Nabila berusaha membuat jantungnya tenang. Dia memberikan senyuman pada Leo yang masih melamun. "Wah kau sepertinya sangat mengenal Nabila karakter tokoh utama wanitamu."
"Iya, biasanya aku membuatnya seakan dia nyata." Nabila yang mendengar itu tentu saja kagum akan kemampuan Leo sebagai seorang penulis.
"Aku sudah membaca novelmu berulang kali dan secara garis besar tahu dengan jalan ceritanya jadi apa akhir ceritanya harus seperti di novel?"
"Maksudnya?"
"Kematian Nabila." Napas Leo mendadak tercekat. Jantungnya seakan dihujani tikaman pisau yang sangat banyak.
"Pendapatku akan lebih baik jika memang dibuat seperti novelnya. Kau tak keberatan?" Leo menggeleng kendati dia masih merasakan sakit yang teramat dalam.
"Leo, kau baik-baik saja?"
"Ya tak apa-apa, terima kasih atas perhatian yang kau berikan Nabila. Aku ke kamar mandi dulu. Di mana ya?"