Chapter 6 - :v

Sore, di kamar mandi mansion. Aku menyuruh Miu untuk menggosok punggungku.

Dibungkus dengan handuk mandi, Miu yang menggosok punggungku secara menyeluruh dengan semua usahanya itu sangat lucu.

[Usap dengan lembut ya](Kakeru)

[Iya!!](Miu)

Kekuatannya secara bertahap melemah, dan dengan suara *Fumyu~* yang dia keluarkan hampir seperti mau menyerah.

Tapi, dia tidak mengeluh sama sekali.

Sesekali-kali dia menghela napas dalam-dalam dan menggosok punggungku sedikit lebih kuat.

Aku tahu bahwa dia melakukan yang terbaik. Itu sebabnya aku tidak mengeluh.

[Apa kau ingin sesuatu](Kakeru)

Aku bertanya.

[Sesuatu yang kumau?](Miu)

[Ya, apapun yang kau mau](Kakeru)

[Sungguh, apapun itu?](Miu)

[Iya, katakan apa yang kau inginkan](Kakeru)

Setelah mengatakannya sekali lagi, Miu berkata sedikit ragu-ragu.

[Aku mau...sarung tangan](Miu)

[Sarung tangan??](Kakeru)

Aku kaget saat ia mengatakan itu, Karena itu jawaban yang sangat tak terduga.

[M-maaf. Yang tadi ーー](Miu)

[Tidak, bukannya aku marah. Sarung tangan yang seperti apa?](Kakeru)

[Uhmm, sarung tangan yang kasar, ketika Anda menggosoknya banyak kotoran akan jatuh, sarung tangan kalo digosokkan rasanya enak](Miu)

Kata Miu.

Aku bersemangat saat mendengarkannya. Aku senang tapi...

[Emang berapa harganya?](Kakeru)

[Uhm, sekitar 100 koin tembaga](Miu)

Seperti yang kuharapkan itu adalah sesuatu yang sangat murah.

[Apa tidak boleh?](Miu)

[Tidak, tidak. Kau seharusnya membeli apa yang kau inginkan. Karena aku memberimu uang untuk biaya hidupmu](Kakeru)

[Iya!](Miu)

Tiba-tiba, aku mendengar suara pintu terketuk.

[Miu, seseorang mengetuk pintu](Kakeru)

[Eh! Sa-saya mengerti!!](Miu)

Miu meninggalkan kamar mandi terburu-buru, memakai pakaian maidnya dengan cepat, dan pergi ke pintu masuk dengan berlari kecil.

Di tengah itu, terdengar bahwa dia jatuh. Dia meringis, tapi dia tetap berjalan menuju pintu masuk.

Aku harus meningkatkan jumlah maid. Kalau Miu saja akan punya terlalu banyak beban pada dirinya sendiri.

Setelah beberapa saat, Miu kembali terburu-buru.

[Tuan, ada pengunjung](Miu)

[Seperti apa dia?](Kakeru)

[Uhmm, pria mirip petualang](Miu)

[...Ahh](Kakeru)

Aku entah bagaimana menebaknya. Datang lagi ya.

[Dengarkan apa yang dia inginkan. Kalau itu tentang memasuki party, pergi dan tolak mereka](Kakeru)

[Saya mengerti](Miu)

Miu pergi ke pintu masuk saat dia diberitahu, dan setelah beberapa saat dia kembali.

Sudah kuduga, itu adalah seorang pria yang datang mengundangku untuk memasuki partynya, dan ia meninggalkan sambil mengatakan dia akan kembali lagi.

Walaupun dia kembali, aku akan menolaknya lagi.

Setelah itu, aku membuat Miu menggosok punggungku secara menyeluruh, dan aku memasuki bak mandi dengan enak.

Aku bahkan membiarkan dia membuatku mengenakan pakaianku, dan aku merasa bahwa semua kelelahanku hilang.

Sebaliknya, Miu kelelahan.

[Miu](Kakeru)

[Iya, ada apa Tuan](Miu)

Setelah namanya disebut, ia mempersiapkan dirinya.

[Aku ingin menbelaimu](Kakeru)

[ー ー Iya!](Miu)

Miu terkejut dalam sekejap, tapi dengan cepat tersenyum sepenuh hati.

Malam itu, aku perlahan-lahan dan menyeluruh membelai Miu.

Keesokan harinya. Aku datang ke tempat di mana aku melawan monster, dan mencari Tiket lotre.

