Sepintas Leo bisa melihat tatapan Briana yang sulit sekali untuk diartikan namun diabaikan sebab beberapa pertanyaan dilemparkan untuknya. "Maaf aku harus menelepon dulu."
"Ok jeng." Briana menuju toilet dan di sana dia menelepon suaminya.
"Halo Alend,"
"Halo sayang, kangen sama aku ya,"
"Tidak kok, aku tak merindukanmu tapi aku ingin memberikan kau suatu informasi yang penting."
"Apa?"
"Ternyata Leo adalah anak Fredikson. Rival dalam urusan bisnis itu." Berita yang Briana kabarkan, jelas kabar yang sangat besar tapi respons dari suaminya membuat Briana kaget.
"Lalu? Memangnya kenapa?"
"Alend, kau mendengarkanku bukan? Dia anak rivalmu dalam bisnis, bagaimana jika lamarannya gagal karena kalian saling bermusuhan?" Dari balik telepon Briana bisa mendengar napas panjang diembuskan.
"Briana sayang, itu nggak menjadi persoalan kok selama Leo baik dan benar-benar cinta sama Nabila, aku rasa itu bukan suatu alasan untuk takut." Raut wajah kecewa tampak pada Briana.