Syam yang sudah sadar setelah oprasi di pindah ke ruang perawatan. Dokter menemui kedua orang tua Syam.
"Selamat pak, operasinya sukses, semoga putra bapak segera sembuh, dan beraktifitas normal kembali" kata dokter itu sambil tersenyum.
"Terimakasih dok atas usaha dokter pada putra saya" jawab Abah Awan." Jadi setelah ini putra saya kapan akan di izinkan pulang Dok? "
"Kita lihat perkembangannga dulu ya pak? jika Tubuh anak bapak tidak menolak pada platina yang di pasang maka semoga dalam waktu 4 hari kedepan anak bapak bisa di bawa pulang. Bapak tinggal merawatnya mengikuti semua anjuran kami." terang dokter itu.
Lima hari berlalu, akhirnya, Syam di ijinkan untuk pulang, mereka kembali ke Lumajang, dan menjalani perawatan sesuai anjuran dokter.
Seminggu setelah kepulangan dari operasi, Syam waktunya untuk kontrol, bukan kembali ke Malang, tapi Syam sudah memiliki surat pengantar dari RS Malang untuk kontrol pada bagian dokter ortopedi di Lumajang.
setelah sampai kembali di rumah, Syam terlihat manyun.
"kamu kenapa Le? kok manyun gitu? jelek tau mukanya, bibir di majuin gitu" kata Ummi Titis membuat Syam makin kesel.
"Mik, sampai kapan aku begini mik? aku dah gak betah gendong lengan begini, mana sering kesemutan, tidur gak bisa bebas, belum lagi gak bisa ngapa ngapain mik" rengek Syam pada sang ibu.
"Yang bikin kamu jadi kayak gini kan kamu sendiri Le? cona kamu naek sepedanya hati hati. kamu gak bakal kecelakaan kan? kamu ugal ugalan sich, makanya kamu di tegur sama Allah, yaaa sekarang kamu kudu sabar Arif, anggap aja sekarang kamu lagi latihan kesabara, karena bentar lagi bulan ramadhan lho. lha, kalok kamu pengen cepet sembuh kamu harus rajin minum susu dan ikuti semua anjuran dokter Le. " terang Ummi Titis
Syam hanya diam, dia membayangkan, jika Lebaran nanti dia masih akan menggendong lengannya itu. Syam sedikit Frustasi.
"Assalamualaikum. Syam, kami datang menongom kamu"
suara seruan dari teman teman Syam membuyarkan lamunan Syam, "waalaikum salam,,, terimakasih teman teman" Syam tampak sumringah, saat melihat satu persatu teman sekelasnya itu.
"ada salam tu sam dari neng Mila, katanya cepet sembuh. biar cepet sekolah, dia kangen sama kamu. katanya" Goda Vika di depan teman sekelasnya dan para guru yang mengantar mereka.
mendengar itu Syam bukan senang malah sedikit bergidik.
ya Syam sedikit geli pada tingkah kakak kelasnya itu, yang selalu saja menunggu Syam di depan gerbang sekolah, lalu menemui Syam dikantin dengan alasan menani Syam makan, padahal Syam udah ada temennya makan, si Angga dan Si Bahtiar....
Syam menilai tingkah kakak kelasnya itu sedikit menyeramkan bagi Syam, karena dia merasa di ganggu dan itu membuatnya tidak nyaman.
"kok bengong Syam? hayooooo, lagi mengenang neng Mila ya? kangem juga kamu ma dewi sekolah itu Syam?" goda Halim, teman sebangku Syam.
"apaan sich, nggak lah, aku gak kenal dia kecuali pas MOS kemaren itu aja kok" elak Syam
"tapi syam, dia ngikutin kamu terus lho, tapi kamunya cuwek bebek aja ma dia, masak iya kamu gak suka sma cewek itu Syam, dia kan cantik Syam? " cerca si Angga.
"Nggak, aku bukannya gak suka, tapi aku gak ada rasa aja sama dia, dan tingkahnya membuatku gak nyaman itu aja" kata Syam jujur.
teman temannya geleng geleng kepala, kok bisa si Syam gak mau sama Cewek tercantik se antreo sekolah itu? kurang apa lagi coba si Mila?
"Kamu punya anak yang kamu suka Syam? " selidik Bahtiar.
