Wenda kontan memasang wajah kesal. "Axton, kalau kau keberatan mudah saja tinggal pergi dari sini. Aku tahu kamu pasti tak akan bisa bertahan di tempat yang seperti ini."
Sindiran dari Wenda membuat Axton mendengus. "Tentu saja tidak, aku adalah anaknya juga otomatis aku harus membahagiakan Ibu."
"Dia Ibuku!" kata Wenda menggunakan nada penuh penekanan. Axton membuang napas dan berjalan mengikuti Wenda yang kini melihat sekeliling.
"Kita mau beli apa?"
"Beli beberapa bahan untuk buat kue. Kado untuk Ibuku juga, kalau mau kau bisa membeli di sini."
"Serius?"
Langkah Wenda berhenti menatap pada Axton yang juga melihatnya. "Kau kenapa sih seperti meremehkan tempat ini? Mentang-mentang kau anak orang kaya, seenaknya saja memandang sebelah mata. Asal kau tahu saja, aku suka belanja di sini karena murah. Kau yang orang kaya tak mengerti apa yang namanya menghemat."