Di pertengahan jalan Rafi bertanya kepada Vina tentang kejadian di mana saat dia meninggal Vina sendirian di gedung itu "Vina apa kau masih marah padaku?"
"Jelas tidak, lupakan saja masalah tadi" jawab Vina dengan mengabaikan Rafi.
"Bukan masalah tadi, aku bertanya tentang masalah di saat aku meninggalkan mu sen"
Plak!.... Rafi langsung tersambar dengan tamparan Vina "jika kau mengungkit masalah itu aku akan membenci mu".
"Hey hey jangan gampang membenci itu tidak baik" ucap Rafi yang berhenti di tengah jalan.
"Lalu apa maksudmu melakukan itu kepadaku bodoh" ucap Vina dengan emosi.
"Aku hanya sedikit di kendalikan emosi saat itu, jadi lupakan saja itu aku minta maaf oke" kata Rafi dengan tatapan serius.
"Sedikit kau bilang sampai aku hampir di bunuh dengan sekumpulan orang bodoh yang membawa ku kesini tanpa pasword, kau tau aku di sini itu masih berstatus penyelundup dan kau tau itu semua gara gara kebodohanmu" mendorong Rafi akan tetapi Rafi dengan cepat mengambil tangan Vina dan menggenggam nya lalu menatap Vina dengan tajam.
"Dan kau tau betapa payahnya aku ini dan dengan penyesalan yang sangat dalam sehingga membuatku merasakan kehilanganmu saat itu, dan seandainya kau tau apa yang aku pikirkan saat kau tidak ada" ucap Rafi dengan tatapan seriusnya.
"Sudahlah lupakan saja masalah itu sekarang kita lanjutkan saja jalan nya, ayo jalan" ucap Vina.
Setelah mereka sampai di rumah pak Deo mereka memaksa membersihkan tempat dimana mereka akan makan besar dan pak Deo merasakan keramaian yang tidak pernah dia rasakan selama ini begitu pula dengan anaknya yang awalnya selalu diam kini sudah mulai kembali ceria karna Vina selalu mengajaknya berbicara walaupun bahasa Koreanya Vina tidak lancar telalu lancar.
"Aku tidak pernah melihat putriku seceria itu setelah Ibunya tidak lagi bersamanya, aku sangat berterima kasih sekali kepada kalian" ucap pak Deo dengan terharu.
"Apa yang kau ingin selama ini" tanya pak Aryan
"Yang orang selalu inginkan ketika dia di fitnah adalah sebuah kebenaran dan aku selalu ingin namaku kembali di bersihkan dan aku hanya ingin tinggal dengan putriku dengan damai, namun sampai saat ini belum juga aku dapatkan mungkin ini adalah takdir Tuhan" ucap pak Deo dengan air mata yang berkaca kaca.
"Ini bukan takdir Tuhan tapi ini namanya kau putus asa, cobalah untuk mencari kebenaran dari Tuhan siapa dirimu dan untuk apa dia melakukan itu padamu, kami akan membantumu untuk memperbaiki nama baikmu" ucap pak aryan dengan kata kata yang membangkitkan jiwa pak Deo.
"Ya kami akan membantu pak Deo karna sebagai manusia kita harus saling membantu" ucap Rafi dengan senyuman.
"Terima kasih banyak"
"Tapi apa kalian punya rencana untuk ini" tanya Vina.
"Akan aku pikirkan" jawab pak Aryan.
Matahari sedikit demi sedikit mulai terbenam dan mereka keluar menyaksikan senja yang begitu indah dari tempat pak Deo.
"Ini masih awal kalian akan menyaksikan lebih indah lagi dari yang ini" ucap pak Deo.
"Aku tidak sabar" ucap Vina.
Vina dan Rafi masuk ke dalam untuk mengambil semua makan dan bertepatan di sana Rafi melanjutkan pertanyaan saat itu.
"Vina sebenarnya aku ingin menanyakan tentang Pamanku saat kau di tangkap oleh Bagas apa kau melihat Pamanku bersama mereka, apakah Pamanku juga ada di tempat yang sama denganmu" tanya Rafi.
"Aku tidak pernah melihat Pamanmu selain dia hampir mati di rumah sakit kan jadi buat apa kau tanyakan dia padaku" jawab Vina sambil mengumpulkan makanan.
"Lalu kemana dia pergi apa jangan jangan"