Syak terdiam dan menolehkan kepalanga pada Vika.
"Vika, Lila belum liburan ta? "tanya Syam pada vika yang membuat temannya yang lain melongo, siapa Si Lila? kok gak pernah dengar nama Lila di SMPN 01 ini.
"belum ada kabar Syam, kata Marisa Nuril mau pulang kalok dah imtihan trus balek ke pondok awal ramadhan ini. menurut perkiraan ku si marisa sekarang do rumah sich, soalnya kan Lusa dah Ramadhan kan? puasa pertama dia balek Syam. tapi aku juga fak jelas sich. kamu kok malah nanyain Lila Syam? kamu tau Lila dari mana? dia pacarmu ta? "Vika kepo
Syam hanya tersenyum
"Lila saudara aku Vika. "jawaban yang terlalu singkat itu menjadikan rasa penasaran di hati teman temannya pada sosok Lila. siapa dia? kenapa. Syam kenal? kenal dimana? anaknya seperti apa? pertanyaan pertanyaan itu muncul di benak masing masing anak.
setelah agak lama mereka akhirnya mereka berpamitan pulang
"Cepat sembuh ya Syam? kami menunggumu, Assalamualaikum" doa dan salam mereka pun dijawab oleh orangtua Syam "Aamiiiiin, waalaikum salam, terimakadih atas kedatangn kalian anak anak, serta bapak juga ibu guru."
Setelah kepergian teman temannya Syam merasa kembali sepi. 'Lila kamu gak tau ya? aku terluka, aku habis oprasi, kamu kok gak jenguk aku Lil? kamu gak kangen aku ya? kenapa kamu gak maen kesini Lila? ' batin Syam sedih mengingat Lila.
lalu Syam pun memejamkan matanya berusaha untuk tidur, berharap dia akan bertemu dengan Lila walau di alam mimpi.
-----****------
Ramadhan -1, seperti biasa, Syam di mandikan oleh tukang pijat husus yang di panggil oleh orangtua Syam untuk memandikan Syam sambil memberi terapi sesuai anjuran dokter, dan pemulihan Syam sangat cepat, sekarang lengan Syam sudha tak perlu di gips lagi, namun masih harus di dendong untuk tidak memveri efek syok pada syaraf lengannya yang sudah 1 bulan di tekuk, karena itulah, terapi ini juga perlu di lakukan, agar lengan Syam tidak kaku saat di renggangkam.
"Mik, besok aku puasa ya? " tanya Syam pada sang ibu.
"iya boleh tapu terapinya tetap di lakukan ya? " jawab sang Ibu, "iya Mik, semoga hari raya aku dah gak gendong lengan lagi ya pak Untung?" harap Syam yang di ungkap pada tukang pijitnya.
"Insya Allah, udah bisa gerak Normal lagi Rif, tapi kudu hati hati masihan. gak boleh bergerak terlalu berlebihan, dan terlalu kasar juga. kamu harus hati hati sendiri lho ya? " pesan pak Untung
"iya pak, ohya, kapan bisa di lepas gendongannya ini pak? lama banget soalnya." kata Arif
"kita latihan dulu ya Le? mulai besok, kita latih lenganmu untuk gak di gemdong lagi" usul pak Untung di sambut gembira oleh Arif dan Orangtuanya. "iya pak, siap" jawab Arif penuh semangat.
"Asal kamu nurut sama domter dan Pak Untung, insya Allah kamu cepet sembuh Le, lagi pula kamu anak yang cukup kuat le, jadi kudu semangat ya? biar bisa kembali ke sekolah juga." pak untung mensuport Arif.
"semNgat sich pak. tapi nanti malem gak bisa ikut tarawih pak. hanya bisa ikut puasa saja besok" sesal Arif
"gak papa Le. yang wajibkan puasanya bukan tarawihnya?, kondisi kamu gak memungkinkan untuk tarawih Le. jadi ya jangan sedih lah, mudah mudahan tahun depan kita bisa menyempurnakan ibadah ramadhan kita Le" hibur sang ibu.
Arif menganggukkan kepalany, sambil terus mengikuti arahan yang di berikan pak Untung pada lengannya.
walau sedikit dan kadang kadang sangat menyakitkan namun Arif tidak mengeluh, hanya terlihat sesekali wajahnya mengerut karena memahan sakit.