Chereads / RESTART / Chapter 18 - [RE]START 7.0

Chapter 18 - [RE]START 7.0

Kamar yang gelap dan sunyi. Tirai jendela yang ku tutup rapat. Pintu kamar tak lupa aku kunci. Walau memang tak ada siapapun di rumah ku. Hanya tampak cahaya terang dari layar monitor komputer milik ku.

Ini adalah satu satunya waktu yang menyenangkan bagi ku. Dengan headphone yang terpasang di telinga ku, aku mendengarkan musik yang ku sukai. Duduk didepan layar komputer dan melihat lihat berita tentang perkembangan game dan teknologi terkini.

Saat saat santai ini pasti akan segera berakhir. Dan aku harus menunggu hari esok lagi untuk menikmati waktu seperti ini. Dan hal yang sangat tak terduga pun terjadi.

Kriingg~~

Smartphone ku berdering tanda ada telepon yang masuk. Aku pun menoleh ke arah smartphone ku yang ada di atas ranjang. Karena kemalasan ku aku akhirnya hanya mengandalkan teknologi.

"Komputer ... sambungkan telepon nya sekarang", ujar ku dan layar komputer ku menampilkan nama penelepon nya.

He?! Ibu?! tumben nelpon ...

Alangkah terkejutnya aku ketika tahu yang menelepon adalah ibu ku. Belakangan ini ibu jarang menelepon ku. Aku juga sadar ibu pasti sibuk bekerja di luar negeri.

Click!!

Aku menekan tombol enter di keyboard komputer ku dan telepon otomatis tersambung di headphone ku.

"Halo ... apa kabar Kazumi?", suara ibu ku yang sangat aku rindukan.

"Biasa aja bu ... kenapa telepon?", tanya ku.

"Ibu ... minta maaf sebelumnya ... mendadak gini soal nya", kata kata ibu yang membuat ku sedikit khawatir.

Kok perasaan ku aneh lagi ...

"Hmm ... bilang aja", jawab ku sambil mencoba untuk berpikir positif.

"Kamu bakal punya adik perempuan", ucapan ibu yang sangat jauh dari perkiraan ku.

"He?! ... ibu nikah?", aku terkejut dan penasaran apa yang terjadi sehingga ibu berkata seperti itu.

"Kamu ... gak apa apa kan?", ternyata memang benar bahwa ibu menikah lagi.

"Hmm ... aku sih terserah ibu aja", jawab ku karena mengerti akan keadaan ibu yang harus seorang diri membanting tulangnya untuk membiayai hidup ku.

Aku juga mengerti ibu tak bisa terus sendirian bekerja di luar negeri. Aku lebih senang jika ibu memiliki pendamping hidup. Tapi yang membuat ku terkejut adalah kata kata ibu soal adik perempuan tadi.

"Kazumi ... kamu memang anak yang baik ... ibu akan pulang besok ... jemput ibu di bandara pukul 4 sore ya?", akhirnya aku bisa bertemu ibuku setelah setahun berpisah.

"Hmm ... oke ... tapi tunggu!, aku masih gak paham ... maksud nya adik perempuan itu apa?", aku mencoba menanyakan hal yang paling mengejutkan dalam hidup ku itu.

"Ibu akan jelasin semua besok ... sudah dulu ya ibu mau siap siap", ucap ibu lalu memutus sambungan telepon nya.

Seketika aku hanya bisa terdiam. Aku tak merasa senang, aku juga tak merasa sedih. Tapi perasaan ku berubah ketika muncul notifikasi email dari [RE]Electronic di layar komputer ku.

[Device yang anda pesan sudah ada di depan rumah!, terimakasih sudah membeli Device kami!]

Setelah membaca nya aku segera melepas headphone ku dan keluar dari kamar ku. Aku menuruni tangga dan menyusuri ruang tamu yang gelap menuju pintu depan rumah. Aku meletakan ibu jari ku di kaca yang ada di atas gagang pintu.

Pintu pun otomatis terbuka dan aku melihat kardus yang bertuliskan logo perusahaan sialan itu. Sekarang pengiriman barang tak lagi menggunakan tenaga manusia. Mereka sudah menggunakan drone yang di kendalikan dari jarak jauh.

Setelah mengangkat kotak itu dan memasukan nya kedalam rumah. Aku segera menutup pintu dan mengunci nya lagi dengan hanya menempelkan ibu jari ku di kaca yang ada di atas gagang pintu.

Kotak berisi Device untuk Rui itu hanya ku letakan di atas sofa di ruang keluarga. Keadaan rumah ku memang gelap. Lampu lampu yang tak terlalu ku butuh kan memang aku matikan. Selain untuk menghemat listrik aku juga lebih suka keadaan rumah yang gelap.

Aku kembali ke markas ku yang aman ini. Hanya di dalam kamar aku dapat merasa tenang dan sedikit bahagia. Aku sengaja membuat kamar ku gelap agar aku bisa melihat indah nya cahaya warna warni dari lampu neon yang ku pasang di setiap sudut kamar.

Setelah menutup pintu kamar dengan rapat aku segera mengambil headphone ku yang ada di atas keyboard komputer ku. Aku mematikan komputer lalu memakai headphone ku kembali.

Aku langsung membaringkan tubuh ku di ranjang ku yang empuk ini. Aku mendengar musik dari smartphone ku sembari memejamkan mata ku. Mendengar musik sebelum tidur itulah jadwal kegiatan terakhir ku setiap hari nya.