Bel pulang sekolah pun berbunyi dan memecah ketegangan murid murid di kelas. Jam terakhir hari ini adalah matematika, pelajaran paling mematikan dari semua pelajaran yang ada. Mendengar bel pulang sekolah berbunyi seperti kami minum saat sedang haus di padang gurun.
Murid murid lain pun mulai meninggalkan kelas. Sebagian ada yang pulang dan sebagian lagi ikut klub tambahan. Seperti yang telah kami bertiga rencanakan, aku akan mengantar mereka berdua ke game center di pusat kota.
Aku segera membereskan barang barang ku dan memasukan nya ke ransel hitam ku. Setelah menutup nya dengan rapat aku menggendong nya di punggung ku dan bersiap untuk pulang.
"Kazumi ... aku sama Hina ke rumah mu sekarang ya?", tanya Takumi sembari membereskan barang barang nya.
"Hmm terserah ...", jawab ku dengan wajah datar.
Kami bertiga pun berjalan bersama menuju rumah ku.
"Oh iya Cumi chan ... gimana kabar ibu mu?", tanya Hina ditengah langkah kami.
"Hmm ... sehat dan malah kemarin ngirim uang lebih", jawab ku.
"Enak ya, ibu mu kerja di luar negeri ...", kata Hina.
"Enak sih enak ... tapi Kazumi jadi tinggal sendiri di rumah ... ayah nya kan juga udah meninggal", timpal Takumi.
"Oh, iya juga ... gak jadi enak, gak jadi enak hehe", lanjut Hina dengan sedikit tawa.
"Eh ... tapi mobil ayah ku udah setahun gak aku pake loh ... nanti kalo mogok gak salah aku loh ya ...", ucap ku saat sudah sampai di depan rumah.
"Gak akan ah ... mobil bagus kok", kata Takumi yakin.
"Oke lah ... kalian tunggu di depan pintu rumah ku", ucap ku menunjuk ke arah pintu depan rumah seraya melangkah ke pintu garasi yang ada di samping rumah.
Aku pun meletakan ibu jari ku di kaca yang ada di tengah pintu garasi ku. Dan secara otomatis pintu garasi akan terbuka ke atas.
Jeglek ...
Suara pintu garasi yang sudah terbuka penuh.
Terlihatlah bagian depan mobil sedan peninggalan ayah ku yang sedikit berdebu karena tak pernah ku urus.
"Hore ... kita ngebut ngebutan lagi!!" teriak Hina lalu berlari masuk ke garasi.
"Oi ... kau pikir ini game", ucap Takumi menghampiri ku.
"Hmm ... setelah sekian lama ...", gumam ku.
"Hmm ... Kazumi ... ayo malah ngalamun!", ucap Takumi menepuk pundak ku.
Aku pun melangkah ke pintu depan sebelah kanan tempat pengemudi. Aku meletakan telapak tangan kanan ku di jendela mobil ku dan pintu otomatis tak terkunci lagi.
"Aku duduk di depan ya Cumi chan!!!", seru Hina lalu masuk dan duduk di kursi sebelah kiri pengemudi.
"Serah kalian lah ...", ucap ku lalu masuk ke mobil dan duduk di kursi pengemudi setelah memasukan ransel ke bagasi mobil.
"Oke lah ... enak ni aku dapet kursi belakang ...", kata Takumi lalu berbaring di kursi belakang.
"Oi Takumi ... pake sabuk pengaman!, aku gak mau ditilang gara gara kamu ya ...", ucap ku lalu memakai sabuk pengaman.
"Hmm ... oke oke", ucap Takumi kembali duduk dan memakai sabuk pengaman.
"Pakein dong Cumi chan", pinta Hina.
"Ogah amat ya ...", ujar ku kesal.
"Hehe ... bercanda kok", ucap Hina lalu memakai sabuk pengaman nya juga.
Untuk menyalakan mesin aku hanya perlu meletakan ibu jari ku di bagian tengah roda kemudi yang seperti tab di jaman dulu. Setelah tab di tengah roda kemudi menyala, mesin pun ikut menyala dan pintu yang terbuka otomatis tertutup dan terkunci.
Aku menginjak pedal gas perlahan dan menggerakkan mobil keluar dari garasi. Pintu garasi rumah otomatis tertutup setelah mobil keluar. Kami pun segera menuju ke game center di pusat kota.
"Eh eh, Kazumi ... apa kamu suka sama anak baru itu?", tanya Hina.
"Jawab tuh Kazumi ... Hina cemburu tau ...", timpal Takumi.
"Berisik ah!, gak usah di jawab juga gak apa apa", kata Hina memalingkan wajah ke arah jendela.
"Hmm ... dia dulu juga gamers sama seperti kita, sampai saudara nya meninggal karena virus game itu juga", jelas ku sembari fokus mengemudikan mobil.
"Jadi inget waktu kita ada di dalem game [RE]SEKAI ya?, kebut kebutan di jalan ... Kazumi selalu jadi supir haha ...", kata Takumi mengingat masa lalu yang menyenangkan.
"Oi ... bisa diem gak ... jangan bikin aku keinget Renai terus ... kalo kita kecelakaan gimana?", ucap ku tanpa mengalihkan pandangan ku dari jalanan.
Setelah setengah jam perjalanan akhirnya kami sampai di game center yang berada di pusat kota. Setelah memarkirkan mobil di parkiran yang ada di depan game center, kami pun keluar dari mobil.