"Arsyad!! sini dulu Nak.." Panggil Azrina dari dapur. Suaranya ia keluarkan sekencang mungkin agar Arsyad yang berada di kamar atas bisa dengar.
"Iya Mi? Ada apa?" tanya Arsyad sambil berlari dan berdiri di samping Azrina begitu sampai.
"Ummi minta tolong boleh yaa.." Pinta Azrina sambil memegang lengan Arsyad. Senjata paling ampuh agar Arsyad yang jarang keluar mau menuruti permintaannya.
"Minta tolong apa Ummikuu sayang?" tanya Arsyad sambil memeluk Azrina.
"Tolong anterin rantang makanan ini ke toko Ummi ya. Kasih ke Bu Maya." Jawab Azrina sambil membalas pelukan Arsyad, membuat pria yang duduk di meja makan cemberut.
"Arsyad! cepetan kasih Bu Maya. Jangan nunda-nunda waktu." Titah Althaf dengan nada tak enak. Matanya menatap Arsyad dengan penuh harapan, agar anaknya itu cepat pergi.
"Iyaa Abi. Cemburu sama anak sendiri ni?" Goda Arsyad sambil memegang rantang dengan kedua tangannya lalu pergi ke toko dengan mobilnya.
Azrina yang merasa di perhatikan hanya menunjukkan cengirannya. Sedangkan Althaf yang sedang kesal langsung menggendong Azrina ke kamar.
"Mas!!! Azfa mau liat Syifa di kamar." Ucap Azrina di sela-sela tawanya karena di gelitikin Althaf.
"Yaudah liat. Mas mau kebawah dulu. Minum. Kamu hati-hati nati turun tangganya. Perut kamu udah 6 bulan itu." Ingat Althaf. Sebelum pergi, tangannya ia sempatkan untuk mengelus perut buncit yang sekarang sedang mengandung anaknya.
"Yah, padahal Azfa masih pengen di gendong." Gumam Azrina yang masih kedengaran di telinga Althaf.
"Ohh gitu? masih mau digendong ya?" Tanya Althaf sambil menaikkan alisnya.
Azrina mengangguk dengan cepat dan berulang kali. Entah kenapa rasanya ia sangat ingin digendong.
"Gamau ah. Berat kamu." Tolak Althaf.
Azrina langsung mengerucutkan bibirnya kesal. Athaf yang berhasil menggoda Azrina langsung menggendong tubuh Azrina. Walaupun sudah jadi Abi-Abi, tenaga Althaf gak bisa di remehkan demi istri tercintanya ini.
"Mau kemana tuan putri?" Tanya Althaf sambil tersenyum.
"Ke kamar Asyifa yang mulia." Jawab Azrina senang.
"Meluncur putri!!!" ucap Althaf.
Althaf membawa Azrina ke kamar Asyifa. Anak ketiga mereka. Sekarang ini umurnya masih 4 tahun. Dan sekarang Azrina sedang hamil lagi anak ke-4 yang berusia 6 bulan.
*****
"Assalamu'alaikum," sapa Arsyad di depan toko.
"Wa'alaikumsalam. Ada Nak Arsyad toh, masuk-masuk." Balas Maya.
"Iya Bude." Jawab Arsyad sambil masuk dan duduk di tikar sambil meletakkan rantangnya dengan sangat hati-hati.
"Fa!! Ambilin minum buat Nak Arsyad." Titah Maya.
Karena ada pembeli, Maya harus melayani pembeli terlebih dahulu. Setelah menunggu lima menit, keponakan Maya datang membawa dua gelas jus jeruk yang dibuatnya sendiri.
"Ini minumnya kak.." Ucap Lathifa itu sambil menaruh nampannya dan menundukkan kepalanya tanpa melihat Arsyad.
Arsyad yang kaget hanya bisa menahan dirinya untuk tidak menyapa duluan. Karena jujur, ia sendiri masih canggung dengan Lathifa. Saat Lathifa manaikkan pandangannya, Lathifa pun sama kagetnya.
"Ehh kak Arsyad. Minum kak. Saya permisi ke belakang." Ucap Lathifa.
"Iyaa Fa.." Jawab Arsyad pelan.
Lathifa berlari masuk karena malu. Bagi Lathifa, ini adalah pertemuan kedua langsung setelah di sekolah tadi. Jujur, Lathifa mulai mengagumi lelaki itu sejak lama. Saat Arsyad, mengisi acara di penyambutan anak baru kelas X. Sejak itulah Lathifa mengaguminya secara diam-diam.
"Faa.. Kamu ngapain di dalam??" Tanya Maya yang bertanya dari depan.
"Lagi mau..." Lathifa terdiam. Memikirkan jawaban yang masuk akal, "Beresin dapur Bude..." Jawabnya saat melihat dapur sedikit berantakan.
"Dapur kita kan bersih.." Gumam Maya.
"Yaudah.. Kalau udah selesai ke depan ya. Banyak yang beli kue ini lho.." Ucap Maya.
Karena melihat Maya yang kewalahan, Arsyad berdiri dan berjalan ke arah Maya. Mendekat ke Maya agar bisa membantu. Dengan cekatan ia membantu Maya memotongi cake dengan rapi.
"Biar Arsyad yang bantu Bude.." Ucap Althaf dan tersenyum tipis.
"Buk.. Blackforest satu dong.. dipotong kecil-kecil ya.." Ucap salah satu pelanggan.
Arsyad menggulung lengan bajunya sampai siku dan berjalan ke bagian yang diminta pelanggan. Diambilnya sekotak dan dibawa ke meja kasir untuk dipotong-potong.
"Berapa Dek?" Tanya pelanggan itu.
"Bude.. Yang ini harganya berapa?" Tanya Arsyad ke Maya.
"Yang itu Rp.75.000 Nak.." Jawab Maya.
"Rp.75.000 Buk.." Jawab Arsyad ke pelanggan itu.
"Ini duitnya.. Terima kasih ya.."
"Sama-sama Buk.."
Melihat toko udah mulai sepi, Arsyad kembali duduk dan meminum jusnya.
Setelah 10 menit kemudian, Arsyad melihat Lathifa berjalan ke arah kasir dan duduk di sana. Sampai akhirnya tatapannya dibuyarkan oleh Maya.
Iseng, Lathifa menolehkan wajahnya ke arah Arsyad, tampaklah lelaki itu sedang bercerita ria dengan Maya. Sedetik pun pandangan Lathifa tidak terlepas dari Arsyad.
"Faa.. Kenapa liatin Nak Arsyad sampai begitu?" tanya Maya bingung.
'Astagfirullah.. Ketahuan Bude..' Batinnya.
"Itu Bude, di dahi kak Arsyad ada nyamuk. Coba di pukul dulu.." Jawab Lathifa. Entah ide darimana ia menjawab itu.
Refleks, Arsyad memukul dahinya sendiri saat itu. Setelah melihat telapak tangannya, ternyata tidak ada apa-apa.
"Gak ada.." Gumam Arsyad.
"Udah terbang kak.." Jawab Lathifa yang mendengar gumaman Arsyad.
"Ohh gitu..." Balas Althaf lalu melanjutkan ceritanya ke Maya.
'Iyalah kak gk ada.. Kan Aku cuma nyari alasan..' Batinnya.
"Kalau begitu Arsyad pulang dulu Bude..." Ucap Arsyad sambil menyalam tangan Maya.
Dan saat bertatapan dengan Lathifa, Arsyad menangkupkan kedua tangannya di depan dada dan pamit pulang. Lathifa hanya membalas dengan menangkupkan kedua tangannya juga.
**************************