Chereads / CINTA 5 NEGARA / Chapter 22 - KEHANCURAN DALAM SEKEJAP (4)

Chapter 22 - KEHANCURAN DALAM SEKEJAP (4)

Malam yang amat gelap menyelimuti seluruh kota itu, awan awan menutupi sinar bulan yang terang hujan mulia berjatuhan, kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan, beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar yang di sertai petir menyambar.

Setelah terlepas dari ikatan itu dia mengambil sebuah patahan besi yang buat sebagi senjata untuk meloloskan diri.

"Kalian tunggu di sini aku akan melihat penjaga itu" Dengan mengintip dari pintu yang terbuka setengah terlihat penjaga yang sedang menelpon sendirian lalu mendekat ke anaknya lalu berkata.

"Nak kau teriak panggil ayah supaya penjaga itu masuk ke dalam nanti ayah tikam dia dari belakang pintu, kamu paham kan nak" Dengan mendekat dan bersembunyi ke di belakang pintu.

"Ayahhh, Ayahhh" Berteriak dengan sekencang kencang nya bersaing dengan suara air hujan.

Penjaga itu masuk untuk memeriksa mereka dan dia dia tidak melihat ada Pak Deo, dengan sigap Pak Deo memukul kepala penjaga itu lalu menusuk bagian belakang perutnya menggunakan patahan besi itu.

"Sebaiknya kita harus cepat cepat keluar dari sini, aku akan mengendong kalian berdua, ayo nak" Dengan membantu istri nya berdiri dan sesaat Pak Deo mengangkat anaknya penjara itu tersadar dan perlahan mengambil pistolnya lalu mengarahkan nya ke arah Pak Deo.

Dorrrrrr. Peluru yang keluar dengan cepat begitu juga dengan istri pak Deo yang melihat arah pistol itu langsung mendorong Pak Deo yang membuat nya terjatuh, akan tetapi peluru itu tidak meleset kemana mana melainkan mengenai istri Pak Deo.

setelah peluru itu di tembakkan seketika penjara itu mulai mengeluarkan nafas terakhir nya.

"Aaaahh" Istri pak Deo terjatuh dengan mengeluarkan darah dari bibir yang bergetar dan tergeletak di depan anaknya.

"Tidakkkk" Teriakan yang di sertai tetesan air mata yang dengan sepontan keluar, emosi yang bercampur daur membuat Pak Deo berdiri dan mencabut besi yang tertancap di tubuh penjaga itu lalu menusuk nusuk sekujur tubuh penjaga itu dengan penuh amarah "Aaaaaaa".

"Sayang maafkan aku, tolong jaga putri kita" dengan nafas nafas terakhir nya.

"Tidak kita berdua akan tetap menjaga putri kita" menggenggam tangan Istri nya dengan seerat erat mungkin.

"Bu Ibu jangan tidur Bu kita harus pergi Bu bangun Bu" dengan sentuhan tangan nya yang kecil menepuk-nepuk Ibunya.

"Maafkan Ibu Nak, Tolong jaga putri kita dan sayangi dia dengan sepenuh hatimu kumohon" dengan kata kata terakhir Istrinya lalu menghembuskan nafas terakhir.

"Tidakkkkkkkk" memelukku Istri nya bercampur air mata. Pak Deo menggendong istrinya dan membawa nya pergi bersama anaknya dengan menerjang hujan yang semakin deras yang di sertai suara geruh.

Pak Deo berhenti di sebuah pohon besar karna Putrinya kecapean sambil menunggu hujan reda Putri nya berusaha membangunkan ibunya yang sudah tidak meninggal "Bu bangun Bu, pak ibu kenapa nggk bangun bangun Pak" Tanya Anaknya dengan polos.

Karna tak bisa membendung air mata nya Pak Deo menangis di depan jasad Istri nya dan berkata "Ibumu sudah pergi untuk selama lamanya".

Karna hujan tak kunjung reda Pak Deo memutuskan untuk istirahat di sana karna hujan yang tetap deras dan jalan yang gelap gulita.

"Nak sebaiknya kamu istrahat dulu supaya kamu tidak kecapean ayah akan jaga kamu" Kata Pak Deo sambil menyandarkan istrinya lalu menidurkan anaknya di pangkuannya.