"Leo kau sudah sampai, ayo duduk." Pria itu patuh dan duduk di sisi Axton yang makan dengan tenangnya.
"Ini enak sekali Tuan Fredikson, anda memang pandai memilih restoran." Fredikson tersenyum.
"Ini bukan apa-apa, nikmati saja makanannya." Di hadapan Leo tampaklah Emery dan kedua orang paruh baya yang Leo perkirakan adalah orang tua Emery.
Gadis itu ada kalanya menatap pada Axton sayangnya pria itu mengabaikan saja. "Tuan, kurasa sudah saatnya kita berbicara serius. Hal ini tentang putra dan putri kita yang akan menikah, aku pikir kita harus memajukan tanggal pernikahan mereka."
Axton yang mendengar itu memamerkan senyum sinis. Entah kenapa melihat senyuman dari Axton, Leo menjadi tak enak. Fredikson memandang balik pada Ayah Emery sebentar lalu dia meletakkan garpu dan pisau yang berada di tangannya.