Akan ku ceritakan tentangku.
Pak Deo Ho adalah seorang pria yang berusia 50 tahun, dulu dia dan istri nya bekerja sebagai dagang ikan yang memiliki cabang di setiap daerah. Setelah Bagas mengetahui tentang Pak Dae Ho yang dapat mengirim dagangannya ke setiap cabang di daerah itu Bagas berencana untuk mengajukan kerja sama dengan pak Dae Ho akan tetap pak Dae Ho menolak di karna kan barang yang di maksud Bagas bukan hanya emas melainkan juga narkoba.
Bagas berkali kali menemui Pak Dae Ho akan tetapi Pak Dae Ho tetap menolak lalu pada suatu ketika Bagas menemui Pak Dae Ho dan berencana untuk menghancurkan dagangan Pak Dae Ho.
"Aku sudah berkali kali datang dan kau tetap memberi ku jawaban yang sama ini yang terakhir, ambil uang ini dan terima barangku atau kau akan hancur" kata Bagas dengan dengan memegangi nya uang lalu berbisik untuk mengancam Pak Dae Ho.
"Ambil saja uang harammu dan jangan pernah kembali lagi ke tempatku" Dengan membuang uang yang di pegangnya lalu menelpon penerima barang tanpa memperhatikan Bagas.
"Oke oke, aku tak akan kembali, ngomong ngomong ikanmu segar sekali semoga harimu menyenangkan akhir pekan ini" Dengan santai nya Bagas melihat lihat ikat Pak Dae Ho layaknya seperti orang yang sedang membeli ikat, akan tetapi tanpa sadar Bagas membuang Narkoba ke ikan itu lalu manaruh satu paket kecil Narkoba ke sebuah keranjang ikan yang siap angkut.
>>> 12 Jam kemudian <<<
Beberapa orang yang membeli ikan yang langsung dari pak Dae Ho mengalami efek dari Narkoba tersebut dan juga satu paket kecil itu sudah di temukan oleh penerima Barang setelah di cek isisnya adalah Narkoba, Banyak orang yang langsung melaporkan hal ini kepada polisi.
Tepat pada pukul 20:00 ada banyak Polisi yang berada di luar rumah pak Dae Ho yang siap menangkan dan menggeledah rumah pak Dae Ho.
"Sebaiknya kau keluar atau kami tembak kalian" Ancaman salah seorang polisi.
Pak Dae Ho kaget karna melihat banyak nya Polisi yang siap menangkapnya. "sialan, ini pasti ulah Bajingan itu, Sayang sebaiknya kita harus pergi dari sini secepatnya sebelum mereka memaksa masuk, ayo nak ikut bapak kita keluar dari ruang bawah tanah itu" Dengan membawa anak dan istrinya.
Setelah mereka berhasil keluar dari ruang bawah tanah itu mereka di kejutan dengan sejumlah kelompok menggunakan topeng.
"Hey hey, sudah ku duga kau akan kabur dari sini tangkap mereka" Dengan menodongkan senjata ke kepala pak Dae Ho "Bawa mereke sekarang".
Mereka di sekap di sebuah gudang kosong yang jauh dari rumah mereka.
"Lepaskan kami, siapa kamu dan apa maumu" Tanya Pak Dae Ho dengan tubuh yang terikat berbicara penuh emosi.
"Ussss usss sussusss, kau telah meyakiti perasaanku dan kau telah menolak kemauan ku, dan kau pasti sudah tau aku" Dengan membuka topeng nya.
"Bajingan kau Bagas, kenapa kau harus lakukan ini semua kepada keluargaku" Emosi yang sudah tidak terkendali akan tetapi apalah daya tubuh terikat dengan sangat kuat.
"Aku ingin kau merasakan bagaimana rasanya sakit di hati, Ngomong ngomong istrimu cantik juga" Dengan mengelus ngelus pipi istri Pak Dae Ho. "Teman Teman kita perkosaan istri nya di depan matanya hhhhhh" Bagas dan teman teman memperkosa istri pak Dae Ho dengan penganiayaan yang sangat kejam.
"Bajingan lepaskan istri ku, bajingan kalian, tidak aaaaaa lepaskan istri ku" Pak Dae Ho berteriak dengan sangat kencang dengan tangisan dan emosi.
Pak Dae Ho tidak bisa melakukan apa apa selain mengamuk sedang kan anaknya hanya menangis melihat ibunya di aniya ya.
Setelah istri pak Dae Ho di perkosa mereka pergi dan hanya 1 orang yang di suruh untuk menjaga mereka supaya tidak kabur. Istri Pak Dae Ho masih belum sadarkan diri karna masih lemas dan beberapa jam kemudian dia sadar dalam kondisi yang sangat pucat dan terluka parah.
"Aku akan bebaskan kalian" Dengan tubuh yang lemas dan terluka perlahan merangkak mendekat ke suaminya untuk membukakan tali yang mengikat suaminya. Dengan lemah dia berkata "kita harus kabur dari sini".