran masih masa sekolah itu gak baik Ngga, iyakan Tiar? itu bakal merusak konsentrasi belajarmu, kamu gak percaya? coba aja" kata Syam yang di sambut angguka Bahtiar.
"Kamu takut gak konsen apa Kamu masih nunggu Lilamu untuk kembali Syam? " ledekan Angga sukses membuat Syam tertegun.
'entah lah, apa aku akan menjalani hari dengan hati yang selalu berharap padamu Lila?' batin Syam.
"Pesanku nih Syam, nikmati saja masa bebasmu, sebelum kamu beneran jatuh hati pada seorang cewek" Angga mencoba menyebar virus iblis melalui nasihatnya yang cukup bijak bagi petualang cinta, tapi tidak bagi Syam. karena Syam bukan petualang cinta, dia hanya seorang anak SMP dengan cita cita yang juga masih belum di rangakinya. dia hanya menikmati alur kehidupannya ini.
"Kamu ngomong gitu kayak yang udah sering pacaran aja Ngga" Ledek Bahtiar.
"Kita masih SMP, masih panjang jalan kita, masih ada 5 tahun lagi buat kita mengenal rasa Cinta." Syam memberi kalimat peringatan pada Angga.
akhirnya mereka sampai di rumah mereka masing masing
sebelum masuk ke rumah "Jangan lupa ya? besok jam 8 aku tungggu kalian di rumah" teriam Syam dari gerbang rumah barunya
"ok siap" jawab Bahtiar dan Angga serempak...
ke esokan paginya, seperti yang telah mereka sepakati jam 8 mereka berkumpul di rumah lama Syam, mereka akan merakit petasan Besar yang di sebut "Mercon Blanggur". Mereka membantu Syam dengan semangat, walau tangan Syam masih belum sembuh total tapi berkat kerjasama mereka akhirnya petasan sebesar paha mereka pun jadi.
"Hari raya ini akan menjadi hari raya yang mengguncang di desa kita hahahahahhahaha" tawa Angga menirukan tawa penjahat.
"ngayal aja kamu Ngga" ujar Bahtiar.
"sekaramg Kita mau ngapain?" tanya Bahtiar
"nonton Tv aja yuk dirumah barat ku" ajak Syam pada ke dua temennya.
"ok yuk, sekalian kita nunggu dhuhur, dari pada panas panasan bikin gerah di luar" jawab Angga antusias.
Akhirnya mereka bertiga menonton tv tanpa terasa mereka tertidur dan melewati waktu dhuhur.
saat mereka bangun, hari sudah sore, bahkan Ashar pun sudah hampir terlewati, Bahtiar dan Angga berpamitan pulang.
Syam juga pergi mandibdan mengganti sholat dhuhur yang di lewatkannya karena tertidur tadi.
selesai sholat Ashar Syam mengaji sampai adzan maghrib berkumandang.
Keluarga Syam akhirnya berbuka bersama, si kecil Andri pun ikut berbuka walau tak berpuasa karena usianya masih baru menginjak 3 tahun. 🤭🤭🤭🤭🤭
{1} mercon Blanggur : Petasan yang dirakit sendiri dari koran atau kertas bekas, biasanya memiliki ukuran besar hampir sebesar paha anak remaja