Dan dengan itu aku sudah mengumpulkan sepuluh tiket lotre dengan yang kudapatkan dari belanja, dan aku pergi untuk menukar Ticket lotre ini.

Di ruang lotere, ada pria yang pernah kutemui sebelumnya.

[Oh! Kau waktu itu](l'o'l)

[Si Tentakel...](Kakeru)

Pria itu adalah orang yang mendapat hadiah utama di distrik perbelanjaan sebelum aku, dan dia adalah orang yang mendapat skill "Tentakel".

[Begitu ya, kau juga dikirim ke dunia fantasi](l'o'l)

[Ahh](Kakeru)

[Apa yang kau menbuat harem?](l'o'l)

[Tidak](Kakeru)

[Tidak ya, terus itu siapa](l'o'l)

Dia menunjuk jarinya di belakangku. Dia menunjuk, Eleanor yang dalam bentuk manusia.

Dia menyeringai, jadi kukira bahwa ia salah paham sesuatu.

Tidak masalah, jadi aku sembarangan mengubah topik.

[Kalau begitu, berarti kau juga sudah menguasai tiket lotere ya](l'o'l)

[Ahh](Kakeru)

[Kalau Begitu. Aku minta maaf karena aku yang pertama tiba, jadi kau harus mengantri](l'o'l)

[Ya](Kakeru)

Setelah aku mengangguk, orang itu pergi ke arah staf.

Dan kemudian, memberikan tiket lotere ー ー setumpuk.

[Neng cantik, ini ada 100 Ticket](l'o'l)

[Mohon tunggu sebentarーー Iya, ini semua ada 100 Ticket. Silakan memutar 110 kali](⊙▽⊙)

[Yo ー sh, sebelumnya cuma membawa 30 Ticket, maka kali ini aku pasti akan mendapat hadiah bagus](l'o'l)

Kata pria itu dengan antusiasme, dan aku, yang mendengar apa yang dia katakan, terkejut.

100 Ticket, dan 30 Ticket sebelumnya?

Itu berarti dia mengumpulkan setidaknya 130 Ticket? Dan yang kupunya cuma 20 Ticket itu termasuk apa yang kupunya saat ini, bagaimana cara dia mendapatkannya.

...Aku berpikir bahwa aku mungkin harus bertanya bagaimana ia mengumpulkannya nanti.

Pria itu, dengan antusias, memutar mesin lotere.

*TakTakTak*, *Klotak*.

Setelah ia memutar terus-menerus, sampai 110 kali putaran.

Ia hanya mendapatkan bola hitam berturut-turut, dan juga ada yang putih sesekali.

[Ahh, Sial!! kali ini gagal juga](l'o'l)

[Memalukan](Kakeru)

[Apa boleh buat, bila aku mendapatkan hadiah bagus. Aku akan menggunakannya untuk menggoda para gadis-gadis ksatria ah](l'o'l)

Kurasa aku mendengar sesuatu yang terdengar keterlaluan, tapi aku berpura-pura saja tidak dan lupa tentang itu

Pria itu menerima tas, dan Magic Ball didalamnya.

Aku mengambil semua 10 tiket yang kupunya, dan menyerahkannya kepada si staf.

[Cuma 10 Ticket](l'o'l)

Pria itu bertanya.

[Aku tidak bisa mengumpulkan lebih banyak dari ini](Kakeru)

[Jangan terlalu meremehkan permainan ini. Kau melihatku sebelumnya, kan? Kau tak akan bisa melakukan apa-apa dengan cuma 10 Ticket](l'o'l)

[Memang benar sih](Kakeru)

Aku membuat ekspresi pahit. Setelah melihat bahwa harapanku untuk memutar telah lenyap.

Aku berusaha datang ke sini, jadi kupikir bahwa aku akan mengisi bola putih dulu dan pulang.

Aku berpikir begitu, dan memutar mesin lotere.

*TakTakTak*, *Klotak*.

[...Eh?!](Kakeru)

[Mustahiiiiiiiil?!!](l'o'l)

Pria itu tertekan dan memeluk kepalanya, dan berteriak.

Giliran pertama yang keluar adalah ー ー bola berwarna kuning.

Hand bell berdering.

[Selamat, hadiah keempat](⊙▽⊙)

Staf itu mengucapkan selamat padaku, pria itu semakin mengerang.

Di belakangku adalah Eleanor yang melihat aliran situasinya dan dengan *Pu!* dia mengeluarkan suara kecil dan tertawa kecil.