"Aku tak tahu. Tiba-tiba saja pihak rumah sakit meminta agar Ibu segera keluar. Bagaimana ini Nabila, aku tak mau Ibu seperti ini terus?" lirih Wenda dalam pelukan.
"Iya, iya aku mengerti." Nabila melerai pelukan, mengusap air mata Wenda dalam sekejap kemudian memberikan solusi.
"Apa kau sudah menghubungi pihak rumah sakit yang lain?"
"Sudah tapi mereka juga tidak mau Ibu masuk rumah sakit mereka, aku kebingungan Nabila."
"Kalau begitu ayo kita ke apartemenku di sana Ibumu bisa tinggal dengan layak,"
"Tidak Nabila. Aku tak mau merepotkanmu. Aku hanya ingin Ibuku dirawat intensif."
"Tapi sebelum itu kita harus membawa Ibumu ke tempat yang lebih aman, apa kau tega melihat dia berada di luar terus?" Wenda memandang pada Ibunya.
Wanita paruh baya itu tersenyum lemah dengan wajah pucat pasi. Tubuhnya hanya dipakaikan baju pasien yang tipis. "Maaf Ibu."