Chapter 154 - Jangan Dibuka

"Bima."

Wenda langsung bergerak mendekat. Dia memberikan senyuman terhadap sosok Bima yang juga memandangnya intens. "Kau kapan pulang?"

"Beberapa hari yang lalu. Bagaimana kabarmu?"

"Aku baik. Kau?"

"Sama juga. Oh iya aku sudah mendengar apa yang terjadi pada Ibumu dan aku merasa sedih. Semoga Bibi lekas sembuh."

"Terima kasih, Ibuku juga sudah merasa baikan kok. Eh bagaimana kerjanya di Bali? Kau suka keadaan di sana?"

"Iya bagus sayangnya aku merasa kesepian tanpamu." Wenda yang mendengar itu cuma bisa tertawa renyah.

"Aku minta maaf, tapi aku lebih mementingkan Ibuku ketimbang pekerjaan tersebut." Bima membuang napas sesaat lalu menatap Wenda dengan senyuman.

"Kenapa kau ada di sini? Bukannya Bibi masih dirawat di rumah sakit?"

"Iya, kami datang ke sini untuk membuat acara ulang tahun sederhana. Ibuku hari ini berulang tahun." Bima beroh-ria seraya menganggukan kepala.

"Kok kami? Kau tak datang sendiri?" Sebelum Wenda menjawab, datanglah Axton dari dalam rumah.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS