Chereads / RESTART / Chapter 20 - [RE]START 8.0

Chapter 20 - [RE]START 8.0

Tak ku sangka waktu berjalan begitu cepat. Setelah mengantar Hina pulang dan membawa mobil ku ke bengkel. Aku hanya punya sedikit waktu untuk menuju ke bandara untuk menjemput ibu.

Aku hanya punya waktu sepuluh menit untuk bisa sampai di bandara. Padahal biasanya membutuhkan waktu sampai satu jam. Jarak pusat kota Natsu sangatlah jauh. Bukan itu saja, terkadang beberapa jalur bisa sangat padat atau bahkan macet.

"Aku pasti terlambat ... tapi ... aku tetap ingin tepat waktu", gumam ku lalu mengutak atik Controller mobil ku.

[Speed limiter]

[OFF]

[Full Control]

[ON]

Aku menggunakan fitur yang sudah lama ingin aku gunakan. Aku mematikan speed limiter mobil ku. Dan tak lupa menghidupkan fitur kontrol penuh pada mobil ini. Itu berarti mobil ini akan kukendalikan sepenuh nya.

Tak ada lagi batas kecepatan, itu saat nya aku beraksi. Aku menginjak pedal gas sampai batas nya. Kecepatan mobil ku naik pesat.

"Komputer ... carikan rute tercepat menuju ke bandara kota Natsu!", ujar ku.

Hologram pun muncul didepan mata ku. Sekarang aku tau jalur yang tak memiliki hambatan. Aku pun segera mengikuti arahan GPS. Kecepatan mobil ayah memang hebat.

Aku bisa sampai 200 kilometer per jam. Aku menyalip semua mobil yang ada di depan ku. Sudah lama aku tak mengebut seperti ini. Sensasi adrenalin yang sangat menyenangkan.

Tak lama kemudian aku sampai di bandara kota Natsu. Saat ini sudah pukul empat sore lebih dua menit saja. Aku hanya terlambat dua menit. Setelah sampai di wilayah bandara, aku segera mencari tempat parkir.

Setelah memarkir kan mobil, aku segera menghubungi ibu.

{Aku sudah sampai}, chat yang ku kirim.

{Ibu sudah lihat mobil ayahmu}, balas ibu.

Aku pun keluar dari mobil dan melihat ibu sedang berjalan ke arah ku. Wanita yang memakai seragam kantor dan sepatu hak tinggi nya ini adalah ibu ku. Kami sudah lama tak berjumpa sejak musim semi tahun lalu.

Ibu memeluk ku dengan pelukan hangat nya.

"Wah ... tambah tinggi kamu nak", kata ibu dengan mata yang berkaca kaca.

"Gini ... ibu gak punya cukup waktu, masuk mobil dulu aja yuk", ibu mengajak ku kembali masuk ke dalam mobil untuk membicarakan hal yang seperti nya penting.

Ibu pun bercerita panjang lebar tentang pertemuan nya dengan suami baru nya. Kami bahkan sempat berkenalan lewat Video Call. Ternyata suami baru ibu adalah bos kantor tempat ia bekerja.

Nama nya Shotarou Kei. Pemilik KeyCorp, perusahaan yang memproduksi perangkat keras seperti komputer dan semacam nya. Perusahaan yang terletak di jepang itu cukup besar. Aku kaget ketika ibu memperkenalkan nya pada ku.

Dan juga ibu bilang ia harus kembali ke jepang hari ini juga. Aku tak tahu lagi betapa sibuk nya ibu ku ini. Aku pun hanya meng iya kan semua nasehat yang ia berikan pada ku. Dan yang terpenting adalah.

Soal saudara tiri ku. Ibu sedikit menceritakan tentang nya. Kata ibu dia adalah gadis yang seumuran dengan ku. Ibu juga bercerita tentang kecelakaan yang merenggut nyawa kakak nya dan juga ibu nya.

Aku bersikap biasa saja, sampai ibu berkata.

"Saudara tiri mu akan pindah ke sini"

Tunggu?! apa?!

"Ngapain dia pindah?, bukan nya enak di jepang?", aku pun mulai bingung.

"Ibu gak punya banyak waktu sayang ... ibu harus ikut penerbangan berikut nya untuk kembali ke jepang", kata ibu sembari melihat smartphone nya.

"Kapan dia ke sini?", pertanyaan yang muncul di kepala ku.

"Besok", satu kata ibu yang membuat tubuh ku seperti membeku.

"Ayah nya memindahkan dia ke sini untuk ... kau akan tau alasan nya saat bertemu dengan nya", ibu tak melanjutkan kalimat yang berarti itu sedikit sensitif.

"Ya sudah ... pesawat nya dah dateng ... maaf gak bisa pulang ... tapi natal ini ibu akan pulang bareng ayah baru mu", lanjut ibu lalu keluar dari mobil.

Besok?! apa ini mimpi?!

Aku hanya berdiam diri di dalam mobil selama beberapa menit. Mencoba mencerna semua cerita ibu ku yang sedikit tak masuk akal bagi ku. KeyCorp adalah perusahaan teknologi yang cukup besar. Dan sekarang aku menjadi bagian dari keluarga pemilik nya.

Agak sulit diterima, tapi aku tetap berusaha tenang dan menerima semua nya seperti biasa nya. Takdir memang selalu berjalan dengan pola yang tak bisa di tebak.

Dan aku membenci takdir ...