Nabila kemudian memperlambat langkahnya. Tangan Wenda lalu dilepaskan untuk menutup wajahnya. Wenda bukanlah orang bodoh yang tidak mengerti situasi hati sang sahabat. "Nabila, apa kau tak apa-apa?"
"Iya, aku tak apa-apa." balas Nabila namun suaranya serak sekali.
"Aku butuh sendiri dulu." Wenda mengangguk dan tanpa berpamitan Nabila berjalan menuju pintu keluar taman hiburan meninggalkan Wenda sendirian.
"Sayang sekali kau ditinggalkan." Langkah wanita itu terhenti. Dia menemukan sosok Axton yang tersenyum. Entah kenapa perasaan Wenda langsung gelisah ketika bertemu mata dengan pria itu.
"Kau siapa?"
"Pria yang menyentuh lenganmu dari tadi,"
"Oh yang itu ...."
"Iya yang itu." Setelah itu mereka berdua cukup lama diam. Jujur Wenda merasa agak risih dengan tatapan Axton yang melihatnya dengan lekat.
"Tolong jangan menatapku seperti itu. Aku risi tahu."
"Maaf ya, mau tidak jalan-jalan sama aku soalnya adikku meninggalkanku. Tidak enak, kan jika aku pergi sendiri."